Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Pro Kontra Kehadiran Caleg, Ketua dan Sekretaris LMA Berkelahi

Aparat mengamankan masyarakat saat perkelahian antara Ketua dan sekretaris LMA Jayawijaya, Rabu (6/3).(FOTO : Denny /cepos)

WAMENA-Pro kontra terhadap  kedatangan calon legislatif (Caleg) Tommy Soeharto di Wamena berujung pada  perkelahian antara ketua Lembaga masyarakat Adat dengan sekretarisnya di depan masyarakat pada saat pelaksanaan bakar batu.

  Informasi dari  Polres Jayawijaya, menyebutkan bahwa  perkelahian tersebut terjadi di belakang kantor LMA, Rabu (6/3) sekitar Pukul 16.06 WIT.  Perkelahian ini dipicu saat, Ketua LMA Jayawijaya Carlos Hubby menjelaskan bahwa babi (Wam) yang dibawa untuk mendukung Tommy Soeharto maju dalam Kursi DPR-RI dan bisa mendengar aspirasi anak adat.

   Pemotongan babi tersebut, menurut ketua LMA Jayawijaya Corlos Hubbi menyatakan bahwa saat ini,  LMA daerah pegunungan ia yang kendalikan.  Untuk itu, semua LMA harus mengikuti kemauannya

  Sementara Sekretaris LMA Herman Doga menegaskan bawha menyangkut dengan dukungan terhadap Tommy Soeharto , ia tidak terima, karena LMA adalah   Lembaga Adat. 

  “Ini adalah rumah adat,  dimana LMA dari 40 distrik yang ada di Kabupaten Jayawijaya berkumpul dan berbicara mengenai adat  dan bukan politik.”ungkap Herman.

Baca Juga :  Lagi, Tempat Pembuatan dan Penjualan Miras Lokal Digerebek

  Dalam insiden itu ada wartawan yang dilarang mengambil foto hingga memori kameranya diambil. Saat memori diambil dari wartawan tersebut,  Ketua LMA Calos Hubbi mengamuk dan memukul Sekretaris LMA. Spontan Ketua LMA dikeroyok oleh LMA-LMA Distrik anggota LMA lainnya.

  Kapolres Jayawijaya AKBP. Tonny Ananda Swadaya saat dikonfirmasi membenarkan adanya aksi perkelahian antara Ketua LMA dan Sekretaris LMA Kabupaten Jayawijaya, dimana aparat Polres Jayawijaya merespon cepat dengan Patroli yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya AKP. L.R.Tahapari tiba di TKP .

  “Kami coba melerai dan menjelaskan, bahwa karena bakar batu   sudah dilaksanakan, maka    silahkan dinikmati, LMA tempat untuk berbicara tentang adat, bukan politik,” ungkapnya Rabu (6/3) kemarin .

  Menurut Kapolres,  perkelahian di Kantor LMA Jayawijaya disebabkan karena ketua LMA dalam pengaruh minuman keras  dan mengajak wartawan dari Tommy Soeharto, sehingga masyarakat yang sedang bakar batu marah dan langsung memukul Ketua LMA Jayawijaya. 

Baca Juga :  Suhu Tubuh Tak Normal, Penumpang Pesawat Dipantau

  “Pembicaraan ketua LMA Jayawijaya dalam keadaan mabuk yang terekam jelas dalam barang bukti berupa Memori card yang mendukung Tommy Soeharto menjadi Presiden RI tahun 2024.”bebernya

  Sebelumnya, Puluhan warga Jayawijaya melakukan aksi demo menolak kedatangan ketua umum partai Berkarya Tommy Soeharto di Bandara Wamena, mereka meminta untuk Tommy tak mencari Suara di Pegunungan Tengah Papua.

  Koordinator demo, Hengky Heselo menegaskan jika Jayawijaya sebagai jantung dari Papua menolak Tommy Soeharto untuk turun ke Wamena mencari suara untuk duduk sebagai anggota DPR RI. “Orang dari luar Papua jangan cuma datang untuk mengambil suara masyarakat saja untuk duduk di DPR RI hanya untuk kepentingannya semata,” ujarnya. (jo/tri)

Aparat mengamankan masyarakat saat perkelahian antara Ketua dan sekretaris LMA Jayawijaya, Rabu (6/3).(FOTO : Denny /cepos)

WAMENA-Pro kontra terhadap  kedatangan calon legislatif (Caleg) Tommy Soeharto di Wamena berujung pada  perkelahian antara ketua Lembaga masyarakat Adat dengan sekretarisnya di depan masyarakat pada saat pelaksanaan bakar batu.

  Informasi dari  Polres Jayawijaya, menyebutkan bahwa  perkelahian tersebut terjadi di belakang kantor LMA, Rabu (6/3) sekitar Pukul 16.06 WIT.  Perkelahian ini dipicu saat, Ketua LMA Jayawijaya Carlos Hubby menjelaskan bahwa babi (Wam) yang dibawa untuk mendukung Tommy Soeharto maju dalam Kursi DPR-RI dan bisa mendengar aspirasi anak adat.

   Pemotongan babi tersebut, menurut ketua LMA Jayawijaya Corlos Hubbi menyatakan bahwa saat ini,  LMA daerah pegunungan ia yang kendalikan.  Untuk itu, semua LMA harus mengikuti kemauannya

  Sementara Sekretaris LMA Herman Doga menegaskan bawha menyangkut dengan dukungan terhadap Tommy Soeharto , ia tidak terima, karena LMA adalah   Lembaga Adat. 

  “Ini adalah rumah adat,  dimana LMA dari 40 distrik yang ada di Kabupaten Jayawijaya berkumpul dan berbicara mengenai adat  dan bukan politik.”ungkap Herman.

Baca Juga :  Dinkes Jayawijaya Lakukan Sweeping Imunisasi Polio ke Kampung

  Dalam insiden itu ada wartawan yang dilarang mengambil foto hingga memori kameranya diambil. Saat memori diambil dari wartawan tersebut,  Ketua LMA Calos Hubbi mengamuk dan memukul Sekretaris LMA. Spontan Ketua LMA dikeroyok oleh LMA-LMA Distrik anggota LMA lainnya.

  Kapolres Jayawijaya AKBP. Tonny Ananda Swadaya saat dikonfirmasi membenarkan adanya aksi perkelahian antara Ketua LMA dan Sekretaris LMA Kabupaten Jayawijaya, dimana aparat Polres Jayawijaya merespon cepat dengan Patroli yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya AKP. L.R.Tahapari tiba di TKP .

  “Kami coba melerai dan menjelaskan, bahwa karena bakar batu   sudah dilaksanakan, maka    silahkan dinikmati, LMA tempat untuk berbicara tentang adat, bukan politik,” ungkapnya Rabu (6/3) kemarin .

  Menurut Kapolres,  perkelahian di Kantor LMA Jayawijaya disebabkan karena ketua LMA dalam pengaruh minuman keras  dan mengajak wartawan dari Tommy Soeharto, sehingga masyarakat yang sedang bakar batu marah dan langsung memukul Ketua LMA Jayawijaya. 

Baca Juga :  Bagikan Baju ke Anak-anak Sinak

  “Pembicaraan ketua LMA Jayawijaya dalam keadaan mabuk yang terekam jelas dalam barang bukti berupa Memori card yang mendukung Tommy Soeharto menjadi Presiden RI tahun 2024.”bebernya

  Sebelumnya, Puluhan warga Jayawijaya melakukan aksi demo menolak kedatangan ketua umum partai Berkarya Tommy Soeharto di Bandara Wamena, mereka meminta untuk Tommy tak mencari Suara di Pegunungan Tengah Papua.

  Koordinator demo, Hengky Heselo menegaskan jika Jayawijaya sebagai jantung dari Papua menolak Tommy Soeharto untuk turun ke Wamena mencari suara untuk duduk sebagai anggota DPR RI. “Orang dari luar Papua jangan cuma datang untuk mengambil suara masyarakat saja untuk duduk di DPR RI hanya untuk kepentingannya semata,” ujarnya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya