Higienitas Kapur yang Tidak Diketahui Asal Usulnya Disinyalir Jadi Pemicu
JAYAPURA – Mengunyah pinang adalah bentuk quality time orang Papua. Selain dianggap memiliki aroma yang membuat nyaman, tapi juga ada efek yang kadang bisa membuat nagih. Ini ibarat habis makan tidak merokok bagi mereka yang perokok aktif. Selain itu pinang dengan dua atau tiga orang lebih terkadang menjadi bahan komunikasi yang positif dengan menempelkan unsur kekerabatan.
Mengunyah pinang sendiri bagian dari budaya orang Papua yang sudah ada sejak jaman nenek moyang dulu. Namun siapa sangka dibalik kebiasaan ini ternyata ada bahaya dari tradisi tersebut jika dilakukan secara berlebihan. Kepala Unit Kemoterapi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura, dr Jan Frits Siauta menyebut pinang salah satu risiko penyebab terjadinya kanker mulut (meliputi kanker lidah dan buccal).
Berdasarkan data kunjungan pasien di ruang Kemoterapi RSUD Jayapura Tahun 2024, kasus kanker mulut menempati posisi kedua setelah kanker payudara dari jumlah pasien yang berkunjung sebanyak 1.362 orang.
“Kanker mulut salah satu penyumbang angka kematian tertinggi di Papua, karena hampir 100 persen pasien meninggal dunia jika sudah squamous cell carcinoma (SCC),” ungkap dr Jan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Minggu (13/4).
dr Jan menerangkan, pinang yang dikunyah dengan menggunakan kapur yang mengandung karsinogen. Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu proses-proses biologis. Selain itu juga kata dr Jan, pinang memiliki sifat anastesi lokal (mati rasa). Infeksi yang berulang pada area mulut hingga menyebabkan terjadinya kanker.
“Faktor lainnya mungkin daya tahan tubuh setiap orang beda-beda, karena secara teori jika ada sel yang berubah maka tubuh akan merespon dan akan berusaha memperbaiki sel. Tetapi kalau tidak bisa memperbaiki sel dia akan bunuh diri. Nah, pada orang kanker proses itu tidak terjadi,” bebernya.
Selain faktor mengunyah pinang, penyebab lain terjadinya kanker mulut adalah pola hidup yang tidak sehat yaitu merokok. dr Jan mengingatkan masyarakat agar kebiasaan mengunyah pinang mulai dikurangi demi kesehatan.
“Bisa mengunyah pinang namun pada acara-acara adat atau acara-acara tertentu, tapi kalau digunakan sebagai kebiasaan sehari-hari, sepeti orang makan nasi atau minum air bisa menjadi sesuatu yang tidak bagus,” ujarnya.
Dikatakan, rata-rata usia yang mengalami kanker mulut adalah usia 30 hingga 40 tahun. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk merubah kebiasaan mengunyah pinang untuk mencegah terjadinya kanker.
“Mulai belajar hidup sehat dengan menghindari apa pun yang bisa memicu terjadinya kanker,” imbaunya.