Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Polisi Kantongi Ciri-ciri Pelaku

*Jenazah Staf KPU Yahukimo Diterbangkan ke Banyumas

SENTANI-Polda Papua sangat serius dalam memburu pelaku pembunuhan terhadap Hendry Jovinski (24) staf ASN Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Yahukimo.

KORBAN PEMBUNUHAN: Jenazah Hendry Jovinski saat dinaikkan ke atas mobil ambulance usai disalatkan di Masjid Al Aqsa Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (12/8). Jenazah Hendry Jovinski staf ASN KPU Yahukimo yang menjadi korban pembunuhan di Dekai telah diterbangkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan. (FOTO:Robert Mboik/Cepos)

Selain membentuk tim untuk memburu pelaku, Polda Papua juga  menurunkan tiga pejabat utamanya guna  menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Selasa (11/8).

Tiga pejabat utama yang dikirim ke Yahukimo untuk melakukan penyelidikan yaitu Direktur Reskrimum Kombes Pol. Kolestra Siboro, Dansat Brimob Kombes Pol. Godhelp Mansnembra dan  Wadir Intelkam AKBP. Angling Guntoro.

“Ini bukti bahwa Polda Papua serius dalam penanganan kasus tersebut, segera mengungkap fakta fakta yang terjadi hingga pengejaran para pelaku,” ungkap Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. AM Kamal kepada wartawan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (12/8). 

Kamal menyebutkan  Kepolisian telah mengantongi ciri-ciri pelaku pembunuhan berdasarkan keterangan saksi. Menurutnya, saksi yang telah dimintai keterangannya mengaku mengenal kedua pelaku namun tidak mengetahui namanya.

“Saksi juga mengenali kedua pelaku tapi tidak mengetahui namanya. Jadi kami sudah kantongi ciri-ciri dari pelaku dari beberapa keterangan yang disampaikan oleh para saksi,” jelasnya. 

Kamal menyebutkan, sebelum kejadian korban sebenarnya hanya menemani saksi untuk mengantar obat. Setelah itu korban bersama saksi kembali namun dihadang pelaku di atas jembatan Kali Teh. Pelaku yang membawa sebilah sangkur kemudian menanyakan identitas korban dan saksi lalu meminta KTP. 

Baca Juga :  Jika Terkait Isu Lingkungan, seperti Kurang Peka

“Kamu orang mana, saya minta KTP-nya, namun sembari meminta KTP, pelaku kemudian mengarah ke sisi korban dan langsung menusukkan sangkur ke bagian punggung korban. Ketika peristiwa itu terjadi, saksi yang mengendarai sepeda motor teriak minta tolong, memang saat itu sempat ada warga yang melintas dan pelaku juga ketakutan. Saksi korban kemudian ketakutan juga dan melarikan diri. Kemudian datanglah pelaku lainnya dari sungai itu melakukan penusukan lagi di area leher. Jadi luka itu ada bagian punggung atau bahu sebelah kanan kemudian di leher,” bebernya.

Korban menurut Kamal merupakan ASN pengangkatan tahun 2019 yang baru bertugas di KPU Yahukimo Juni 2020. “Kasusnya masih dalam penyelidikan dan Polres Yahukimo sudah membentuk tim untuk mengejar pelaku pembunuhan ini,” tambahnya.  

Dia menambahkan, korban sendiri baru mulai berdinas di Kantor KPU Yahukimo sejak Juni 2020 lalu. Korban merupakan ASN pengangkatan tahun 2019. 

Secara terpisah, Kapolres Yahukimo, AKBP. Benny Adi Prabowo mengatakan, pelaku sedang dalam penyelidikan anggotanya di lapangan. Pelaku menurut Benny kemungkinan orang lama yang termasuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) 

“Kami sementara mengidentifikasi kemungkinan pelakunya adalah orang lama yang termasuk dalam DPO. Dimana dimungkinkan pelakunya pernah terlibat dalam beberapa  kejadian pembunuhan dan kasus lainnya di Yahukimo,” jelasnya.

Hal ini lanjut Kapolres, sebagaimana dengan ciri ciri yang disampaikan dua saksi yang telah dimintai keterangannya. “Masyarakat meminta pelaku segera ditangkap, karena meresahkan warga,” ucapnya.

Baca Juga :  Sudah 234 Peserta BPJS Mandiri Minta Turun Kelas

Ditambahkan, pasca kejadian tersebut, situasi wilayah hukum Polres Yahukimo kondusif. Namun, patroli ditingkatkan. 

Sementara itu, Rabu (12/8) kemarin jenazah Hendry Jovinski telah diterbangkan dari Bandara Nop Goliat, Dekai menggunakan pesawat carteran Smart Air dan tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura sekira pukul 11.40 WIT. 

Sebelum diterbangkan ke Banyumas, Jawa Tengah via Jakarta, jenazah sempat dibawa ke Masjid Al Aqsa, Sentani untuk disalatkan. 

Salah satu anggota KPU Papua, Fransiskus Antonius Letsoin mengaku sangat terpukul dengan kejadian itu. Meski begitu pihaknya tidak memberikan komentar banyak terkait meninggalnya salah satu staf KPU di Kabupaten Yahukimo itu.

“Yang jelas sudah terkonfirmasi bahwa yang bersangkutan adalah salah satu staf ASN di KPU Yahukimo, Atas kejadian ini kami sangat terpukul dan kami mengucapkan duka cita yang sangat mendalam atas kematian almarhum,” ujar Fransiskus Letsoin.

Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengutuk keras atas pembunuhan terhadap Henry Jovinski (24) yang terjadi Selasa (11/8), di Jembatan Brasa Kecil (Kali Teh), Distrik Dekai Kabupaten Yahukimo.

Pria asal Banyumas itu meninggal dunia dengan tiga tusukan benda tajam menancap di tubuhnya yang dilakukan oleh dua pria.

Plh Komnas HAM RI Perwakilan Papua Melchior menyampaikan, hingga saat ini pihaknya belum menerima pengaduan terkait laporan kejadian tersebut. Bagi Komnas HAM, kasus ini cukup heboh dan tetap diberikan perhatian.

“Ini tindakan perampasan hak hidup seseorang  sehingga menjadi perhatian Komnas HAM. Kami akan menyurat ke Polda Papua untuk melakukan penyelidikan dan  meminta pertanggung jawaban hukum  kepada para pelaku siapapun itu,” ucap Melchior kepada Cenderawasih Pos, Rabu (12/8). (roy/fia/nat)

*Jenazah Staf KPU Yahukimo Diterbangkan ke Banyumas

SENTANI-Polda Papua sangat serius dalam memburu pelaku pembunuhan terhadap Hendry Jovinski (24) staf ASN Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Yahukimo.

KORBAN PEMBUNUHAN: Jenazah Hendry Jovinski saat dinaikkan ke atas mobil ambulance usai disalatkan di Masjid Al Aqsa Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (12/8). Jenazah Hendry Jovinski staf ASN KPU Yahukimo yang menjadi korban pembunuhan di Dekai telah diterbangkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan. (FOTO:Robert Mboik/Cepos)

Selain membentuk tim untuk memburu pelaku, Polda Papua juga  menurunkan tiga pejabat utamanya guna  menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Selasa (11/8).

Tiga pejabat utama yang dikirim ke Yahukimo untuk melakukan penyelidikan yaitu Direktur Reskrimum Kombes Pol. Kolestra Siboro, Dansat Brimob Kombes Pol. Godhelp Mansnembra dan  Wadir Intelkam AKBP. Angling Guntoro.

“Ini bukti bahwa Polda Papua serius dalam penanganan kasus tersebut, segera mengungkap fakta fakta yang terjadi hingga pengejaran para pelaku,” ungkap Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. AM Kamal kepada wartawan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (12/8). 

Kamal menyebutkan  Kepolisian telah mengantongi ciri-ciri pelaku pembunuhan berdasarkan keterangan saksi. Menurutnya, saksi yang telah dimintai keterangannya mengaku mengenal kedua pelaku namun tidak mengetahui namanya.

“Saksi juga mengenali kedua pelaku tapi tidak mengetahui namanya. Jadi kami sudah kantongi ciri-ciri dari pelaku dari beberapa keterangan yang disampaikan oleh para saksi,” jelasnya. 

Kamal menyebutkan, sebelum kejadian korban sebenarnya hanya menemani saksi untuk mengantar obat. Setelah itu korban bersama saksi kembali namun dihadang pelaku di atas jembatan Kali Teh. Pelaku yang membawa sebilah sangkur kemudian menanyakan identitas korban dan saksi lalu meminta KTP. 

Baca Juga :  Keluarga Korban Tuntut Pelaku Dihukum Mati

“Kamu orang mana, saya minta KTP-nya, namun sembari meminta KTP, pelaku kemudian mengarah ke sisi korban dan langsung menusukkan sangkur ke bagian punggung korban. Ketika peristiwa itu terjadi, saksi yang mengendarai sepeda motor teriak minta tolong, memang saat itu sempat ada warga yang melintas dan pelaku juga ketakutan. Saksi korban kemudian ketakutan juga dan melarikan diri. Kemudian datanglah pelaku lainnya dari sungai itu melakukan penusukan lagi di area leher. Jadi luka itu ada bagian punggung atau bahu sebelah kanan kemudian di leher,” bebernya.

Korban menurut Kamal merupakan ASN pengangkatan tahun 2019 yang baru bertugas di KPU Yahukimo Juni 2020. “Kasusnya masih dalam penyelidikan dan Polres Yahukimo sudah membentuk tim untuk mengejar pelaku pembunuhan ini,” tambahnya.  

Dia menambahkan, korban sendiri baru mulai berdinas di Kantor KPU Yahukimo sejak Juni 2020 lalu. Korban merupakan ASN pengangkatan tahun 2019. 

Secara terpisah, Kapolres Yahukimo, AKBP. Benny Adi Prabowo mengatakan, pelaku sedang dalam penyelidikan anggotanya di lapangan. Pelaku menurut Benny kemungkinan orang lama yang termasuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) 

“Kami sementara mengidentifikasi kemungkinan pelakunya adalah orang lama yang termasuk dalam DPO. Dimana dimungkinkan pelakunya pernah terlibat dalam beberapa  kejadian pembunuhan dan kasus lainnya di Yahukimo,” jelasnya.

Hal ini lanjut Kapolres, sebagaimana dengan ciri ciri yang disampaikan dua saksi yang telah dimintai keterangannya. “Masyarakat meminta pelaku segera ditangkap, karena meresahkan warga,” ucapnya.

Baca Juga :  Sudah 234 Peserta BPJS Mandiri Minta Turun Kelas

Ditambahkan, pasca kejadian tersebut, situasi wilayah hukum Polres Yahukimo kondusif. Namun, patroli ditingkatkan. 

Sementara itu, Rabu (12/8) kemarin jenazah Hendry Jovinski telah diterbangkan dari Bandara Nop Goliat, Dekai menggunakan pesawat carteran Smart Air dan tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura sekira pukul 11.40 WIT. 

Sebelum diterbangkan ke Banyumas, Jawa Tengah via Jakarta, jenazah sempat dibawa ke Masjid Al Aqsa, Sentani untuk disalatkan. 

Salah satu anggota KPU Papua, Fransiskus Antonius Letsoin mengaku sangat terpukul dengan kejadian itu. Meski begitu pihaknya tidak memberikan komentar banyak terkait meninggalnya salah satu staf KPU di Kabupaten Yahukimo itu.

“Yang jelas sudah terkonfirmasi bahwa yang bersangkutan adalah salah satu staf ASN di KPU Yahukimo, Atas kejadian ini kami sangat terpukul dan kami mengucapkan duka cita yang sangat mendalam atas kematian almarhum,” ujar Fransiskus Letsoin.

Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengutuk keras atas pembunuhan terhadap Henry Jovinski (24) yang terjadi Selasa (11/8), di Jembatan Brasa Kecil (Kali Teh), Distrik Dekai Kabupaten Yahukimo.

Pria asal Banyumas itu meninggal dunia dengan tiga tusukan benda tajam menancap di tubuhnya yang dilakukan oleh dua pria.

Plh Komnas HAM RI Perwakilan Papua Melchior menyampaikan, hingga saat ini pihaknya belum menerima pengaduan terkait laporan kejadian tersebut. Bagi Komnas HAM, kasus ini cukup heboh dan tetap diberikan perhatian.

“Ini tindakan perampasan hak hidup seseorang  sehingga menjadi perhatian Komnas HAM. Kami akan menyurat ke Polda Papua untuk melakukan penyelidikan dan  meminta pertanggung jawaban hukum  kepada para pelaku siapapun itu,” ucap Melchior kepada Cenderawasih Pos, Rabu (12/8). (roy/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya