Monday, April 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Berharap PT FI Lakukan Transformasi Pendidikan Vokasi dari Hulu ke Hilir

TIMIKA-Wapres mengunjungi dan menyapa para peserta didik Institut Pertambangan Nemangkawi milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.  Program ini diselenggarakan sebagai bagian dalam upaya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi fokus utama pemerintah dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang lebih maju.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemerintah mendorong berbagai program yang terkait dengan ketenagakerjaan. Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan kompetensi dan produktivitas melalui pelatihan vokasi.

“Kita harus meningkatkan kompetensi dan produktivitas penduduk usia produktif agar memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” ucap Wapres dalam kunjungannya.

Dalam upaya revitalisasi pendidikan, Wapres menambahkan, beberapa strategi telah diadopsi oleh pemerintah. Salah satunya adalah mendorong transformasi pendidikan dan pelatihan vokasi dari hulu ke hilir, dimana fokus tidak hanya pada aspek teoritis, tetapi juga pada aplikasi praktis dalam dunia nyata, memperkuat link and match antara lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi dengan sektor industri, serta melakukan transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan vokasi.

Dengan demikian, Wapres berharap agar PTFI selain membangun infrastuktur sekolah, juga melakukan transformasi pendidikan vokasi ini dari hulu ke hilir.

Baca Juga :  Pesawat Sipil Ditembak di Beoga

“Sangat diharapkan agar dukungan dari dunia industri, seperti PT Freeport Indonesia tidak hanya terbatas pada program Corporate Social Responsibility (CSR), tetapi juga melibatkan kolaborasi yang berkelanjutan. Negara-negara maju telah mengakui pentingnya pendidikan vokasional dalam membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, Indonesia juga harus ikut serta dalam proses serupa guna meningkatkan kualitas tenaga kerja,” jelasnya.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, menjelaskan bahwa PTFI telah berkomitmen untuk terus meningkatkan pendidikan di Papua. Tony memaparkan, sejak 1996 upaya tersebut telah dilakukan oleh PTFI secara berkelanjutan, sekaligus meningkatkan jumlah pekerja asli Papua di PTFI yang saat ini sudah mencapai lebih dari 40 persen.

“Di dalam area kerja, PTFI telah melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan pendidikan anak-anak muda Papua, termasuk di Institut Pertambangan Nemangkawi,” ungkapnya dalam kesempatan yang sama.

Tony juga menyampaikan, bahwa Institut Pertambangan Nemangkawi adalah Balai Latihan Kerja, yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda Papua. Di lembaga ini, mereka dapat mengikuti pelatihan kerja, seperti program magang, selain program pelatihan untuk menjadi operator pertambangan dan mengembangkan kemampuan lainnya. Hal ini bertujuan agar mereka menjadi tenaga kerja terampil atau ‘skilled worker’ yang siap untuk bekerja baik di PTFI maupun di perusahaan-perusahaan lainnya.

Baca Juga :  HKN, Dinkes Papua Laksanakan Berbagai Kegiatan

“Sehingga ketika mereka mulai bekerja, baik di PTFI maupun di perusahaan lain, mereka telah memiliki kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga kerja terampil,” tutup Tony.

Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) dibangun tahun 2003 sebagai lembaga pendidikan vokasi bagi peningkatan SDM Papua untuk kebutuhan industry dengan 15 jurusan teknik dan 3 progam non-teknik. Siswa 90 persen adalah orang asli Papua dan total sudah mencapai 4.000 lulusan dan 2.500 diantaranya sudah bekerja di PTFI, sementara sekitar 300 lulusan telah bekerja di kontraktor PTFI.

Pada tahun 2022 ditambahkan Tony, PTFI menginvestasikan sekitar USD 122 juta dalam program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.  Program ini dalam bentuk usaha kemitraan dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan sebagai bagian dari langkah-langkah mencapai keberlanjutan.

Di bidang pendidikan, Freeport mendirikan dan mengelola 5 asrama di Papua bersama mitra. Di tahun 2022, peserta program asrama sebanyak 1.530 siswa. Di samping itu, ada program beasiswa untuk 1.200 penerima yang secara keseluruhan sudah mencapai 12.000 penerima sejak Tahun 1996.(ryu/wen)

TIMIKA-Wapres mengunjungi dan menyapa para peserta didik Institut Pertambangan Nemangkawi milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.  Program ini diselenggarakan sebagai bagian dalam upaya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi fokus utama pemerintah dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang lebih maju.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemerintah mendorong berbagai program yang terkait dengan ketenagakerjaan. Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan kompetensi dan produktivitas melalui pelatihan vokasi.

“Kita harus meningkatkan kompetensi dan produktivitas penduduk usia produktif agar memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” ucap Wapres dalam kunjungannya.

Dalam upaya revitalisasi pendidikan, Wapres menambahkan, beberapa strategi telah diadopsi oleh pemerintah. Salah satunya adalah mendorong transformasi pendidikan dan pelatihan vokasi dari hulu ke hilir, dimana fokus tidak hanya pada aspek teoritis, tetapi juga pada aplikasi praktis dalam dunia nyata, memperkuat link and match antara lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi dengan sektor industri, serta melakukan transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan vokasi.

Dengan demikian, Wapres berharap agar PTFI selain membangun infrastuktur sekolah, juga melakukan transformasi pendidikan vokasi ini dari hulu ke hilir.

Baca Juga :  142 Mahasiswa Asal Papua Bakal Dipulangkan

“Sangat diharapkan agar dukungan dari dunia industri, seperti PT Freeport Indonesia tidak hanya terbatas pada program Corporate Social Responsibility (CSR), tetapi juga melibatkan kolaborasi yang berkelanjutan. Negara-negara maju telah mengakui pentingnya pendidikan vokasional dalam membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, Indonesia juga harus ikut serta dalam proses serupa guna meningkatkan kualitas tenaga kerja,” jelasnya.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, menjelaskan bahwa PTFI telah berkomitmen untuk terus meningkatkan pendidikan di Papua. Tony memaparkan, sejak 1996 upaya tersebut telah dilakukan oleh PTFI secara berkelanjutan, sekaligus meningkatkan jumlah pekerja asli Papua di PTFI yang saat ini sudah mencapai lebih dari 40 persen.

“Di dalam area kerja, PTFI telah melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan pendidikan anak-anak muda Papua, termasuk di Institut Pertambangan Nemangkawi,” ungkapnya dalam kesempatan yang sama.

Tony juga menyampaikan, bahwa Institut Pertambangan Nemangkawi adalah Balai Latihan Kerja, yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda Papua. Di lembaga ini, mereka dapat mengikuti pelatihan kerja, seperti program magang, selain program pelatihan untuk menjadi operator pertambangan dan mengembangkan kemampuan lainnya. Hal ini bertujuan agar mereka menjadi tenaga kerja terampil atau ‘skilled worker’ yang siap untuk bekerja baik di PTFI maupun di perusahaan-perusahaan lainnya.

Baca Juga :  Ke Depan Bisa Dipadukan dengan Tekstil, Termasuk untuk Tenda Tentara

“Sehingga ketika mereka mulai bekerja, baik di PTFI maupun di perusahaan lain, mereka telah memiliki kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga kerja terampil,” tutup Tony.

Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) dibangun tahun 2003 sebagai lembaga pendidikan vokasi bagi peningkatan SDM Papua untuk kebutuhan industry dengan 15 jurusan teknik dan 3 progam non-teknik. Siswa 90 persen adalah orang asli Papua dan total sudah mencapai 4.000 lulusan dan 2.500 diantaranya sudah bekerja di PTFI, sementara sekitar 300 lulusan telah bekerja di kontraktor PTFI.

Pada tahun 2022 ditambahkan Tony, PTFI menginvestasikan sekitar USD 122 juta dalam program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.  Program ini dalam bentuk usaha kemitraan dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan sebagai bagian dari langkah-langkah mencapai keberlanjutan.

Di bidang pendidikan, Freeport mendirikan dan mengelola 5 asrama di Papua bersama mitra. Di tahun 2022, peserta program asrama sebanyak 1.530 siswa. Di samping itu, ada program beasiswa untuk 1.200 penerima yang secara keseluruhan sudah mencapai 12.000 penerima sejak Tahun 1996.(ryu/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya