Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Tugas TNI Melindungi Bukan Menakuti Rakyat

PERIKSA PASUKAN: Pangdam XVII/Cenderawasih, mayjen TNI. Yosua Pandit Sembiring saat melakukan pemeriksaan pasukan dalam upacara penerimaan Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna dan Yonif Raider 514/Sabbada di Mako Batalyon Yonif 751/Raider, Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (7/3). (FOTO : Pendam XVII/Cenderawasih for Cepos)

JAYAPURA-Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, selaku Pangkoops TNI Papua memimpin upacara penerimaan Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna dan Yonif Raider 514/Sabbada Yudha yang akan melaksanakan tugas di pedalaman Papua, Kamis (7/3) di Batalyon Yonif 751/Raider.

Pasukan TNI ini akan ditugaskan untuk melaksanakan pengamanan  pembangunan infrastruktur di pedalaman Papua, terutama di Kabupaten Nduga yang sempat terhenti akibat insiden pembantaian terhadap puluhan karyawan PT. Istaka Karya yang melaksanakan pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga pada 2 Desember tahun 2018 lalu.

Dalam amanatnya, Panglima mengatakan TNI adalah prajurit-prajurit pilihan yang bertugas melindungi rakyat dan seluruh tumpah dara Indonesia. Untuk itu, ia mengingatkan agar jangan sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat dimanapun akan ditugaskan. 

Baca Juga :  Masih Sakit, Lukas Enembe Tak Penuhi Panggilan Kedua KPK

Dikatakan, Papua merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ) yang memiliki nilai strategis bagi pertahanan negara dan mempengaruhi langsung terhadap kedaulatan bangsa.

“Sektor penugasan kalian adalah daerah yang masih dalam kategori rawan, masih terdapat Kelompok separatis bersenjata yang masih aktif melakukan teror, pembunuhan dan aksi kriminal lainnya baik terhadap aparatur negara maupun warga masyarakat,” jelasnya.

Selain dari aksi kriminalnya, kelompok separatis bersenjata juga aktif mengganggu program strategis nasional seperti pengerjaan proyek trans Papua di Kabupaten Nduga. Oleh sebab itu, dirinya memerintahkan semua anggota untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam setiap kegiatan.

“Perwira dan unsur komandan bawahan agar menjunjung kepemimpinan lapangan yang tegas dan terarah selama memimpin anggota, jangan malas karena malas bisa membuat kita tidak tau, jangan malas karena bisa membuat bodoh, selanjutnya kebodohan itu yang menyebabkan kehancuran,” jelasnya.

Baca Juga :  Dewan Gereja Papua Minta Polisi Tidak Kasar ke Pendemo

Panglima juga mengingatkan anggota untuk  mampu memenangkan hati dan pikiran masyarakat di sektor wilayah penugasan. Dimana kehadiran TNI harus mampu memberikan perlindungan dan rasa aman kepada rakyat. (fia/nat)

PERIKSA PASUKAN: Pangdam XVII/Cenderawasih, mayjen TNI. Yosua Pandit Sembiring saat melakukan pemeriksaan pasukan dalam upacara penerimaan Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna dan Yonif Raider 514/Sabbada di Mako Batalyon Yonif 751/Raider, Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (7/3). (FOTO : Pendam XVII/Cenderawasih for Cepos)

JAYAPURA-Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, selaku Pangkoops TNI Papua memimpin upacara penerimaan Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna dan Yonif Raider 514/Sabbada Yudha yang akan melaksanakan tugas di pedalaman Papua, Kamis (7/3) di Batalyon Yonif 751/Raider.

Pasukan TNI ini akan ditugaskan untuk melaksanakan pengamanan  pembangunan infrastruktur di pedalaman Papua, terutama di Kabupaten Nduga yang sempat terhenti akibat insiden pembantaian terhadap puluhan karyawan PT. Istaka Karya yang melaksanakan pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga pada 2 Desember tahun 2018 lalu.

Dalam amanatnya, Panglima mengatakan TNI adalah prajurit-prajurit pilihan yang bertugas melindungi rakyat dan seluruh tumpah dara Indonesia. Untuk itu, ia mengingatkan agar jangan sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat dimanapun akan ditugaskan. 

Baca Juga :  Dewan Gereja Papua Minta Polisi Tidak Kasar ke Pendemo

Dikatakan, Papua merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ) yang memiliki nilai strategis bagi pertahanan negara dan mempengaruhi langsung terhadap kedaulatan bangsa.

“Sektor penugasan kalian adalah daerah yang masih dalam kategori rawan, masih terdapat Kelompok separatis bersenjata yang masih aktif melakukan teror, pembunuhan dan aksi kriminal lainnya baik terhadap aparatur negara maupun warga masyarakat,” jelasnya.

Selain dari aksi kriminalnya, kelompok separatis bersenjata juga aktif mengganggu program strategis nasional seperti pengerjaan proyek trans Papua di Kabupaten Nduga. Oleh sebab itu, dirinya memerintahkan semua anggota untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam setiap kegiatan.

“Perwira dan unsur komandan bawahan agar menjunjung kepemimpinan lapangan yang tegas dan terarah selama memimpin anggota, jangan malas karena malas bisa membuat kita tidak tau, jangan malas karena bisa membuat bodoh, selanjutnya kebodohan itu yang menyebabkan kehancuran,” jelasnya.

Baca Juga :  Masih Sakit, Lukas Enembe Tak Penuhi Panggilan Kedua KPK

Panglima juga mengingatkan anggota untuk  mampu memenangkan hati dan pikiran masyarakat di sektor wilayah penugasan. Dimana kehadiran TNI harus mampu memberikan perlindungan dan rasa aman kepada rakyat. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya