Wednesday, April 24, 2024
32.7 C
Jayapura

Pesisir Jayapura Berpotensi Banjir Rob

Tinggi Gelombang di Perairan Sarmi-Jayapura Berkisar 1,25-2,50 Meter

JAYAPURA-Fenomena astronomi yang terjadi pada 14 Juni dan 14 Juli  bernama Purnama Stroberi Super, dimana pada momen ini jarak antara bumi dan bulan adalah 357.367 Km, sedangkan pada 14 Juli terjadi fenoemna Purnama Rusa Super di mana jarak bumi dan bulan 357.418 Km., diperkirakan juga berdampak perairan utara Papua dan Laut Arafuru di selatan Papua.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim BMKG Jayapura, Heri Purnomo menyebutkan bahwa fenomena astronomi yang akan terjadi pada tanggal 14 Juni dan 14 Juli 2022, berpotensi menimbulkan gelombang/air pasang naik. Sebab fenomena tersebut menurutnya bersamaan dengan fase pasang air laut tertinggi.

Dikatakan, prakiraan cuaca tanggal 11 – 23 Juni 2022 terkait informasi potensi banjir pesisir (ROB) yaitu angin berhembus konsisten dengan kecepatan cukup tinggi hingga 46 Km/jam di beberapa perairan di Indonesia yang mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang utamanya di Laut Jawa, Laut Sawu, Laut Flores, Laut Banda, dengan ketinggian gelombang mencapai 2.0 meter. Sementara di perairan barat Sumatera, perairan selatan Jawa hingga NTT, Laut Arafuru dengan ketinggian gelombang mencapai 3.0 meter.  “Prakiraan tinggi gelombang di wilayah perairan Jayapura-Sarmi hingga 2 hari ke depan berkisar 1,25 hingga 2,50 meter,” Heri Purnomo, Senin (13/6).

Baca Juga :  Nalayan Hilang 6 Hari di Merauke, Ditemukan di Okaba 

Heri Purnomo menyebutkan, prediksi tinggi pasang surut di wilayah Jayapura pada tanggal 14 juni 2022 pukul 06.00 WIT, diperkirakan terjadi pasang mencapai 1,9 meter. Sementara pada pukul 19.00 WIT pasang air laut diperkirakan mencapai 1,7 meter. Sementara pada pukul 13.00 WIT, terjadi surut 0,0 meter.

Ditambahkan, berdasarkan beberapa kejadian banjir pesisir (rob) yang pernah terjadi pada Desember 2021 dan November tahun 2019, potensi banjir pesisir di wilayah Jayapura dapat terjadi dengan tinggi gelombang berkisar 2.50 meter.

“Potensi banjir pesisir (rob) berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah yang secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” bebernya.

“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG,” tutupnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua ingatkan warga terkait fenomena alam super moon yang bisa mengakibatkan terjadi banjir rob.

Kepala BPBD Papua William Manderi menyampaikan, di Papua ada beberapa daerah yang menjadi dampak dari fenomenal ini. Seperti daerah Selatan Papua yakni Kabupaten Merauke dan daerah Pegunungan yakni Paniai serta beberapa tempat lainnya.

Baca Juga :  Jika Ada Oknum Anggota yang Ikut Jual Miras, Laporkan!

Dijelaskan William, pengaruh dari super moon maupun ada beberapa gejala-gejala lainnya membuat curah hujan tinggi, air laut yang naik hingga menyebabkan banjir rob dan ini biasanya terjadi di Kabupaten Merauke.

“Di Kabupaten Paniai juga sering terjadi seperti ini, curah hujan yang tinggi menyebabkan air Danau Paniai meluap hingga menyebabkan rumah warga di sekitar danau tergenang air dan ini harus diwaspadai,” kata William saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (13/6)

Terkait dengan fenomenal ini, William mengaku telah menyampaikan kepada BPBD kabupaten/kota untuk mengingatkan masyarakat selalu waspada dengan gejala-gejala alam seperti itu. Sehingga ketika ada gejala seperti ini, masyarakat sudah bisa mengantisipasi, waspada dan siaga untuk berada di tempat tempat yang lebih tinggi. “Masyarakat harus selalu waspada dengan cuaca atau kondisi alam yang sering berubah-ubah,” pinta William.

Untuk mengantisipasi hal ini, menurut William kanal kanal yang ada di Merauke harus difungsikan sebagaimana mestinya. Sementara daerah  gunung seperti Danau Paniai saluran pembuangan airnya harus diperhatikan, sehingga ketika terjadi curah hujan tinggi air di danau bisa keluar. (dil/fia/nat)

Tinggi Gelombang di Perairan Sarmi-Jayapura Berkisar 1,25-2,50 Meter

JAYAPURA-Fenomena astronomi yang terjadi pada 14 Juni dan 14 Juli  bernama Purnama Stroberi Super, dimana pada momen ini jarak antara bumi dan bulan adalah 357.367 Km, sedangkan pada 14 Juli terjadi fenoemna Purnama Rusa Super di mana jarak bumi dan bulan 357.418 Km., diperkirakan juga berdampak perairan utara Papua dan Laut Arafuru di selatan Papua.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim BMKG Jayapura, Heri Purnomo menyebutkan bahwa fenomena astronomi yang akan terjadi pada tanggal 14 Juni dan 14 Juli 2022, berpotensi menimbulkan gelombang/air pasang naik. Sebab fenomena tersebut menurutnya bersamaan dengan fase pasang air laut tertinggi.

Dikatakan, prakiraan cuaca tanggal 11 – 23 Juni 2022 terkait informasi potensi banjir pesisir (ROB) yaitu angin berhembus konsisten dengan kecepatan cukup tinggi hingga 46 Km/jam di beberapa perairan di Indonesia yang mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang utamanya di Laut Jawa, Laut Sawu, Laut Flores, Laut Banda, dengan ketinggian gelombang mencapai 2.0 meter. Sementara di perairan barat Sumatera, perairan selatan Jawa hingga NTT, Laut Arafuru dengan ketinggian gelombang mencapai 3.0 meter.  “Prakiraan tinggi gelombang di wilayah perairan Jayapura-Sarmi hingga 2 hari ke depan berkisar 1,25 hingga 2,50 meter,” Heri Purnomo, Senin (13/6).

Baca Juga :  Nalayan Hilang 6 Hari di Merauke, Ditemukan di Okaba 

Heri Purnomo menyebutkan, prediksi tinggi pasang surut di wilayah Jayapura pada tanggal 14 juni 2022 pukul 06.00 WIT, diperkirakan terjadi pasang mencapai 1,9 meter. Sementara pada pukul 19.00 WIT pasang air laut diperkirakan mencapai 1,7 meter. Sementara pada pukul 13.00 WIT, terjadi surut 0,0 meter.

Ditambahkan, berdasarkan beberapa kejadian banjir pesisir (rob) yang pernah terjadi pada Desember 2021 dan November tahun 2019, potensi banjir pesisir di wilayah Jayapura dapat terjadi dengan tinggi gelombang berkisar 2.50 meter.

“Potensi banjir pesisir (rob) berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah yang secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” bebernya.

“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG,” tutupnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua ingatkan warga terkait fenomena alam super moon yang bisa mengakibatkan terjadi banjir rob.

Kepala BPBD Papua William Manderi menyampaikan, di Papua ada beberapa daerah yang menjadi dampak dari fenomenal ini. Seperti daerah Selatan Papua yakni Kabupaten Merauke dan daerah Pegunungan yakni Paniai serta beberapa tempat lainnya.

Baca Juga :  Ketakutan, Warga Nusantara dan Pesisir Tinggalkan Kobakma

Dijelaskan William, pengaruh dari super moon maupun ada beberapa gejala-gejala lainnya membuat curah hujan tinggi, air laut yang naik hingga menyebabkan banjir rob dan ini biasanya terjadi di Kabupaten Merauke.

“Di Kabupaten Paniai juga sering terjadi seperti ini, curah hujan yang tinggi menyebabkan air Danau Paniai meluap hingga menyebabkan rumah warga di sekitar danau tergenang air dan ini harus diwaspadai,” kata William saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (13/6)

Terkait dengan fenomenal ini, William mengaku telah menyampaikan kepada BPBD kabupaten/kota untuk mengingatkan masyarakat selalu waspada dengan gejala-gejala alam seperti itu. Sehingga ketika ada gejala seperti ini, masyarakat sudah bisa mengantisipasi, waspada dan siaga untuk berada di tempat tempat yang lebih tinggi. “Masyarakat harus selalu waspada dengan cuaca atau kondisi alam yang sering berubah-ubah,” pinta William.

Untuk mengantisipasi hal ini, menurut William kanal kanal yang ada di Merauke harus difungsikan sebagaimana mestinya. Sementara daerah  gunung seperti Danau Paniai saluran pembuangan airnya harus diperhatikan, sehingga ketika terjadi curah hujan tinggi air di danau bisa keluar. (dil/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya