Tuesday, March 19, 2024
29.7 C
Jayapura

Senjata Mau Dibawa ke Jayapura?

Kodam Dalami Penyelundupan Senpi dan Amunisi dari PNG oleh Dua KKB di Pegubin

JAYAPURA-Personel Koramil 1715-05/Batom dan warga yang tergabung dalam Linmas Distrik Batom, Kabupaten Pegunungan Bintang menangkap dua anggota Kelompok Sipil Bersenjata (KSB). Selain mengamankan dua anggota KSB, lima pucuk senjata api berbagai jenis juga turut disita.

Adapun kedua orang KSB dengan inisial YU (36) dan KU (42) merupakan kelompok pimpinan Lamek Taplo. Mereka ditangkap pada Selasa (7/9) tanpa perlawanan. Kini kedua orang tersebut sudah diamankan di Makodam XVII/Cenderawasih beserta barang bukti. Mereka diterbangkan dari Pegunungan Bintang ke Makodam menggunakan helikopter, Rabu (8/9) kemarin.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono menyampaikan, dalam kurun waktu empat hari Kodam XVII/Cenderawasih sudah mendapatkan enam pucuk senjata yang masih berfungsi dengan baik dari tangan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Hasil pendalaman dari kedua orang tersebut, senjata yang diamankan bukan senjata organik milik TNI-Polri. Melainkan mereka dapatkan dari jual beli senjata dari Bogenvile, PNG,” jelas Pangdam dalam keterangan persnya di Makodam XVII/Cenderawasih, kemarin.

Dijelaskan, senjata tersebut diambil langsung dari kelompok bersenjata yang ada PNG. “Mau dibawa kemana senjata tersebut sedang didalami. Ada kemungkinan senjata tersebut dibawa ke Kiwirok. Sebab di sana ada kelompoknya Lamek Taplo,” ungkap Pangdam.

“Kemungkinan lain senjata tersebut mau dibawa ke Jayapura, dan itu masih kita dalami. Dengan tertangkapnya dua pelaku dan beberapa pucuk senjata, ini menandakan mereka mulai bergeser dan TNI-Polri terus mengamankan dalam rangka menjelang PON,” sambungnya.

Dijelaskan, penangkapan dua anggota Lamek Tapol tersebut tidak ada perlawanan ataupun kontak tembak. Anggota TNI tanpa mengeluarkan sebutir peluru dan tidak adanya korban. 

Baca Juga :  Pilkada Berpotensi Perparah Penyebaran COVID-19

Penangkap kedua orang tersebut berawal dari laporan masyarakat yang curiga terhadap kegiatan mereka, sehingga masyarakat berinisiatif untuk melaporkan kepada aparat  teritorial setempat.

“Laporan masyarakat kepada anggota TNI setempat dimungkinkan karena kedekatan dan hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan aparat  TNI. Untuk itu, masyarakat terbuka dan percaya membantu dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Kedekatan ini bisa dikembangkan di seluruh wilayah lainnya di Provinsi Papua,” tutur Pangdam.

Dengan masuknya senjata dan amunisi melalui jalur perbatasan, Pangdam menyampaikan untuk pengawasan di wilayah perbatasan pihaknya punya Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan yang saat ini digelar. Terdapat 5 batalyon ada di sektor utara dan selatan.

Selain itu lanjut Pangdam, Kodim, Koramil dan Babinsa sebagai ujung tombak bisa mengamankan wilayah perbatasan. Sebab, mereka ini yang langsung berinteraksi dengan masyarakat dan membina masyarakat untuk ikut mengamankan wilayah perbatasan.

“Untuk empat anggota yang terlibat dalam penangkapan, mereka sangat berprestasi dan penangkapan ini sudah kami laporkan ke satuan atas dan akan diajukan untuk KPLB,” pungkas Pangdam.

Sementara itu, Danrem 172/Praja Wira Yakti (PWY) Brigjen TNI Izak Pangemanan menyampaikan, anggota Pamtas masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya. Dalam pengejaran ini, pihaknya lebih mengedepankan operasi teritorial. “Kita mencegah adanya pertumpahan darah dalam pengejaran yang dilakukan,” kata Danrem. 

Menurutnya, mendapatkan lima pucuk senjata tidak harus dengan pertumpahan darah. Melainkan operasi yang benar, dimana pembinaan masyarakat dilakukan dengan benar, sehingga masyarakat bersama TNI menjaga situasi keamanan di Papua.

Baca Juga :  Mei 2022, RI Siap Produksi Mobil Listrik

“Jika kita mengedepankan pertumpahan darah yang muncul adalah dendam, yang akan memperpanjang konflik dan perlawanan yang akan terbangun. Kita mengedepankan pendekatan yang tidak berisiko memperpanjang konflik, tetapi kita mengakhiri konflik,” tuturnya. (fia/nat)

Barang Bukti yang Diamankan

1. Dua pucuk senjata laras panjang M16 (satu pucuk dilengkapi GLM atau pelontar granat).

2. Satu pucuk senjata double dop.

3. Senjata laras panjang rakitan 2 pucuk.

4. Amunisi kaliber 5,56 sebanyak 35 butir

5. Amunisi GLM 2 butir

6. Handphone 

7. Dua buah mata kapak.

8. Tiga bilah parang

9. Lima unit  flasdisk

10. Selembar  bendera OPM 

11. Bendera buka

12. Pisau dapur

13. Ketapel

14. Dua lembar tiket pesawat.

15. Satu lembar kartu anggota KSTP atas nama Yuli Uropmabin.

Kronologi Pengepungan dan Penyergapan

1. Pukul 07.00 WIT anggota Koramil Batom menerima laporan dari masyarakat, dimana ada 2 orang tak dikenal menggunakan perahu jhonson dari arah PNG menuju ke Mongham (basis TPN-OPM).

2. Sampai di Kampung Muara, perahu mengalami kerusakan dan tinggal di Kampung Muara sambil mencari perahu lain untuk menuju kampung Mungham.

3. Pukul 09.00 WIT 4 orang anggota Koramil dipimpin Sertu Ari Netson Arabia dan 3 orang anggota Koramil Batom, Sertu Edoardo Dimara, Sertu Ruben dan Kopda Hendri Yoktan bersama beberapa orang pemuda dan anggota Linmas Distrik Batom menuju ke Kampung Muara menggunakan speedboat.

4. Pukul 11.30, anggota Koramil dan beserta pemuda dan Linmas Batom melakukan pengepungan di pertengahan sungai yang mengarah ke Oksip dan Mongham.

Sumber: Kodam XVII/Cenderawasih  

Kodam Dalami Penyelundupan Senpi dan Amunisi dari PNG oleh Dua KKB di Pegubin

JAYAPURA-Personel Koramil 1715-05/Batom dan warga yang tergabung dalam Linmas Distrik Batom, Kabupaten Pegunungan Bintang menangkap dua anggota Kelompok Sipil Bersenjata (KSB). Selain mengamankan dua anggota KSB, lima pucuk senjata api berbagai jenis juga turut disita.

Adapun kedua orang KSB dengan inisial YU (36) dan KU (42) merupakan kelompok pimpinan Lamek Taplo. Mereka ditangkap pada Selasa (7/9) tanpa perlawanan. Kini kedua orang tersebut sudah diamankan di Makodam XVII/Cenderawasih beserta barang bukti. Mereka diterbangkan dari Pegunungan Bintang ke Makodam menggunakan helikopter, Rabu (8/9) kemarin.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono menyampaikan, dalam kurun waktu empat hari Kodam XVII/Cenderawasih sudah mendapatkan enam pucuk senjata yang masih berfungsi dengan baik dari tangan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Hasil pendalaman dari kedua orang tersebut, senjata yang diamankan bukan senjata organik milik TNI-Polri. Melainkan mereka dapatkan dari jual beli senjata dari Bogenvile, PNG,” jelas Pangdam dalam keterangan persnya di Makodam XVII/Cenderawasih, kemarin.

Dijelaskan, senjata tersebut diambil langsung dari kelompok bersenjata yang ada PNG. “Mau dibawa kemana senjata tersebut sedang didalami. Ada kemungkinan senjata tersebut dibawa ke Kiwirok. Sebab di sana ada kelompoknya Lamek Taplo,” ungkap Pangdam.

“Kemungkinan lain senjata tersebut mau dibawa ke Jayapura, dan itu masih kita dalami. Dengan tertangkapnya dua pelaku dan beberapa pucuk senjata, ini menandakan mereka mulai bergeser dan TNI-Polri terus mengamankan dalam rangka menjelang PON,” sambungnya.

Dijelaskan, penangkapan dua anggota Lamek Tapol tersebut tidak ada perlawanan ataupun kontak tembak. Anggota TNI tanpa mengeluarkan sebutir peluru dan tidak adanya korban. 

Baca Juga :  Pasca Libur Lebaran, Kasus Covid-19 Bertambah

Penangkap kedua orang tersebut berawal dari laporan masyarakat yang curiga terhadap kegiatan mereka, sehingga masyarakat berinisiatif untuk melaporkan kepada aparat  teritorial setempat.

“Laporan masyarakat kepada anggota TNI setempat dimungkinkan karena kedekatan dan hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan aparat  TNI. Untuk itu, masyarakat terbuka dan percaya membantu dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Kedekatan ini bisa dikembangkan di seluruh wilayah lainnya di Provinsi Papua,” tutur Pangdam.

Dengan masuknya senjata dan amunisi melalui jalur perbatasan, Pangdam menyampaikan untuk pengawasan di wilayah perbatasan pihaknya punya Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan yang saat ini digelar. Terdapat 5 batalyon ada di sektor utara dan selatan.

Selain itu lanjut Pangdam, Kodim, Koramil dan Babinsa sebagai ujung tombak bisa mengamankan wilayah perbatasan. Sebab, mereka ini yang langsung berinteraksi dengan masyarakat dan membina masyarakat untuk ikut mengamankan wilayah perbatasan.

“Untuk empat anggota yang terlibat dalam penangkapan, mereka sangat berprestasi dan penangkapan ini sudah kami laporkan ke satuan atas dan akan diajukan untuk KPLB,” pungkas Pangdam.

Sementara itu, Danrem 172/Praja Wira Yakti (PWY) Brigjen TNI Izak Pangemanan menyampaikan, anggota Pamtas masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya. Dalam pengejaran ini, pihaknya lebih mengedepankan operasi teritorial. “Kita mencegah adanya pertumpahan darah dalam pengejaran yang dilakukan,” kata Danrem. 

Menurutnya, mendapatkan lima pucuk senjata tidak harus dengan pertumpahan darah. Melainkan operasi yang benar, dimana pembinaan masyarakat dilakukan dengan benar, sehingga masyarakat bersama TNI menjaga situasi keamanan di Papua.

Baca Juga :  Elit Luar Masih Bermain Soal Isu Papua

“Jika kita mengedepankan pertumpahan darah yang muncul adalah dendam, yang akan memperpanjang konflik dan perlawanan yang akan terbangun. Kita mengedepankan pendekatan yang tidak berisiko memperpanjang konflik, tetapi kita mengakhiri konflik,” tuturnya. (fia/nat)

Barang Bukti yang Diamankan

1. Dua pucuk senjata laras panjang M16 (satu pucuk dilengkapi GLM atau pelontar granat).

2. Satu pucuk senjata double dop.

3. Senjata laras panjang rakitan 2 pucuk.

4. Amunisi kaliber 5,56 sebanyak 35 butir

5. Amunisi GLM 2 butir

6. Handphone 

7. Dua buah mata kapak.

8. Tiga bilah parang

9. Lima unit  flasdisk

10. Selembar  bendera OPM 

11. Bendera buka

12. Pisau dapur

13. Ketapel

14. Dua lembar tiket pesawat.

15. Satu lembar kartu anggota KSTP atas nama Yuli Uropmabin.

Kronologi Pengepungan dan Penyergapan

1. Pukul 07.00 WIT anggota Koramil Batom menerima laporan dari masyarakat, dimana ada 2 orang tak dikenal menggunakan perahu jhonson dari arah PNG menuju ke Mongham (basis TPN-OPM).

2. Sampai di Kampung Muara, perahu mengalami kerusakan dan tinggal di Kampung Muara sambil mencari perahu lain untuk menuju kampung Mungham.

3. Pukul 09.00 WIT 4 orang anggota Koramil dipimpin Sertu Ari Netson Arabia dan 3 orang anggota Koramil Batom, Sertu Edoardo Dimara, Sertu Ruben dan Kopda Hendri Yoktan bersama beberapa orang pemuda dan anggota Linmas Distrik Batom menuju ke Kampung Muara menggunakan speedboat.

4. Pukul 11.30, anggota Koramil dan beserta pemuda dan Linmas Batom melakukan pengepungan di pertengahan sungai yang mengarah ke Oksip dan Mongham.

Sumber: Kodam XVII/Cenderawasih  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya