Thursday, April 25, 2024
32.7 C
Jayapura

Kerusuhan di Wamena Tidak Ada Kaitannya dengan SARA

Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw saat melihat dan mendengarkan keluhan pengungsi yang rumahnya dijarah di Gereja GKI Laharoy,  Hom-hom, Wamena, Minggu (6/10).  ( FOTO : Denny/Cepos)

JAYAPURA-Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan, kejadian di Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang pecah pada 23 September lalu merupakan kejadian  incidental yang dibuat oleh kelompok yang tidak ada hubungannya dengan ras, suku, maupun agama (SARA).

“Tidak persoalan itu. Itu saja yang saya ingatkan,” tegas Kapolda kepada wartawan, Sabtu (5/10).

Menurut Kapolda Paulus Waterpauw, situasi papua hingga saat ini aman dan terkendali. Dirinya berpikir upaya membangun  komunikasi yang cepat antara semua pihak jauh lebih baik.

“Gubernur Papua juga sudah  mengundang kami. Beliau menyampaikan beberapa masukan  terkait langkah-langkah dan upaya yang sedang kami lakukan bersama. Ada beberapa saran dan solusi akan kami lakukan,” jelasnya.

Lanjut Kapolda, gubernur mempunya keinginan cepat untuk merecovery tempat tinggl dan tempat usaha warga yang ada di Wamena. Kemungkinan besar sebelum dibuat secara permanen akan dibuat secara sederhana atau darurat dengan membangun dari kayu  seperti di Tolikara.

“Saya pikir itu sangat baik dan kami mendukung. Sehingga ada percepatan kembali saudara-saudara kita yang mungkin sudah turun ke Jayapura, Timika dan  mengungsi ke wilayah lain untuk bisa segera kembali ke Wamena,” harapnya.

Polda Papua lanjut Waterpauw terus melakukan upaya-upaya langkah dengan melapisi kekuatan yang ada di beberapa daerah di Papua. Dimana kekuatan tersebut tak lain untuk menjaga dan memberikan pemahaman kepada masyarakat.

“Kekuatan personel kami tempatkan di Wamena, Jayapura, Sentani dan beberapa daerah lainnya yang sementara ini dianggap dalam tanda petik sebagai daerah yang sangat  rentan terhadap  gangguan,” jelasnya.

Untuk Wamena, Polda Papua akan mengirimkan satu kompi pasukan BKO Brimob. Hal ini untuk memperkuat keamanan pasca kerusuhan di wilayah tersebut. Pengiriman pasukan ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat di sekitar Wamena.

Dimana satu kompi pasukan Brimob atau setara 100 personel ini akan bergabung dengan dua kompi Brimob yang telah berada di wilayah Wamena. Total  451 personel telah mengamankan wilayah Wamena pasca kerusuhan 23 September.

Baca Juga :  Selandia Baru Sesalkan Indonesia Lambat Dalam Bebaskan Pilot Susi Air

Penambahan pasukan ini, telah dirapatkan pada tingkat pimpinan. Dirinya  akan mengutus Kepala Biro Operasi Polda Papua dan sejumlah Komandan Satuan Brimob untuk melihat kondisi terkini di Wamena.

“Karo Ops Polda Papua dan beberapa Komandan Satuan Brimob akan naik ke Wamena untuk melihat kondisi riil dalam rangka penempatan personel kembali. Jadi masyarakat yang mengungsi jangan khawatir, kami sudah ada dan tetap ada,” tuturnya.

“Kami akan menjaga dan melindungi saudara-saudara. Kembalilah dan jangan takut bagi saudara-saudara di luar sana,” sambungnya.

Sementara untuk pelaku penyebar hoax saat ini sedang dikejar. Dirinya meminta masyarakat jika mengetahuinya bisa memberikan input kepada Kepolisian. Sekecil  apapun yang berkaitan dengan hoax. “Nanti kami akan tangani bersinergi dengan Tim Cyber Mabes Polri  dan TNI,” ucapnya.

Kapolda juga mengingatkan kepada masyarakat jika mendapat ancaman dengan waktu yang diberikan untuk harus meninggalkan tempat (Papua-red), mereka akan menyerang. “Itu hanya bohong belaka. Kami ada di sini, tidak usah khawatir,” tegasnya.

Sementara itu,  pengungsi di Gereja GKI Laharoy Hom-hom mengeluhkan rumah mereka yang tidak terbakar namun tetap menjadi korban pencurian dan penjarahan selama ini. Karena tak ada aparat di beberapa titik seperti di dekat Pura. 

Hal ini disampaikan warga kepada Kapolda Paulus Waterpauw saat berkunjung ke Wamena Minggu (6/10) kemarin.

Warga yang mengungsi sebanyak 100 orang itu mengaku jika sebagian dari mereka yang mengungsi masih memiliki rumah karena tak terbakar. Sedangkan warga jemaat yang rumahnya terbakar semuanya telah mengungsi ke Jayapura maupun pulang ke kampung halamannya. Namun yang terjadi saat ini rumah milik warga ini selalu dijarah.

“Pasca hari ke dua itu karena aliran listrik tidak ada, rumah kita terus dijarah dan sampai saat ini masih terus terjadi. Karena meskipun banyak aparat keamanan didatangkan namun beberapa tempat yang kosong masih terus menjadi sasaran pencurian dan penjarahan,” ungkap warga kepada Kapolda Paulus Waterpauw.

Baca Juga :  Papua Gasssss!

Para pengungsi ini juga mengeluhkan patroli aparat keamanan yang tidak masuk sampai ke tempat –tempat yang sering terjadi penjarahan. Padahal waktu penjarahan mereka sempat laporkan kepada aparat namun aparat tidak masuk melihat rumah mereka. Itu yang membuat warga marah dan seakan tak percaya dengan aparat.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw yang mendengarkan keluhan dari warga langsung memerintahkan Kapolres Jayawijaya, AKBP. Tonny Ananda Swadaya untuk segera menindaklanjuti masalah tersebut. Dengan menyebarkan aparat keamanan yang saat ini ada di Wamena ke tempat-tempat yang masih kosong. Diharapkan kehadiran aparat dapat meminimalisir terjadinya penjarahan dan pencurian di rumah pengungsi yang kosong.

“Kalau dalam kondisi seperti ini ada bencana, orang ketakutan dan meninggalkan rumahnya. Biasanya ada yang memanfaatkan untuk kepentingan mereka. Seperti merampok, menjarah, mencuri harta milik orang lain. Saya sudah minta untuk menambah pasukan di tempat yang kosong,” tegas Kapolda Waterpauw. 

Kapolda juga menegaskan, dirinya telah meminta Kapolres Jayawijaya, Kabag Ops, Kapolsek Wamena Kota, dan Kasat Reskrim untuk mengerahkan anggota ke tempat-tempat yang kosong atau membuat pos-pos. 

“Semoga ini bisa membawa, efek yang baik bagi para pengungsi, sehingga tidak terus-terusan menjadi korban dan yang melakukan penjarahan juga bisa ditangkap,”tegasnya.

Paulus Waterpauw juga memastikan hingga saat ini keadaan Wamena sudah mulai kondusif dan aman. Untuk itu, ia meminta pengungsi yang masih bertahan di beberapa tempat bisa kembali ke rumahnya melakukan aktivitas seperti biasa. Sebab untuk keamanan, pihaknya ada melakukan penambahan personel di Jayawijaya.

“Saya dengan Pemda Jayawijaya sudah akan membuka sekolah, Senin (hari ini, Red). Ini langkah yang baik sehingga anak-anak bisa kembali sekolah seperti biasa tanpa ada rasa takut. Saya pastikan Jayawijaya sudah aman dan pengungsi bisa kembali ke rumahnya,” pungkasnya. (fia/jo/nat)

Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw saat melihat dan mendengarkan keluhan pengungsi yang rumahnya dijarah di Gereja GKI Laharoy,  Hom-hom, Wamena, Minggu (6/10).  ( FOTO : Denny/Cepos)

JAYAPURA-Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan, kejadian di Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang pecah pada 23 September lalu merupakan kejadian  incidental yang dibuat oleh kelompok yang tidak ada hubungannya dengan ras, suku, maupun agama (SARA).

“Tidak persoalan itu. Itu saja yang saya ingatkan,” tegas Kapolda kepada wartawan, Sabtu (5/10).

Menurut Kapolda Paulus Waterpauw, situasi papua hingga saat ini aman dan terkendali. Dirinya berpikir upaya membangun  komunikasi yang cepat antara semua pihak jauh lebih baik.

“Gubernur Papua juga sudah  mengundang kami. Beliau menyampaikan beberapa masukan  terkait langkah-langkah dan upaya yang sedang kami lakukan bersama. Ada beberapa saran dan solusi akan kami lakukan,” jelasnya.

Lanjut Kapolda, gubernur mempunya keinginan cepat untuk merecovery tempat tinggl dan tempat usaha warga yang ada di Wamena. Kemungkinan besar sebelum dibuat secara permanen akan dibuat secara sederhana atau darurat dengan membangun dari kayu  seperti di Tolikara.

“Saya pikir itu sangat baik dan kami mendukung. Sehingga ada percepatan kembali saudara-saudara kita yang mungkin sudah turun ke Jayapura, Timika dan  mengungsi ke wilayah lain untuk bisa segera kembali ke Wamena,” harapnya.

Polda Papua lanjut Waterpauw terus melakukan upaya-upaya langkah dengan melapisi kekuatan yang ada di beberapa daerah di Papua. Dimana kekuatan tersebut tak lain untuk menjaga dan memberikan pemahaman kepada masyarakat.

“Kekuatan personel kami tempatkan di Wamena, Jayapura, Sentani dan beberapa daerah lainnya yang sementara ini dianggap dalam tanda petik sebagai daerah yang sangat  rentan terhadap  gangguan,” jelasnya.

Untuk Wamena, Polda Papua akan mengirimkan satu kompi pasukan BKO Brimob. Hal ini untuk memperkuat keamanan pasca kerusuhan di wilayah tersebut. Pengiriman pasukan ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat di sekitar Wamena.

Dimana satu kompi pasukan Brimob atau setara 100 personel ini akan bergabung dengan dua kompi Brimob yang telah berada di wilayah Wamena. Total  451 personel telah mengamankan wilayah Wamena pasca kerusuhan 23 September.

Baca Juga :  Rem Blong, Truk Konteiner Picu Tabrakan Beruntun

Penambahan pasukan ini, telah dirapatkan pada tingkat pimpinan. Dirinya  akan mengutus Kepala Biro Operasi Polda Papua dan sejumlah Komandan Satuan Brimob untuk melihat kondisi terkini di Wamena.

“Karo Ops Polda Papua dan beberapa Komandan Satuan Brimob akan naik ke Wamena untuk melihat kondisi riil dalam rangka penempatan personel kembali. Jadi masyarakat yang mengungsi jangan khawatir, kami sudah ada dan tetap ada,” tuturnya.

“Kami akan menjaga dan melindungi saudara-saudara. Kembalilah dan jangan takut bagi saudara-saudara di luar sana,” sambungnya.

Sementara untuk pelaku penyebar hoax saat ini sedang dikejar. Dirinya meminta masyarakat jika mengetahuinya bisa memberikan input kepada Kepolisian. Sekecil  apapun yang berkaitan dengan hoax. “Nanti kami akan tangani bersinergi dengan Tim Cyber Mabes Polri  dan TNI,” ucapnya.

Kapolda juga mengingatkan kepada masyarakat jika mendapat ancaman dengan waktu yang diberikan untuk harus meninggalkan tempat (Papua-red), mereka akan menyerang. “Itu hanya bohong belaka. Kami ada di sini, tidak usah khawatir,” tegasnya.

Sementara itu,  pengungsi di Gereja GKI Laharoy Hom-hom mengeluhkan rumah mereka yang tidak terbakar namun tetap menjadi korban pencurian dan penjarahan selama ini. Karena tak ada aparat di beberapa titik seperti di dekat Pura. 

Hal ini disampaikan warga kepada Kapolda Paulus Waterpauw saat berkunjung ke Wamena Minggu (6/10) kemarin.

Warga yang mengungsi sebanyak 100 orang itu mengaku jika sebagian dari mereka yang mengungsi masih memiliki rumah karena tak terbakar. Sedangkan warga jemaat yang rumahnya terbakar semuanya telah mengungsi ke Jayapura maupun pulang ke kampung halamannya. Namun yang terjadi saat ini rumah milik warga ini selalu dijarah.

“Pasca hari ke dua itu karena aliran listrik tidak ada, rumah kita terus dijarah dan sampai saat ini masih terus terjadi. Karena meskipun banyak aparat keamanan didatangkan namun beberapa tempat yang kosong masih terus menjadi sasaran pencurian dan penjarahan,” ungkap warga kepada Kapolda Paulus Waterpauw.

Baca Juga :  Papua Gasssss!

Para pengungsi ini juga mengeluhkan patroli aparat keamanan yang tidak masuk sampai ke tempat –tempat yang sering terjadi penjarahan. Padahal waktu penjarahan mereka sempat laporkan kepada aparat namun aparat tidak masuk melihat rumah mereka. Itu yang membuat warga marah dan seakan tak percaya dengan aparat.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw yang mendengarkan keluhan dari warga langsung memerintahkan Kapolres Jayawijaya, AKBP. Tonny Ananda Swadaya untuk segera menindaklanjuti masalah tersebut. Dengan menyebarkan aparat keamanan yang saat ini ada di Wamena ke tempat-tempat yang masih kosong. Diharapkan kehadiran aparat dapat meminimalisir terjadinya penjarahan dan pencurian di rumah pengungsi yang kosong.

“Kalau dalam kondisi seperti ini ada bencana, orang ketakutan dan meninggalkan rumahnya. Biasanya ada yang memanfaatkan untuk kepentingan mereka. Seperti merampok, menjarah, mencuri harta milik orang lain. Saya sudah minta untuk menambah pasukan di tempat yang kosong,” tegas Kapolda Waterpauw. 

Kapolda juga menegaskan, dirinya telah meminta Kapolres Jayawijaya, Kabag Ops, Kapolsek Wamena Kota, dan Kasat Reskrim untuk mengerahkan anggota ke tempat-tempat yang kosong atau membuat pos-pos. 

“Semoga ini bisa membawa, efek yang baik bagi para pengungsi, sehingga tidak terus-terusan menjadi korban dan yang melakukan penjarahan juga bisa ditangkap,”tegasnya.

Paulus Waterpauw juga memastikan hingga saat ini keadaan Wamena sudah mulai kondusif dan aman. Untuk itu, ia meminta pengungsi yang masih bertahan di beberapa tempat bisa kembali ke rumahnya melakukan aktivitas seperti biasa. Sebab untuk keamanan, pihaknya ada melakukan penambahan personel di Jayawijaya.

“Saya dengan Pemda Jayawijaya sudah akan membuka sekolah, Senin (hari ini, Red). Ini langkah yang baik sehingga anak-anak bisa kembali sekolah seperti biasa tanpa ada rasa takut. Saya pastikan Jayawijaya sudah aman dan pengungsi bisa kembali ke rumahnya,” pungkasnya. (fia/jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya