Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Diduga Dianiaya di Pos TNI, Bocah 13 Tahun Babak Belur

JAYAPURA – Dugaan kinerja yang dilakukan oknum TNI kembali. Kali ini menimpa seorang bocah berusia 13 tahun bernama Rahmad Justus Paisei. Bocah kelahiran Juli 2007 ini dilaporkan menjadi korban pengorbanan yang dilakukan oknum TNI di pos TNI di Jl Maleo Arso II Kabupaten Keerom.Jika dilihat dari foto – foto korban yang beredar di media sosial tampak kondisi yang cukup melelahkan karena sekujur tubuh babak belur, penuh memar biru kehitaman dari kaki hingga wajah.

Korban sendiri kini berada di RS Aryoko dan telah dimasukkan ke dalam ruang bedah. Dari sumber terpercaya Cenderawasih Pos menyebutkan bahwa kejadian tersebut berawal pada Kamis (27/10) pagi sekira pukul 05.00 WIT di depan kediaman korban di Arso II dimana saat itu korban keluar rumah kemudian dijemput dan dibawa ke pos TNI.Selang beberapa waktu kemudian sang ibu menyusul ke lokasi kejadian dan telah ditemukan.

Disini sang ibu bernama Carolina Yoku kemudian membawa anaknya ke Puskesmas Arso Kota untuk diobati. Dari Puskesmas sang ibu disarankan untuk menghubungi Polsek Arso namun ia dan korban sampai ke polsek ternyata tidak bisa disarankan dan disarankan untuk melapor ke Polres Keerom.

Baca Juga :  Istri dan Anak Lukas Enembe Tolak Tandatangani Surat Kuasa  untuk KPK

Hanya sampai ke Polres Keerom juga sama karena pelaku merupakan anggota TNI. Sesampainya di rumah barulah saksi (sumber Cepos) menghubungi ibu korban dan mendengar semua cerita tersebut.

“Saya dapat info jika ada anak yang dianiaya oleh anggota dan saya hubungi orang tuanya ternyata benar. Awalnya anak ini dianiaya pagi kemudian kembali terjadi malam hari sekira pukul 22.00 WIT.

Korban tidak melakukan pencurian burung di rumah salah satu anggota TNI,” jelas sumber tersebut.

“Dipukul bagaimana saya tidak tahu tapi memang badan semua sudah merah dan biru. Menurut ibu korban dipukul menggunakan selang dan anak ini sekarang sulit untuk makan,” tambahnya.

Penganiayaan kedua terjadi sekira pukul 22.00 WIB dimana korban kembali dijemput ke pos dan dianiaya. Kedua orang tua korban sempat menyusul sang anak namun disini dikatakan bahwa ayah korban, Joni Meki Paisei sempat ditodong menggunakan senjata.

Baca Juga :  Lagi, Aksi OTK Minta Korban

“Ibunya bilang takut karena pelakunya kopasus. Apalagi suaminya sempat ditodong senjata. Jadi anak ini malam hari sempat kembali dijemput oleh pelaku ke pos kemudian dipukul lagi.Mamanya menghubungi saya jam 12 malam dan menangis lalu saya sarankan lapor ke Koramil Arso,” ceritanya.

Menurut informasi selain Rahmad Paisei, ada juga 2 korban lainnya yang juga dianiaya dan ditahan di pos tersebut.“Kami masih menunggu kabar dari doa anak lainnya,” imbuh sumber.

Sementara terkait kasus ini dikonfirmasi di grup Whatsapp Kodam XVII Cenderawasih hingga berita ini ditulis tidak direspon Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjend TNI Muhammad Saleh Mustafa tak menampik kabar tersebut. “Oke ade, sedang menikmati oleh Pomdam dan Komnas HAM,” singkat Pangdam. Ditanya soal jumlah saksi atau pelaku yang diperika menurut pangdam semua masih dalam proses pemeriksaaan “Masih proses pemeriksaan oleh POM,” tutup Pangdam.(ade)

JAYAPURA – Dugaan kinerja yang dilakukan oknum TNI kembali. Kali ini menimpa seorang bocah berusia 13 tahun bernama Rahmad Justus Paisei. Bocah kelahiran Juli 2007 ini dilaporkan menjadi korban pengorbanan yang dilakukan oknum TNI di pos TNI di Jl Maleo Arso II Kabupaten Keerom.Jika dilihat dari foto – foto korban yang beredar di media sosial tampak kondisi yang cukup melelahkan karena sekujur tubuh babak belur, penuh memar biru kehitaman dari kaki hingga wajah.

Korban sendiri kini berada di RS Aryoko dan telah dimasukkan ke dalam ruang bedah. Dari sumber terpercaya Cenderawasih Pos menyebutkan bahwa kejadian tersebut berawal pada Kamis (27/10) pagi sekira pukul 05.00 WIT di depan kediaman korban di Arso II dimana saat itu korban keluar rumah kemudian dijemput dan dibawa ke pos TNI.Selang beberapa waktu kemudian sang ibu menyusul ke lokasi kejadian dan telah ditemukan.

Disini sang ibu bernama Carolina Yoku kemudian membawa anaknya ke Puskesmas Arso Kota untuk diobati. Dari Puskesmas sang ibu disarankan untuk menghubungi Polsek Arso namun ia dan korban sampai ke polsek ternyata tidak bisa disarankan dan disarankan untuk melapor ke Polres Keerom.

Baca Juga :  Komnas HAM: Segera Proses Kedua Oknum TNI Secara Transparan

Hanya sampai ke Polres Keerom juga sama karena pelaku merupakan anggota TNI. Sesampainya di rumah barulah saksi (sumber Cepos) menghubungi ibu korban dan mendengar semua cerita tersebut.

“Saya dapat info jika ada anak yang dianiaya oleh anggota dan saya hubungi orang tuanya ternyata benar. Awalnya anak ini dianiaya pagi kemudian kembali terjadi malam hari sekira pukul 22.00 WIT.

Korban tidak melakukan pencurian burung di rumah salah satu anggota TNI,” jelas sumber tersebut.

“Dipukul bagaimana saya tidak tahu tapi memang badan semua sudah merah dan biru. Menurut ibu korban dipukul menggunakan selang dan anak ini sekarang sulit untuk makan,” tambahnya.

Penganiayaan kedua terjadi sekira pukul 22.00 WIB dimana korban kembali dijemput ke pos dan dianiaya. Kedua orang tua korban sempat menyusul sang anak namun disini dikatakan bahwa ayah korban, Joni Meki Paisei sempat ditodong menggunakan senjata.

Baca Juga :  Di Abepura, Seorang Pria Tewas Ditembak

“Ibunya bilang takut karena pelakunya kopasus. Apalagi suaminya sempat ditodong senjata. Jadi anak ini malam hari sempat kembali dijemput oleh pelaku ke pos kemudian dipukul lagi.Mamanya menghubungi saya jam 12 malam dan menangis lalu saya sarankan lapor ke Koramil Arso,” ceritanya.

Menurut informasi selain Rahmad Paisei, ada juga 2 korban lainnya yang juga dianiaya dan ditahan di pos tersebut.“Kami masih menunggu kabar dari doa anak lainnya,” imbuh sumber.

Sementara terkait kasus ini dikonfirmasi di grup Whatsapp Kodam XVII Cenderawasih hingga berita ini ditulis tidak direspon Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjend TNI Muhammad Saleh Mustafa tak menampik kabar tersebut. “Oke ade, sedang menikmati oleh Pomdam dan Komnas HAM,” singkat Pangdam. Ditanya soal jumlah saksi atau pelaku yang diperika menurut pangdam semua masih dalam proses pemeriksaaan “Masih proses pemeriksaan oleh POM,” tutup Pangdam.(ade)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya