Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

40 Orang Siap Mati Bela Gubernur Enembe

JAYAPURA – Sebuah pernyataan mengejutkan disampaikan Ketua Koalisi Rakat Papua, Diaz Gwijangge  yang menyebut bahwa dari kondisi kesehatan Gubernur saat ini jika secara adat maka bisa disebut bahwa ada lawan yang sedang sakit. Dalam adat mereka orang sakit, anak – anak dan perempuan dilarang untuk berperang. Namun jika dipaksakan maka Diaz menyebut bahwa 40 an orang siap memasang badan untuk menjaga kediaman dan memastikan jika Lukas Enembe tak akan kemana – mana. “Pak Lukas Enembe belum bisa keluar rumah dan orang sakit, anak – anak dan perempuan tidak diijinkan untuk berperang, dalam arti melakukan pembelaan diri sebab jika dipaksakan maka  ada 40 orang yang  siap mati untuk mempertahankan adat tersebut. Kami akan mempertahankan harga diri kami untuk masalah ini,” jelas Diaz usai menyambangi kantor DPR Papua untuk menyerahkan pernyataan sikap dari pihak yang diklaim sebagai keluarga dan suku Lani serta Gereja  GIDI ini, Senin (3/10).
Baca Juga :  Tersisa 10 Terduga Pelaku
Namun  menurutnya pihak keluarga juga tidak kaku dengan persoalan yang sedag dihadapi Lukas Enembe. Pihak keluarga mempersilahkan untuk melanjutkan pemeriksaan apabila kondisi yang bersangkutan sudah berangsur – angsur membaik. Namun selama dalam kondisi sakit, penyidik KPK disarankan untuk tidak gegabah. “Kalau dipaksakan artinya siap dengan semua konsekwensi dan ini sama seperti membuka ruang terjadinya konflik,” tutupnya. (ade)
JAYAPURA – Sebuah pernyataan mengejutkan disampaikan Ketua Koalisi Rakat Papua, Diaz Gwijangge  yang menyebut bahwa dari kondisi kesehatan Gubernur saat ini jika secara adat maka bisa disebut bahwa ada lawan yang sedang sakit. Dalam adat mereka orang sakit, anak – anak dan perempuan dilarang untuk berperang. Namun jika dipaksakan maka Diaz menyebut bahwa 40 an orang siap memasang badan untuk menjaga kediaman dan memastikan jika Lukas Enembe tak akan kemana – mana. “Pak Lukas Enembe belum bisa keluar rumah dan orang sakit, anak – anak dan perempuan tidak diijinkan untuk berperang, dalam arti melakukan pembelaan diri sebab jika dipaksakan maka  ada 40 orang yang  siap mati untuk mempertahankan adat tersebut. Kami akan mempertahankan harga diri kami untuk masalah ini,” jelas Diaz usai menyambangi kantor DPR Papua untuk menyerahkan pernyataan sikap dari pihak yang diklaim sebagai keluarga dan suku Lani serta Gereja  GIDI ini, Senin (3/10).
Baca Juga :  Papua Provinsi Olahraga, Menpora Lapor Jokowi
Namun  menurutnya pihak keluarga juga tidak kaku dengan persoalan yang sedag dihadapi Lukas Enembe. Pihak keluarga mempersilahkan untuk melanjutkan pemeriksaan apabila kondisi yang bersangkutan sudah berangsur – angsur membaik. Namun selama dalam kondisi sakit, penyidik KPK disarankan untuk tidak gegabah. “Kalau dipaksakan artinya siap dengan semua konsekwensi dan ini sama seperti membuka ruang terjadinya konflik,” tutupnya. (ade)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya