Komarudin juga menyampaikan permohonan maaf kepada Yermias Bisai, yang sebelumnya didiskualifikasi dari proses pencalonan. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa perjalanan BTM dalam PSU tidak lepas dari dukungan Yermias Bisai. “Terima kasih dan penghargaan saya kepada Yermias Bisai. Apapun yang terjadi, YB telah mengukir sejarah bersama BTM,” ujarnya.
Menurut Komarudin, perjalanan politik di Papua memang melelahkan, namun ia optimis bahwa Tuhan memiliki rencana terbaik untuk BTM. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) membuka peluang bagi PDIP untuk menjadi pemenang dalam Pilkada Papua. “Kalau di Jakarta kita bisa, kenapa di Papua tidak,” tegasnya. Pasangan nomor urut 01 inipun resmi mendaftar di KPU Papua dihari yang sama.
Sementara BTM menyampaikan bahwa PSU adalah mujizat dan cara Tuhan untuk menjadi Gubernur Papua. Tomi Mano mengungkapkan bahwa perjalanan politiknya penuh dengan rintangan, mulai dari isu kotak kosong hingga putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendiskualifikasi Yermias Bisai sebagai calon pendampingnya. Namun, ia meyakini bahwa PSU hanyalah soal waktu dan bagian dari rencana Tuhan baginya untuk menjadi Gubernur Papua.
“Putusan MK tidak berkaitan dengan perolehan suara, melainkan syarat pencalonan. Bagi saya, PSU adalah cara Tuhan agar saya bisa maju melalui PDIP dan akhirnya bersama Constant Karma. Saya yakin suara saya di PSU akan berlipat ganda,” tegas BTM dalam keterangannya usai mendaftarkan CK di KPU Papua, Minggu (9/3).
BTM juga menjelaskan alasan memilih Constant Karma sebagai pendampingnya. Constant Karma bukanlah nama baru di panggung politik Papua. Ia memiliki rekam jejak panjang dalam birokrasi dan pemerintahan. Sebelumnya, CK pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Papua mendampingi Jacobus Perviddya Solossa dan pernah ditugaskan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Papua pada periode 2011-2013 termasuk menjadi sekda.
Selain itu, CK juga merupakan kader Partai Golkar yang setia dan saat ini masih menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Papua. “Constant Karma adalah sosok yang tepat untuk mendampingi saya. Pengalamannya di pemerintahan dan jaringan politiknya yang kuat diharapkan dapat membawa angin segar bagi proses demokrasi di Papua,” ujar BTM.
Dengan bergabungnya Constant Karma, pasangan BTM-CK kini siap menghadapi tantangan dalam PSU Papua. Masyarakat Papua menaruh harapan besar pada pasangan ini untuk membawa perubahan dan kemajuan bagi daerah mereka. “Kami siap bekerja keras untuk memenangkan kepercayaan rakyat Papua. Ini adalah momentum penting untuk membawa Papua ke arah yang lebih baik,” tandasnya.