Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Provinsi Papua Jadi Korban Politik DOB

JAYAPURA-Pemerintah Provinsi Papua, melalui Badan Perencanaan Pembanguna, Riset dan Inovasi Daerah (Bapprida) telah menggelar monitoring meja semester I (satu) tahun anggaran 2024 di Aula Lukmen ll, lantai 9 kantor gubernur Papua pada, Selasa (30/7).

  Kegiatan yang dihadiri seluruh pimpinan SKPD, sekretaris eselon lll, PPTK, Kasubbag keuangan, dan kasubbag program. Dengan membahas APBD Provinsi Papua, tahun anggaran 2024 sebesar Rp 3 terilun lebih dan jumlah sub kegiatan sebanyak 1021, sementara jumlah paketnya sebanyak 6479.

  Sementara itu Untuk rekapitulasi Daya serap SKPD (capaian kinerja realisasi fisik dan keuangan) pertanggal 26 Juli 2024, Realisasi Fisik sebesar, 26,72 persen Realisasi Keuangan, 26,73 persen atau Sebesar Rp. 804.213.225.207,02. Jumlah itu dikategori masih sangat rendah dibandingkan dengan tahun-tahun yang sebelumnya.

Baca Juga :  Panglima TNI:  Kami Tak Mau Dipancing, Tetap Pendekatan Persuasif

   Mendengar hasil tersebut Plt. Kepala Bapperida provinsi Papua, Ir. Jhon Wicklif Tegai, MM. Mengatakan proses pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB) yang terjadi tidak sebanding dengan persiapan dan antisipasi dari pemekaran itu.

   “Kita cenderung terjebak dalam agenda politik, sehingga secara administratif ini tidak dilakukan langkah-langkah antisipasi,” jelas Jhon Wicklif.

  Menurutnya sebagai provinsi induk jika dihitung secara kasar mestinya mendapatkan posisi lima (5) triliun lebih, tetapi saat ini provinsi Papua ada di posisi dua (2) triliun dengan selisi tiga (3) triliun.

  “Jadi sebenarnya kalau normalnya kita berada di posisi lima triliun lebih, hanya karena langkah-langkah antisipasi untuk proses pemekaran DOB itu tidak dilakukan dengan baik,” lanjutnya.

Baca Juga :  Wapres Ma’ruf Amin Sebut Warga Yahukimo Bukan Kelaparan, tapi Kekurangan Pangan

  “Sehingga, kita pasrah terhadap keadaan, kita terjun bebas. Jadi mungkin ini hal yang penting,” tambahnya.

   Ia mengajak semua pimpinan OPD dan stakeholder terkait untuk sama-sama mencari solusi dan peluang-peluang apa yg bisa didorong untuk penguatan APBD. Mengingat provinsi Papua merupakan provinsi induk yang telah berpisah dengan beberapa DOB baru, seperti Papua Selatan, Papua tengah dan Papua Pegunungan.

JAYAPURA-Pemerintah Provinsi Papua, melalui Badan Perencanaan Pembanguna, Riset dan Inovasi Daerah (Bapprida) telah menggelar monitoring meja semester I (satu) tahun anggaran 2024 di Aula Lukmen ll, lantai 9 kantor gubernur Papua pada, Selasa (30/7).

  Kegiatan yang dihadiri seluruh pimpinan SKPD, sekretaris eselon lll, PPTK, Kasubbag keuangan, dan kasubbag program. Dengan membahas APBD Provinsi Papua, tahun anggaran 2024 sebesar Rp 3 terilun lebih dan jumlah sub kegiatan sebanyak 1021, sementara jumlah paketnya sebanyak 6479.

  Sementara itu Untuk rekapitulasi Daya serap SKPD (capaian kinerja realisasi fisik dan keuangan) pertanggal 26 Juli 2024, Realisasi Fisik sebesar, 26,72 persen Realisasi Keuangan, 26,73 persen atau Sebesar Rp. 804.213.225.207,02. Jumlah itu dikategori masih sangat rendah dibandingkan dengan tahun-tahun yang sebelumnya.

Baca Juga :  Panglima TNI:  Kami Tak Mau Dipancing, Tetap Pendekatan Persuasif

   Mendengar hasil tersebut Plt. Kepala Bapperida provinsi Papua, Ir. Jhon Wicklif Tegai, MM. Mengatakan proses pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB) yang terjadi tidak sebanding dengan persiapan dan antisipasi dari pemekaran itu.

   “Kita cenderung terjebak dalam agenda politik, sehingga secara administratif ini tidak dilakukan langkah-langkah antisipasi,” jelas Jhon Wicklif.

  Menurutnya sebagai provinsi induk jika dihitung secara kasar mestinya mendapatkan posisi lima (5) triliun lebih, tetapi saat ini provinsi Papua ada di posisi dua (2) triliun dengan selisi tiga (3) triliun.

  “Jadi sebenarnya kalau normalnya kita berada di posisi lima triliun lebih, hanya karena langkah-langkah antisipasi untuk proses pemekaran DOB itu tidak dilakukan dengan baik,” lanjutnya.

Baca Juga :  Tujuh Unit Rumah di Kelurahan Asano Ludes Terbakar

  “Sehingga, kita pasrah terhadap keadaan, kita terjun bebas. Jadi mungkin ini hal yang penting,” tambahnya.

   Ia mengajak semua pimpinan OPD dan stakeholder terkait untuk sama-sama mencari solusi dan peluang-peluang apa yg bisa didorong untuk penguatan APBD. Mengingat provinsi Papua merupakan provinsi induk yang telah berpisah dengan beberapa DOB baru, seperti Papua Selatan, Papua tengah dan Papua Pegunungan.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya