Friday, April 26, 2024
26.7 C
Jayapura

Tangani Korban Anarkis, RSUD Wamena Dapat Bantuan Perawat Dan Dokter

Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, M.H saat menjenguk korban aksi anarkis di RSUD Wamena. ( FOTO : Denny/ Cepos) 

WAMENA-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena mendapat bantuan tenaga perawat dan dokter dari sejumlah Puskesmas dan kabupaten lain maupun instansi lain guna membantu menangani korban konflik yang membutuhkan perawatan medis segera.

   Direktur RSUD Wamena, dr. Felly Sahureka mengatakan, dalam penanganan bagi korban kerusuhan seluruh petugas yang ada dikerahkan baik dokter, perawat bidan, dengan tambahan 10 orang petugas kesehatan dari luar RSUD seperti dari Puskesmas-puskesmas.

  “Ada juga tenaga dokter dari kabupaten lain yang lagi posisi di Wamena turun tangan untuk membantu. Kami sangat berterima kasih untuk itu, karena petugas kita juga rata-rata ada mengungsi sehingga kita keterbatasan tenaga,” ungkapnya kepada wartawan usai apel ASN halaman Gedung Wenehule Hubi, Kamis (26/9).

  Kata dokter Felly, pihaknya juga dapat tambahan dua tim yang diperbantukan dari krisis center provinsi yang Kamis (26/9)  pagi naik sebanyak 28 orang, ditambah tenaga kesehatan dari Angkatan Udara dan Angkatan Darat berjumlah 30 orang.

  “Pasien patah tulang akan ditangani langsung oleh dokter ortopedi yang dikirim dari kesatuan itu, sehingga bisa membantu kita untuk pelayanan operasi selain dua dokter bedah yang ada di sini ditambah satu dokter dari Lanny Jaya ikut membantu,” katanya.

Baca Juga :  Kunker ke Pegubin, Pj Gubernur PP Tinjau Sejumlah Tempat

   Ia menjelaskan, hingga hari ke empat pasca kejadian terdapat 71 orang yang luka-luka, tetapi rata-rata ada yang sudah pulang, dan 20 orang telah dirujuk ke luar Wamena. Sedangkan pasien lain selain yang sudah dipulangkan, lainnya masih dirawat di bangsal untuk tindakan operasi dan lain-lain, ada yang luka bakar, ada luka patah tulang, luka tembak sementara masih ada di RSUD,

  “Untuk ketersediaan obat hingga saat ini di RSUD Wamena masih mencukupi, namun dengan keadaan yang tidak terduga ini kita juga telah meminta droping obat dari provinsi.”jelas dr. Felly

   Untuk di tempat pengungsian Lanjut Direktur RSUD Wamena , pihaknya sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan sampai saat tim dari Jayapura tiba, sehingga ada 58 orang yang akan membuat posko kesehatan di tempat-tempat pengungsian untuk lakukan pelayanan kesehatan disana 

Baca Juga :  Kesbangpol Anggarkan Rp 1,5 Miliar

   Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya, Dr. Willy E. Mambieuw, SpB mengatakan bantuan tenaga medis yang dikirim ke Wamena merupakan dari provinsi, rumah sakit Marten Indey, dimana mereka telah bergabung dengan tim kesehatan di Jayawijaya.

  “Kita lebih fokus pada penanganan pasien-pasien yang berada di tempat pengungsian, dimana petugas kesehatan akan disebar dari beberapa Puskesmas yang ada untuk mengecek situasi kesehatan masyarakat di pengungsian yang kurang lebih ada 22 titik,” beber dr. Willy.

  Selain itu, dinas juga akan membuka posko induk yang dipusatkan di gudang farmasi tepatnya di depan RSUD Wamena, dan juga akan ada di tempatkan tenaga kesehatan di setiap pengungsian. Dimana Semua dokter dan perawat yang ada di Puskesmas diperbantukan, karena ada juga yang mengungsi ke kota, sehingga diaktifkan untuk melayani masyarakat yang ada di sekitar tempat pengungsian.(jo/tri)

Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, M.H saat menjenguk korban aksi anarkis di RSUD Wamena. ( FOTO : Denny/ Cepos) 

WAMENA-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena mendapat bantuan tenaga perawat dan dokter dari sejumlah Puskesmas dan kabupaten lain maupun instansi lain guna membantu menangani korban konflik yang membutuhkan perawatan medis segera.

   Direktur RSUD Wamena, dr. Felly Sahureka mengatakan, dalam penanganan bagi korban kerusuhan seluruh petugas yang ada dikerahkan baik dokter, perawat bidan, dengan tambahan 10 orang petugas kesehatan dari luar RSUD seperti dari Puskesmas-puskesmas.

  “Ada juga tenaga dokter dari kabupaten lain yang lagi posisi di Wamena turun tangan untuk membantu. Kami sangat berterima kasih untuk itu, karena petugas kita juga rata-rata ada mengungsi sehingga kita keterbatasan tenaga,” ungkapnya kepada wartawan usai apel ASN halaman Gedung Wenehule Hubi, Kamis (26/9).

  Kata dokter Felly, pihaknya juga dapat tambahan dua tim yang diperbantukan dari krisis center provinsi yang Kamis (26/9)  pagi naik sebanyak 28 orang, ditambah tenaga kesehatan dari Angkatan Udara dan Angkatan Darat berjumlah 30 orang.

  “Pasien patah tulang akan ditangani langsung oleh dokter ortopedi yang dikirim dari kesatuan itu, sehingga bisa membantu kita untuk pelayanan operasi selain dua dokter bedah yang ada di sini ditambah satu dokter dari Lanny Jaya ikut membantu,” katanya.

Baca Juga :  Kesbangpol Anggarkan Rp 1,5 Miliar

   Ia menjelaskan, hingga hari ke empat pasca kejadian terdapat 71 orang yang luka-luka, tetapi rata-rata ada yang sudah pulang, dan 20 orang telah dirujuk ke luar Wamena. Sedangkan pasien lain selain yang sudah dipulangkan, lainnya masih dirawat di bangsal untuk tindakan operasi dan lain-lain, ada yang luka bakar, ada luka patah tulang, luka tembak sementara masih ada di RSUD,

  “Untuk ketersediaan obat hingga saat ini di RSUD Wamena masih mencukupi, namun dengan keadaan yang tidak terduga ini kita juga telah meminta droping obat dari provinsi.”jelas dr. Felly

   Untuk di tempat pengungsian Lanjut Direktur RSUD Wamena , pihaknya sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan sampai saat tim dari Jayapura tiba, sehingga ada 58 orang yang akan membuat posko kesehatan di tempat-tempat pengungsian untuk lakukan pelayanan kesehatan disana 

Baca Juga :  Semua Kampung Wajib Jalankan Tiga Progran Pusat

   Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya, Dr. Willy E. Mambieuw, SpB mengatakan bantuan tenaga medis yang dikirim ke Wamena merupakan dari provinsi, rumah sakit Marten Indey, dimana mereka telah bergabung dengan tim kesehatan di Jayawijaya.

  “Kita lebih fokus pada penanganan pasien-pasien yang berada di tempat pengungsian, dimana petugas kesehatan akan disebar dari beberapa Puskesmas yang ada untuk mengecek situasi kesehatan masyarakat di pengungsian yang kurang lebih ada 22 titik,” beber dr. Willy.

  Selain itu, dinas juga akan membuka posko induk yang dipusatkan di gudang farmasi tepatnya di depan RSUD Wamena, dan juga akan ada di tempatkan tenaga kesehatan di setiap pengungsian. Dimana Semua dokter dan perawat yang ada di Puskesmas diperbantukan, karena ada juga yang mengungsi ke kota, sehingga diaktifkan untuk melayani masyarakat yang ada di sekitar tempat pengungsian.(jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya