Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Kasus Positif dan Meninggal Dunia Bertambah

dr. Silwanus Sumule

Kasus Positif dan Meninggal Dunia Bertambah

Perpanjangan Masa Pembatasan Sosial Diputuskan Hari ini 

JAYAPURA-Kasus positif Coronavirus Disease (Covid-19) di Provinsi Papua terus bertambah. Mengacu pada data Satgas Covid-19 Provinsi Papua yang dikeluarkan Selasa (7/4) pukul 19.00 WIT kemarin, terdapat penambahan lima kasus positif Covid-19.

Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule mengungkapkan, lima kasus positif Covid-19 tersebut terdiri dari satu kasus di Kota Jayapura, satu kasus di Kabupaten Mimika dan tiga kasus di Kabupaten Jayapura. Kelima pasien positif ini disebutkan berada dalam kondisi sakit ringan sampai sakit sedang.

“Dengan demikian, jumlah kasus positif secara kumulatif meningkat dari 26 kasus menjadi 31 kasus. Dari total 31 kasus positif tersebut, lima pasien di antaranya telah sembuh, empat pasien meninggal dunia, dan 22 pasien tengah mendapat perawatan dalam kondisi sakit ringan, sedang, maupun berat. Tiga pasien di antaranya menggunakan alat bantu pernafasan,” jelas dr. Silwanus Sumule dalam video conference, Selasa (7/4) kemarin.

Selain itu, bukan hanya kasus positif saja yang bertambah, melainkan jumlah pasien positif yang meninggal dunia juga meningkat. Terdapat penambahan dua pasien meninggal dunia, sehingga total ada empat pasien positif yang meninggal dunia. 

Dua tambahan pasien positif yang meninggal dunia ini diketahui masing-masing satu pasien di Kota Jayapura, dan satu pasien lainnya di Kabupaten Mimika.

“Kedua pasien yang meninggal telah dimakamkan sesuai dengan protokol yang dianjurkan dan disarankan. Baik oleh Kementerian Kesehatan maupun Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization  (WHO),” terangnya.

Dikatakan, berdasarkan data tersebut, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke masih mendapat perhatian khusus dalam penanganan Covid-19. Sebut saja, di Kota Jayapura terdapat 13 kasus positif, di mana delapan di antaranya tengah dirawat, tiga kasus dinyatakan sembuh, dan dua kasus meninggal dunia.

“Kemudian, di Kabupaten Jayapura terdapat lima kasus positif, yang mana semua pasiennya saat ini tengah mendapat perawatan. Untuk Kabupaten Mimika, terdapat sembilan  kasus positif. Dimana tujuh kasus di antaranya tengah mendapat perawatan, dan dua kasus meninggal dunia. Sementara untuk Merauke, terdapat empat kasus positif. Dimana dua di antaranya tengah dirawat dan dua lainnya telah dinyatakan sembuh,” tambahnya.

Untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) mengalami penurunan sebanyak 236 orang, dari 3498 menjadi 3262 orang. Sementara untuk Pasien Dalam Perawatan (PDP) juga mengalami penurunan 1 pasien, sehingga kini total PDP terdapat 44 pasien.

Sementara itu, kabar duka menyelimuti masyarakat dan Pemerintah Kota Jayapura. Dimana seorang warga Kota Jayapura yang merupakan pasien Covid-19 dan selama ini dirawat di RS Marthen Indey Jayapura, menghmebuskan nafas terakhirnya, Selasa (7/4) dini hari kemarin.

Baca Juga :  Mendung, Hilal  Ramadan Tidak Tampak di Papua

“Ya saya dapat info dari Kadis Kesehatan kalau ada satu pasien meninggal dunia dini hari tadi di RS Marthen Indey. Pasien yang berusia 43 tahun ini sudah menjalani perawatan sejak seminggu lalu,” ungkap Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., saat dikonfirmasi via ponselnya kemarin.

Wali Kota Tomi Mano mengatakan, putusnya mata rantai penyebaran Covid-19 Kota Jayapura, semua tergantung dari kesadaran masyarakat masing-masing. Masyarakat menurutnya harus sadar, dimana saat ini Covid-19 obatnya belum ada. Tapi dengan berdiam diri di rumah maka Covid-19 bisa musnah dengan sendirinya.

Wali Kota minta kepada kepala kelurahan dan RT/RW harus tegas dalam mengontrol warganya. “Karena mereka yang lebihi dekat. Jadi jika instruksi wali kota sudah diedarkan, maka wajib untuk dilaksanakan. Kepala kelurahan, RT/RW juga harus tegas, karena mereka garda terdepan perpanjangan tangan pemerintah di lapisan yang paling bawah,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Tomi Mano meminta kepala kelurahan dan RT/RW untuk turun mengontrol warganya. “Jangan biarkan warga berkumpul-kumpul atau keluar malam. Lakukan karantina wilayah kalau malam. Dimana setiap warga yang masuk dan keluar harus diperiksa, sehingga ini bisa meminimalisir penyebaran Covid-19 Kota Jayapura,” pungkasnya.

Adapun RSUD  Yowari, Kabupaten Jayapura saat ini  kembali merawat  dan mengisolasi  tiga pasien baru yang dinyatakan  positif Covid-19 di Kabupaten Jayapura, setelah tim medis melakukan pemeriksaan sebanyak dua kali.
Juru Bicara Penanganan Percepatan Covid-19 Kabupaten Jayapura, Khairul Lie mengatakan tiga pasien baru positif Corona ini berasal dari riwayat kontak erat dengan pasien positif pertama dengan kode Y9 yang saat ini masih dirawat intensif ruang isolasi RSUD Yowari Jayapura.

“Hari ini (kemarin, Red) ada tiga pasien  baru yang dinyatakan positif Corona dirawat di RSUD Yowari,”  kata Khairul Lie saat dihubungi, Selasa (7/4).

Dengan adanya penambahan tiga kasus baru maka di Kabupaten Jayapura saat ini terdapat lima kasus positif Covid-19. Sedangkan komulatif PDP sebanyak 19 orang.

“Dimana diketahui pasien pertama dengan kode Y9 itu merupakan pasien yang terlebih dahulu melakukan kontak erat dengan salah satu warga Sarmi yang  saat ini juga sudah dinyatakan positif Covid-19. Jadi tiga pasien baru saat ini merupakan kontak erat dengan pasien pertama Y9. Kontak satu rumah, antara lain  ada anak. Kita telusuri dan diketahui saudaranya yang lakukan perjalanan ke Sarmi dan dua kali melakukan perjalanan ke Sarmi. Jadi memang kita harus hubungi Sarmi untuk mengatakan supaya mereka melakukan pengawasan yang ketat,” bebernya.

Baca Juga :  Tim DPRP Teruskan Aspirasi ke Panglima TNI

Untuk  diketahui, riwayat munculnya pasien pasien positif Covid-19   di Kabupaten Jayapura saat ini diduga dibawa masuk oleh salah seorang warga  yang mengikuti kegiatan  di Makassar. Kemudian yang bersangkutan melakukan kontak dengan keluarganya yang ada di Sentani yang mana dari keluarga inilah yang menjadi pasien pertama positif Covid-19 dengan kode Y9 dan dirawat di RSUD Yowari. 

“Setelah tim melakukan penelusuran terhadap asal mula kasus ini dan diketahui Y9 ini telah melakukan kontak erat dengan keluarganya warga Sarmi yang datang dari Makassar. Saat ini keluarganya yang dari Sarmi tersebut sudah dinyatakan positif dengan nomor kode pasien Y22 dan dirawat di RSUD Yowari Jayapura. Pasien  Y22 inilah warga yang ikut kegiatan di luar dan sudah kita lakukan tes sebanyak 2 kali dan hasilnya positif,” tambahnya. 

Secara terpisah Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., menyebutkan bahwa rapat koordinasi Forkopimda akan kembali digelar guna mengevalusi kinerja penanganan Covid-19 di Papua. 

Rencananya setelah evaluasi, akan ditentukan langkah selanjutnya, dengan tetap melihat situasi objektif di Papua saat ini.

“Besok (hari ini, red), kita akan rapat dan meninjau kembali semua yang telah kita lakukan. Barulah kemudian kita tentukan apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan, tentunya dengan melihat situasi objektif saat ini,” ungkap Wagub Klemen Tinaldi Gedung Negara Jayapura, Selasa (7/4) kemarin.

Secara umumnya sambung Wagub Tinal, berdasarkan diskusi yang telah dilakukan bersama Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH.,  kemungkinan besar akan diputuskan juga perpanjangan masa pembatasan sosial di Papua.

“Besok (hari ini, red) baru kita putuskan bahwa kita menambah waktu pembatasan sosial ini hingga 14 hari ke depan, yang mana hingga akhir April mendatang,” sambungnya.

Wagub Tinal menjelaskan bahwa terkait alat kesehatan, pihaknya terus berupaya melalui tim Satgas yang telah dibentuk agar semua dapat terpenuhi. Menurutnya, alat kesehatan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk terus bekerja memenuhinya.

“Di sisi lain, kita minta masyarakat untuk tetap dengan semangat menjalankan imbauan yang telah disampaikan pemerintah. Dalam hal ini, kita tidak lockdown, melainkan secara selektif menutup akses masuknya orang melalui bandar udara, pelabuhan, maupun pintu perbatasan,” terangnya.

“Sebaliknya, barang, peralatan, tetap bisa masuk-keluar. Sekarang juga Garuda (maskapai penerbangan) sudah bisa terbang dengan khusus membawa alat/barang. Pesawat ini membawa alat-alat yang masih kurang, seperti halnya Alat Pelindung Diri (APD),” pungkasnya. (gr/dil/roy/nat)

dr. Silwanus Sumule

Kasus Positif dan Meninggal Dunia Bertambah

Perpanjangan Masa Pembatasan Sosial Diputuskan Hari ini 

JAYAPURA-Kasus positif Coronavirus Disease (Covid-19) di Provinsi Papua terus bertambah. Mengacu pada data Satgas Covid-19 Provinsi Papua yang dikeluarkan Selasa (7/4) pukul 19.00 WIT kemarin, terdapat penambahan lima kasus positif Covid-19.

Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule mengungkapkan, lima kasus positif Covid-19 tersebut terdiri dari satu kasus di Kota Jayapura, satu kasus di Kabupaten Mimika dan tiga kasus di Kabupaten Jayapura. Kelima pasien positif ini disebutkan berada dalam kondisi sakit ringan sampai sakit sedang.

“Dengan demikian, jumlah kasus positif secara kumulatif meningkat dari 26 kasus menjadi 31 kasus. Dari total 31 kasus positif tersebut, lima pasien di antaranya telah sembuh, empat pasien meninggal dunia, dan 22 pasien tengah mendapat perawatan dalam kondisi sakit ringan, sedang, maupun berat. Tiga pasien di antaranya menggunakan alat bantu pernafasan,” jelas dr. Silwanus Sumule dalam video conference, Selasa (7/4) kemarin.

Selain itu, bukan hanya kasus positif saja yang bertambah, melainkan jumlah pasien positif yang meninggal dunia juga meningkat. Terdapat penambahan dua pasien meninggal dunia, sehingga total ada empat pasien positif yang meninggal dunia. 

Dua tambahan pasien positif yang meninggal dunia ini diketahui masing-masing satu pasien di Kota Jayapura, dan satu pasien lainnya di Kabupaten Mimika.

“Kedua pasien yang meninggal telah dimakamkan sesuai dengan protokol yang dianjurkan dan disarankan. Baik oleh Kementerian Kesehatan maupun Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization  (WHO),” terangnya.

Dikatakan, berdasarkan data tersebut, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke masih mendapat perhatian khusus dalam penanganan Covid-19. Sebut saja, di Kota Jayapura terdapat 13 kasus positif, di mana delapan di antaranya tengah dirawat, tiga kasus dinyatakan sembuh, dan dua kasus meninggal dunia.

“Kemudian, di Kabupaten Jayapura terdapat lima kasus positif, yang mana semua pasiennya saat ini tengah mendapat perawatan. Untuk Kabupaten Mimika, terdapat sembilan  kasus positif. Dimana tujuh kasus di antaranya tengah mendapat perawatan, dan dua kasus meninggal dunia. Sementara untuk Merauke, terdapat empat kasus positif. Dimana dua di antaranya tengah dirawat dan dua lainnya telah dinyatakan sembuh,” tambahnya.

Untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) mengalami penurunan sebanyak 236 orang, dari 3498 menjadi 3262 orang. Sementara untuk Pasien Dalam Perawatan (PDP) juga mengalami penurunan 1 pasien, sehingga kini total PDP terdapat 44 pasien.

Sementara itu, kabar duka menyelimuti masyarakat dan Pemerintah Kota Jayapura. Dimana seorang warga Kota Jayapura yang merupakan pasien Covid-19 dan selama ini dirawat di RS Marthen Indey Jayapura, menghmebuskan nafas terakhirnya, Selasa (7/4) dini hari kemarin.

Baca Juga :  Tim DPRP Teruskan Aspirasi ke Panglima TNI

“Ya saya dapat info dari Kadis Kesehatan kalau ada satu pasien meninggal dunia dini hari tadi di RS Marthen Indey. Pasien yang berusia 43 tahun ini sudah menjalani perawatan sejak seminggu lalu,” ungkap Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., saat dikonfirmasi via ponselnya kemarin.

Wali Kota Tomi Mano mengatakan, putusnya mata rantai penyebaran Covid-19 Kota Jayapura, semua tergantung dari kesadaran masyarakat masing-masing. Masyarakat menurutnya harus sadar, dimana saat ini Covid-19 obatnya belum ada. Tapi dengan berdiam diri di rumah maka Covid-19 bisa musnah dengan sendirinya.

Wali Kota minta kepada kepala kelurahan dan RT/RW harus tegas dalam mengontrol warganya. “Karena mereka yang lebihi dekat. Jadi jika instruksi wali kota sudah diedarkan, maka wajib untuk dilaksanakan. Kepala kelurahan, RT/RW juga harus tegas, karena mereka garda terdepan perpanjangan tangan pemerintah di lapisan yang paling bawah,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Tomi Mano meminta kepala kelurahan dan RT/RW untuk turun mengontrol warganya. “Jangan biarkan warga berkumpul-kumpul atau keluar malam. Lakukan karantina wilayah kalau malam. Dimana setiap warga yang masuk dan keluar harus diperiksa, sehingga ini bisa meminimalisir penyebaran Covid-19 Kota Jayapura,” pungkasnya.

Adapun RSUD  Yowari, Kabupaten Jayapura saat ini  kembali merawat  dan mengisolasi  tiga pasien baru yang dinyatakan  positif Covid-19 di Kabupaten Jayapura, setelah tim medis melakukan pemeriksaan sebanyak dua kali.
Juru Bicara Penanganan Percepatan Covid-19 Kabupaten Jayapura, Khairul Lie mengatakan tiga pasien baru positif Corona ini berasal dari riwayat kontak erat dengan pasien positif pertama dengan kode Y9 yang saat ini masih dirawat intensif ruang isolasi RSUD Yowari Jayapura.

“Hari ini (kemarin, Red) ada tiga pasien  baru yang dinyatakan positif Corona dirawat di RSUD Yowari,”  kata Khairul Lie saat dihubungi, Selasa (7/4).

Dengan adanya penambahan tiga kasus baru maka di Kabupaten Jayapura saat ini terdapat lima kasus positif Covid-19. Sedangkan komulatif PDP sebanyak 19 orang.

“Dimana diketahui pasien pertama dengan kode Y9 itu merupakan pasien yang terlebih dahulu melakukan kontak erat dengan salah satu warga Sarmi yang  saat ini juga sudah dinyatakan positif Covid-19. Jadi tiga pasien baru saat ini merupakan kontak erat dengan pasien pertama Y9. Kontak satu rumah, antara lain  ada anak. Kita telusuri dan diketahui saudaranya yang lakukan perjalanan ke Sarmi dan dua kali melakukan perjalanan ke Sarmi. Jadi memang kita harus hubungi Sarmi untuk mengatakan supaya mereka melakukan pengawasan yang ketat,” bebernya.

Baca Juga :  TNI-Polri Antisipasi Putusan Sidang MK

Untuk  diketahui, riwayat munculnya pasien pasien positif Covid-19   di Kabupaten Jayapura saat ini diduga dibawa masuk oleh salah seorang warga  yang mengikuti kegiatan  di Makassar. Kemudian yang bersangkutan melakukan kontak dengan keluarganya yang ada di Sentani yang mana dari keluarga inilah yang menjadi pasien pertama positif Covid-19 dengan kode Y9 dan dirawat di RSUD Yowari. 

“Setelah tim melakukan penelusuran terhadap asal mula kasus ini dan diketahui Y9 ini telah melakukan kontak erat dengan keluarganya warga Sarmi yang datang dari Makassar. Saat ini keluarganya yang dari Sarmi tersebut sudah dinyatakan positif dengan nomor kode pasien Y22 dan dirawat di RSUD Yowari Jayapura. Pasien  Y22 inilah warga yang ikut kegiatan di luar dan sudah kita lakukan tes sebanyak 2 kali dan hasilnya positif,” tambahnya. 

Secara terpisah Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., menyebutkan bahwa rapat koordinasi Forkopimda akan kembali digelar guna mengevalusi kinerja penanganan Covid-19 di Papua. 

Rencananya setelah evaluasi, akan ditentukan langkah selanjutnya, dengan tetap melihat situasi objektif di Papua saat ini.

“Besok (hari ini, red), kita akan rapat dan meninjau kembali semua yang telah kita lakukan. Barulah kemudian kita tentukan apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan, tentunya dengan melihat situasi objektif saat ini,” ungkap Wagub Klemen Tinaldi Gedung Negara Jayapura, Selasa (7/4) kemarin.

Secara umumnya sambung Wagub Tinal, berdasarkan diskusi yang telah dilakukan bersama Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH.,  kemungkinan besar akan diputuskan juga perpanjangan masa pembatasan sosial di Papua.

“Besok (hari ini, red) baru kita putuskan bahwa kita menambah waktu pembatasan sosial ini hingga 14 hari ke depan, yang mana hingga akhir April mendatang,” sambungnya.

Wagub Tinal menjelaskan bahwa terkait alat kesehatan, pihaknya terus berupaya melalui tim Satgas yang telah dibentuk agar semua dapat terpenuhi. Menurutnya, alat kesehatan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk terus bekerja memenuhinya.

“Di sisi lain, kita minta masyarakat untuk tetap dengan semangat menjalankan imbauan yang telah disampaikan pemerintah. Dalam hal ini, kita tidak lockdown, melainkan secara selektif menutup akses masuknya orang melalui bandar udara, pelabuhan, maupun pintu perbatasan,” terangnya.

“Sebaliknya, barang, peralatan, tetap bisa masuk-keluar. Sekarang juga Garuda (maskapai penerbangan) sudah bisa terbang dengan khusus membawa alat/barang. Pesawat ini membawa alat-alat yang masih kurang, seperti halnya Alat Pelindung Diri (APD),” pungkasnya. (gr/dil/roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya