Sunday, November 24, 2024
33.7 C
Jayapura

Mengajukan Tuntutan Tebusan Rp 500 juta

JAYAPURA-Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan upaya evakuasi dimulai pada pukul 08.30 WIT, ketika pesawat Elang Nusantara Air PK-ELM dengan pilot Capt. Judha A. mendarat di Apron Lama Bandara Oksibil. “Pada pukul 08.48 WIT, korban dinaikkan ke dalam mobil ambulance milik RSUD Pegunungan Bintang, dan  bergerak menuju Apron Lama Bandara Oksibil untuk selanjutnya menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura,” jelas Benny. Pendamping korban dalam evakuasi tersebut antara lain Pabung 1715/Yahukimo Mayor Arh Soni B.S. Simanjuntak dan seorang tenaga kesehatan bernama Markus Ribo. “Evakuasi ini diharapkan dapat membantu korban dalam mendapatkan perawatan medis yang memadai,” tutup Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo. Sebagaimana dikabarkan sebelumnya pada Jumat, tanggal 12 Mei 2023, pukul 09.00 WIT beberapa pekerja proyek Tower BTS Telkomsel menjadi korban penyanderaan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Benny mengatakan ada enam orang pekerja Tower BTS Telkomsel yang dipimpin oleh Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang Alverus Sanuari, berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan Pesawat Elang Air pada pukul 08.30 WIT. Namun, saat tiba di Lapangan Terbang Okbab, langsung dihadang oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok KKB.
Baca Juga :  Pj. Bupati Nduga Lantik 141 Pejabat Eselon III dan IV
Kelompok tersebut menggunakan senjata tajam, seperti parang, dan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja. “Alverus Sanuari beserta salah satu korban luka yang bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil. Mereka tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis,” tambahnya. Hanya dikatakan sebelumnya ada empat orang yang disandera dimana  dua diantaranya mengalami penganiayaan. Adapun nama-nama pekerja yang masih disandera antara lain Asmar, seorang staf PT. IBS (luka di bahu kanan), Peas Kulka, staf distrik, Senus Lepitalem, seorang pemuda dari Distrik Borme, dan Fery, staf PT. IBS (luka di bahu kiri). Kelompok ini mengajukan tuntutan tebusan sebesar Rp 500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera. Tuntutan ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang, dan langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan mengamankan keselamatan para sandera.  ”Untuk menyelesaikan persoalan, termasuk apa yang dituntut oleh mereka (tebusan Rp 500 juta, Red),” tambah dia.
Baca Juga :  Di Surabaya, BTM Beri Motivasi 15 Pemuda Papua
Kepolisian yang dipimpin Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi, Pemerintah Daerah yang diwakili oleh Wakil Bupati Kris Bakweng Uropmabin S.T., Asisten 1 Nicolaus Urobmabin, S.IP., M.Si, dan Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi, tokoh adat setempat, serta satuan tugas TNI-Polri dan Ops Damai Cartenz telah mengadakan rapat guna merumuskan langkah-langkah penanganan. Kapolres mengatakan, pemerintah daerah dan aparat keamanan telah menjalin komunikasi melalui tokoh adat Okbab setempat, untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi para korban. “Upaya negosiasi dan penyelesaian secara damai menjadi prioritas, namun tetap memperhatikan hukum dan kebijakan yang berlaku. Pemerintah berharap dapat mengatasi situasi ini dengan cepat dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat,” tutup Kapolres. (ade/wen)
JAYAPURA-Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan upaya evakuasi dimulai pada pukul 08.30 WIT, ketika pesawat Elang Nusantara Air PK-ELM dengan pilot Capt. Judha A. mendarat di Apron Lama Bandara Oksibil. “Pada pukul 08.48 WIT, korban dinaikkan ke dalam mobil ambulance milik RSUD Pegunungan Bintang, dan  bergerak menuju Apron Lama Bandara Oksibil untuk selanjutnya menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura,” jelas Benny. Pendamping korban dalam evakuasi tersebut antara lain Pabung 1715/Yahukimo Mayor Arh Soni B.S. Simanjuntak dan seorang tenaga kesehatan bernama Markus Ribo. “Evakuasi ini diharapkan dapat membantu korban dalam mendapatkan perawatan medis yang memadai,” tutup Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo. Sebagaimana dikabarkan sebelumnya pada Jumat, tanggal 12 Mei 2023, pukul 09.00 WIT beberapa pekerja proyek Tower BTS Telkomsel menjadi korban penyanderaan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Benny mengatakan ada enam orang pekerja Tower BTS Telkomsel yang dipimpin oleh Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang Alverus Sanuari, berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan Pesawat Elang Air pada pukul 08.30 WIT. Namun, saat tiba di Lapangan Terbang Okbab, langsung dihadang oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok KKB.
Baca Juga :  Soal Kurikulum, Papua Mengacu pada Kemendikbud
Kelompok tersebut menggunakan senjata tajam, seperti parang, dan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja. “Alverus Sanuari beserta salah satu korban luka yang bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil. Mereka tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis,” tambahnya. Hanya dikatakan sebelumnya ada empat orang yang disandera dimana  dua diantaranya mengalami penganiayaan. Adapun nama-nama pekerja yang masih disandera antara lain Asmar, seorang staf PT. IBS (luka di bahu kanan), Peas Kulka, staf distrik, Senus Lepitalem, seorang pemuda dari Distrik Borme, dan Fery, staf PT. IBS (luka di bahu kiri). Kelompok ini mengajukan tuntutan tebusan sebesar Rp 500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera. Tuntutan ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang, dan langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan mengamankan keselamatan para sandera.  ”Untuk menyelesaikan persoalan, termasuk apa yang dituntut oleh mereka (tebusan Rp 500 juta, Red),” tambah dia.
Baca Juga :  Hari ini, NasDem Calon Ketua DPRP
Kepolisian yang dipimpin Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi, Pemerintah Daerah yang diwakili oleh Wakil Bupati Kris Bakweng Uropmabin S.T., Asisten 1 Nicolaus Urobmabin, S.IP., M.Si, dan Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi, tokoh adat setempat, serta satuan tugas TNI-Polri dan Ops Damai Cartenz telah mengadakan rapat guna merumuskan langkah-langkah penanganan. Kapolres mengatakan, pemerintah daerah dan aparat keamanan telah menjalin komunikasi melalui tokoh adat Okbab setempat, untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi para korban. “Upaya negosiasi dan penyelesaian secara damai menjadi prioritas, namun tetap memperhatikan hukum dan kebijakan yang berlaku. Pemerintah berharap dapat mengatasi situasi ini dengan cepat dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat,” tutup Kapolres. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya