Site icon Cenderawasih Pos

Sang Leader yang Berani Ambil Resiko

Frans Pekey dan Mansur

Puluhan Tahun Jadi ASN dan Miliki Banyak Capaian Prestasi

JAYAPURA – Nama Frans Pekey dan Mansur belakangan muncul ke permukaan usai mendeklarasikan diri maju sebagai calon walikota dan wakil walikota Jayapura pada Pemilu 2024. Pasangan yang sama – sama bergelar doktor ini terbilang unik mengingat keduanya awalnya tidak digadang – dagang akan berkolaborasi. Namun atas kehendak Tuhan akhirnya keduanya berpasangan untuk sama – sama memikirkan Kota Jayapura.

Pasangan ini telah mendaftar di KPU Kota Jayapura, Kamis (29/8). Dan bagi Pekey dua kali masa perpanjangan jabatan sebagai Pj Walikota Jayapura setidaknya “dapur” persoalan di Kota Jayapura sudah digenggam. Apalagi berbekal 40 tahun mengabdi di Kota Jayapura tentu sangat paham dengan apa yang dibutuhkan Kota Jayapura. Sedikit berbeda dengan pasangan calon lain yang baru menumbuhkan keinginan membangun kota  dengan menjual berbagai program dan baru berbicara akan – akan.

“Kami berdua memiliki keyakinan karena memiliki pengalaman yang cukup lama dalam birokrasi pemerintahan,” ucap Frans Pekey. Frans Pekey hampir 40 tahun dia mengabdikan dirinya di Kota Jayapura sebagai ASN, begitupula pula dengan H. Mansur yang tidak hanya sebagai dosen tetapi juga ASN. Selain sebagai Ketua Kerukuran Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Mansur juga menangani puluhan lembaga pendidikan di Papua saat ini.

Data yang diperoleh Cenderawasih Pos,  DR Mansur mengelola 5 perguruan tinggi dan 222 sekolah TK hingga SMA-SMK. Terdiri dari 7223 guru dan dosen di Papua dan Papua Barat.

Karenanya keduanya  dipastikan sangat  paham apa yang harus dilakukan  jika berbicara kesejahteraan sebagai ending dari sebuah pembangunan. Sama – sama birokrat berpengalaman dan memiliki rekam jejak nyata. Frans Pekei sendiri pernah menjadi Kepala Bappeda, menjadi Sekda dan terakhir menjabat sebagai Pj Wali Kota Jayapura selama 2 tahun. Selama menjabat satu konsen Pekei adalah mewujudkan Kota yang aman dan damai.

“Rasanya sulit membangun kota jika situasi tak aman dan damai. Ini kota majemuk dan dihuni oleh berbagai suku bangsa. Ada yang bekerja sebagai ASN, pegawai BUMN, wiraswasta, pedagang, mahasiswa dan menjadi kota yang bhineka. Rasa aman bekerja dan mengabdi harus bisa dipastikan  ada dan terwujud,” bebernya. Ia menyatakan negara harus hadir dari berbagai persoalan yang muncul atau melilit masyarakat.

“Tentu ada perubahan di kota ini, namun ada keberlanjutan, karena berbicara pembangunan pemerintahan adalah keberlanjutan dan kesinambungan,” jelasnya. Ia menyampaikan soal dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang, kemudian nantinya disusun kembali 5 tahun dalam bentuk RPJMD  dan itulah dasar baginya membangun Kota Jayapura kedepan. Kesimpulannya, puluhan tahun di pemerintahan mencatat bahwa pasangan ini jelas buka kaleng kaleng.

Iapun meyakinkan agar masyarakat Kota Jayapura jangan merasa ragu dengan pasangan ini  karena konsep keberlanjutan dan memperbaiki yang kurang dengan mengkobinasikan inovasi baru. “Tentu ada perubahan di Kota ini, namun ada keberlanjutan, karena berbicara pembangunan pemerintahan adalah keberlanjutan dan kesinambungan,” jelas Pekei.

Pekei memastikan jika ia dan Mansur bukan type pemimpin yang berkerja dibalik meja kemudian menunggu laporan. Ini menurutnya pola lama dan sudah tidak sesuai dengan karakternya. Kalimat negara harus hadir paling tidak sudah bisa dijabarkan dimana ketika ada masalah maka negara atau pemerintah harus turun, melihat, mendengar dan memberikan solusi. Bukan  sekedar menerima laporan dan asal bapak senang.

Pekei didampingi Mansur dipastikan bakal menjadi leader yang berani mengambil resiko. Ia merupakan putera asli Kabupaten Paniai Provinsi Papua Pegunungan. Ia lahir pada 16 Juni 1967 di Kampung Waghete, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah. Dirinya berpendapat bahwa  merantau adalah proses menuju pembenahan diri.

Jalan ini kemudian iapilih dan Kota Jayapura Provinsi Papua menjadi tujuan masa depan serta karirnya.  Jalan berliku dilewati sebelum orang mengenalnya sebagai satu pejabat publik. Sejak tahun 90an ia sudah merantau dan tak banyak yang tahu jika adalah pejuang kemerdekaan Indonesia kala itu. “Darah perjuangan mengalir dalam diri saya untuk demi tanah Papua dan NKRI tercinta. Kerasnya kehidupan di Jayapura menempa dan membentuk saya menjadi manusia yang kuat dan pantang menyerah,” cerita Frans Pekei.

Ia memulai karir sebagai calon pegawai negeri sipil Irian Jaya pada tahun 1994. Kemudian diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) oleh Walikota Jayapura hingga hampir 40 tahun. Dari staf hingga dipercaya menjadi Sekretaris Daerah Kota Jayapura tahun 2019 termasuk sebagai Pejabat (Pj) Wali Kota Jayapura pada tanggal 27 Mei 2022 oleh Presiden Jokowi.

Pada Pilkada 2024 ia mencoba melompat menuju Walikota Jayapura 2024-2029. “Saya mengandalkan dukungan dari partai politik, tokoh adat, para kepala suku serta organisasi masyarakat yang telah berkomitmen mendukung saya sebagai Walikota Jayapura terpilih. Sayapun berani ambil resiko dan bertarung untuk menang,” tegasnya. (ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version