Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Sebelum Ditemukan Meninggal, Michelle Pamit ke Ibu Akan Bebaskan Sandera

JAYAPURA – Misteri kematian Michelle Kurisi yang belum terungkap, jenazahnya  ditemukan di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan dalam keadaan dikubur dan tertutup dedaunan.

Sebelum dinyatakan hilang, hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia. Anak pertama dari tiga bersaudara itu mengirim teks pesan kepada Ibunya yang bernama Elizabeth Mandosir.

“23 Agustus, kali terakhir komunikasi saya dengan Michelle. Dalam komunikasi itu, ia menyampaikan dua hari lagi mau membebaskan sandera,” terang Elizabeth kepada wartawan dalam keterangan persnya di Kantor Komnas HAM, Kamis (7/9).

Pada 25 Agustus, Elizabeth kembali menanyakan kabar anaknya melalui pesan WhatsAp. Hanya saja, pesan tersebut tidak lagi digubris anak perempuannya hingga akhirnya jenazah ditemukan di wilayah Lanny Jaya, pada (31/8).

“Dia tidak memberi tahu sandera siapa yang akan dia bebaskan, dan dengan siapa saja dia jalan,” kata Elizabeth sembari menahan tangis.

Kematian Michelle di luar dugaan keluarga, Elizabeth mengaku syok dengan situasi yang dihadapi. Sebagai ibu yang sudah melahirkan, ia enggan menyalahkan pihak manapun. Sebab, menjadi keputusan anaknya untuk melakukan apapun.

“Anak saya sudah dewasa, sudah bisa mengambil keputusan. Selaku orang tua, sebatas mengingatkan. Bahkan selama Michelle berada di Wamena, tak henti hentinya menanyakan kabar. Sedang berada di mana dan kapan pulang,” ucap Elizabeth.

Elizabeth mengambil hal positif atas kematian anak perempuannya itu. Meski banyak hujatan yang dilontarkan kepada anaknya, namun ia melihatnya sebagai hal yang positif. Sebab, Michelle berani berjuang dan melakukan hal hal yang positif.

“Yang saya banggakan dari anak saya, dia meninggalkan keluarganya, anak anaknya hanya untuk kepentingan sosial, kepentingan anak anak jalanan dan anak anak terlantar,” ungkapnya.

Dengan kematian anaknya, Elizabeth memberikan pengampunan kepada mereka dan siapapun yang sudah membunuh anak perempuannya. Sebagaimana berita yang beredar bahwa TPNOPM telah mengklaim mereka yang membunuh Michelle Kurisi.

Baca Juga :  Kenaikkan UMP 2023 Harus Diterapkan Perusahaan

“Siapapun pelakunya, saya mohon maaf jika ada sesuatu yang anak saya buat sehingga dia menjadi korban dalam pembunuhan. Saya percaya Michelle adalah korban, sehingga saya meminta pemerintah untuk perhatikan dua anak Michelle yang masih anak anak,” ucapnya.

Sebelum meninggal dunia, Elizabeth mengaku misi anaknya ke Wamena untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR di Provinsi Papua Pegunungan yang dicalonkan Partai Gerindra. Selain itu, membangun Kantor Gerindra yang berlokasi di kampung bapaknya di Wamena.

“Misi lainnya juga mengunjungi pengunsi, bahkan pada 17 Agustus dia kumpulkan anak anak lalu mengibarkan bendera merah putih. Fotonya sempat dikirimkan kepada saya melalui WhatsAp,” terangnya sembari menunjukan foto almarhum Michelle bersama anak anak Papua.

Lanjutnya, sebelum berangkat ke Wamena. Keseharian Michelle di Jayapura dengan anaknya dan komunitas anak anak jalanan, selebihnya memilih tertutup, dan ibunya selalu memantau kesibukan anaknya melalui media sosial.

Bahkan Elizabeth juga membantah jika anaknya pernah sekolah di Sekolah Tinggi Intelijen Negara sebagaimana tertulis di keterangan profil Facebook milik Michelle.  “Saya pastikan itu tidak ada,” tegasnya.

Ia pun berharap Komnas HAM bisa mengungkap siapa pelaku yang tega menghabisi nyawa anaknya. Elizabeth juga menyerahka kasus ini kepada pihak Kepolisian, agar diselesaikan sesuai dengan aturan negara.

“Setelah kejadian terbunuhnya Michelle, ada orang yang mengintimidasi saya melalui pesan messenger. Dan saya akan laporkan itu kepihak yang berwajib untuk diselidiki, dan untuk kematian Michelle sendiri sudah saya laporkan ke Polda Papua dan dalam proses penyidikan kepada keluarga,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey menyampaikan, kepentingan Komnas HAM sebagai lembaga negara agar kasus ini bisa terang benderang.

“Kasus ini telah menjadi atensi Nasional, terutama pimpinan Komnas HAM sudah memerintahkan kepada saya untuk segera menindaklanjutinya. Dan terhadap kasus ini merupakan pengaduan pro aktif,” kata Frits.

Baca Juga :  Tak Ada Pengamanan Ketat di Kediaman Lukas Enembe

Menurut Frits, dengan melakukan pengaduan pro aktif. Paling tidak kita sudah punya dua bukti petunjuk yakni ada jenazah almarhum dan sudah ada hasil autopsi.

“Kami akan melakukan upaya investigasi berdasarkan kewenangan yang ada di Komnas HAM, untuk memastikan bahwa ada peristiwa hukum yang harrus dipertanggungjawabkan,” tegas Frits.

Terkait dengan adanya ancaman terhadap keluarga korban, Frits menyampaikan Komnas HAM punya tanggung jawab untuk mengkoordinasikan dengan pihak kepolisian dan juga LPSK.

“Perlindungan diperlukan kepada keluarga jika mereka merasa ancamannya serius,” tegasnya.

Terhadap kasus ini, Komnas HAM akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Paling tidak untuk memastikan hasil penyelidikan awal dan hasil autopsi. Selain itu, Komnas akan segera mengirim rekomendasi kepada penegak hukum.

“Dalam kasus ini kami belum bisa menyimpulkan apakah ini pelanggaran HAM berat atau biasa, tapi ada seseorang yang meninggal dunia akibat kekerasan maka itu memenuhi definisi pelanggaran HAM,” ucap Frits.

Sementara itu, Melchior Weruin, selaku Analis Kebijakan Komnas HAM Papua menyatakan, penting sekali memastikan bahwa peristiwa ini ditindaklanjuti dan dipertanggungjawabkan secara  hukum.

“Sebagai lembaga negara, Komnas HAM dan kita semua berharap negara melakukan upaya upaya terbaik. Dilakukan proses hukum, sehingga kasus ini terang benderang tetapi juga para pelaku diberi sanksi yang tegas sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku,” ucapnya.

Menurut Melki, akan sangat berbahaya ketika ada peristiwa hukum, dimana ada orang meninggal dunia dengan cara yang sadis tetapi kemudian kita lamban untuk menyelesaikan.

“Komnas HAM tetap dalam posisi memberi dukungan, kita berharap Polisi bertindak profesional membuka kasus ini dan para pelaku dimintai pertanggungjawaban secara hukum,” pungkasnya. (fia/wen)

JAYAPURA – Misteri kematian Michelle Kurisi yang belum terungkap, jenazahnya  ditemukan di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan dalam keadaan dikubur dan tertutup dedaunan.

Sebelum dinyatakan hilang, hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia. Anak pertama dari tiga bersaudara itu mengirim teks pesan kepada Ibunya yang bernama Elizabeth Mandosir.

“23 Agustus, kali terakhir komunikasi saya dengan Michelle. Dalam komunikasi itu, ia menyampaikan dua hari lagi mau membebaskan sandera,” terang Elizabeth kepada wartawan dalam keterangan persnya di Kantor Komnas HAM, Kamis (7/9).

Pada 25 Agustus, Elizabeth kembali menanyakan kabar anaknya melalui pesan WhatsAp. Hanya saja, pesan tersebut tidak lagi digubris anak perempuannya hingga akhirnya jenazah ditemukan di wilayah Lanny Jaya, pada (31/8).

“Dia tidak memberi tahu sandera siapa yang akan dia bebaskan, dan dengan siapa saja dia jalan,” kata Elizabeth sembari menahan tangis.

Kematian Michelle di luar dugaan keluarga, Elizabeth mengaku syok dengan situasi yang dihadapi. Sebagai ibu yang sudah melahirkan, ia enggan menyalahkan pihak manapun. Sebab, menjadi keputusan anaknya untuk melakukan apapun.

“Anak saya sudah dewasa, sudah bisa mengambil keputusan. Selaku orang tua, sebatas mengingatkan. Bahkan selama Michelle berada di Wamena, tak henti hentinya menanyakan kabar. Sedang berada di mana dan kapan pulang,” ucap Elizabeth.

Elizabeth mengambil hal positif atas kematian anak perempuannya itu. Meski banyak hujatan yang dilontarkan kepada anaknya, namun ia melihatnya sebagai hal yang positif. Sebab, Michelle berani berjuang dan melakukan hal hal yang positif.

“Yang saya banggakan dari anak saya, dia meninggalkan keluarganya, anak anaknya hanya untuk kepentingan sosial, kepentingan anak anak jalanan dan anak anak terlantar,” ungkapnya.

Dengan kematian anaknya, Elizabeth memberikan pengampunan kepada mereka dan siapapun yang sudah membunuh anak perempuannya. Sebagaimana berita yang beredar bahwa TPNOPM telah mengklaim mereka yang membunuh Michelle Kurisi.

Baca Juga :  Makin Berani, Kendaraan Lapis Baja Polri Ditembaki

“Siapapun pelakunya, saya mohon maaf jika ada sesuatu yang anak saya buat sehingga dia menjadi korban dalam pembunuhan. Saya percaya Michelle adalah korban, sehingga saya meminta pemerintah untuk perhatikan dua anak Michelle yang masih anak anak,” ucapnya.

Sebelum meninggal dunia, Elizabeth mengaku misi anaknya ke Wamena untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR di Provinsi Papua Pegunungan yang dicalonkan Partai Gerindra. Selain itu, membangun Kantor Gerindra yang berlokasi di kampung bapaknya di Wamena.

“Misi lainnya juga mengunjungi pengunsi, bahkan pada 17 Agustus dia kumpulkan anak anak lalu mengibarkan bendera merah putih. Fotonya sempat dikirimkan kepada saya melalui WhatsAp,” terangnya sembari menunjukan foto almarhum Michelle bersama anak anak Papua.

Lanjutnya, sebelum berangkat ke Wamena. Keseharian Michelle di Jayapura dengan anaknya dan komunitas anak anak jalanan, selebihnya memilih tertutup, dan ibunya selalu memantau kesibukan anaknya melalui media sosial.

Bahkan Elizabeth juga membantah jika anaknya pernah sekolah di Sekolah Tinggi Intelijen Negara sebagaimana tertulis di keterangan profil Facebook milik Michelle.  “Saya pastikan itu tidak ada,” tegasnya.

Ia pun berharap Komnas HAM bisa mengungkap siapa pelaku yang tega menghabisi nyawa anaknya. Elizabeth juga menyerahka kasus ini kepada pihak Kepolisian, agar diselesaikan sesuai dengan aturan negara.

“Setelah kejadian terbunuhnya Michelle, ada orang yang mengintimidasi saya melalui pesan messenger. Dan saya akan laporkan itu kepihak yang berwajib untuk diselidiki, dan untuk kematian Michelle sendiri sudah saya laporkan ke Polda Papua dan dalam proses penyidikan kepada keluarga,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey menyampaikan, kepentingan Komnas HAM sebagai lembaga negara agar kasus ini bisa terang benderang.

“Kasus ini telah menjadi atensi Nasional, terutama pimpinan Komnas HAM sudah memerintahkan kepada saya untuk segera menindaklanjutinya. Dan terhadap kasus ini merupakan pengaduan pro aktif,” kata Frits.

Baca Juga :  Penumpang Dua Kapal Perintis Akhirnya Diturunkan

Menurut Frits, dengan melakukan pengaduan pro aktif. Paling tidak kita sudah punya dua bukti petunjuk yakni ada jenazah almarhum dan sudah ada hasil autopsi.

“Kami akan melakukan upaya investigasi berdasarkan kewenangan yang ada di Komnas HAM, untuk memastikan bahwa ada peristiwa hukum yang harrus dipertanggungjawabkan,” tegas Frits.

Terkait dengan adanya ancaman terhadap keluarga korban, Frits menyampaikan Komnas HAM punya tanggung jawab untuk mengkoordinasikan dengan pihak kepolisian dan juga LPSK.

“Perlindungan diperlukan kepada keluarga jika mereka merasa ancamannya serius,” tegasnya.

Terhadap kasus ini, Komnas HAM akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Paling tidak untuk memastikan hasil penyelidikan awal dan hasil autopsi. Selain itu, Komnas akan segera mengirim rekomendasi kepada penegak hukum.

“Dalam kasus ini kami belum bisa menyimpulkan apakah ini pelanggaran HAM berat atau biasa, tapi ada seseorang yang meninggal dunia akibat kekerasan maka itu memenuhi definisi pelanggaran HAM,” ucap Frits.

Sementara itu, Melchior Weruin, selaku Analis Kebijakan Komnas HAM Papua menyatakan, penting sekali memastikan bahwa peristiwa ini ditindaklanjuti dan dipertanggungjawabkan secara  hukum.

“Sebagai lembaga negara, Komnas HAM dan kita semua berharap negara melakukan upaya upaya terbaik. Dilakukan proses hukum, sehingga kasus ini terang benderang tetapi juga para pelaku diberi sanksi yang tegas sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku,” ucapnya.

Menurut Melki, akan sangat berbahaya ketika ada peristiwa hukum, dimana ada orang meninggal dunia dengan cara yang sadis tetapi kemudian kita lamban untuk menyelesaikan.

“Komnas HAM tetap dalam posisi memberi dukungan, kita berharap Polisi bertindak profesional membuka kasus ini dan para pelaku dimintai pertanggungjawaban secara hukum,” pungkasnya. (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya