Theo berharap pilot asal Selandia Baru itu segera dibebaskan tanpa jatuhnya korban jiwa, sebab selama satu tahun lebih proses penyanderaan sudah banyak memakan korban jiwa baik dari sipil, TNI-Polri maupun TPNPB itu sendiri.
“Ada tahapan tahapan yang bisa dilakukan dalam proses pembebasan pilot, terlebih Menkopolhukam sudah menyampaikan bahwa dalam pembebasan pilot akan melakukan pedekatan dengan gereja,” ujarnya.
Hanya saja kata Theo, pendekatan dengan menggunakan pihak gereja merupakan metode lama.
“Mestinya ada tim negosiasi dari pihak Egianus maupun aparat (pemerintah-red) dalam proses pembebasan pilot. Sehingga tim ini yang bisa bekerja untuk kelancaran pembebesan Capten Philip Mark Mehrtens,” ucap Theo.
Theo mengingatkan Egianus harus melihat pilot dalam sisi kemanusiaan, jika kondisi pilot sudah tidak memungkinkan maka perlu mengambil langkah langkah atau inisiatif untuk melakukan pembebasan ketimbang menahan pilot yang kemudian menimbulkan masalah.
“Jika tahun ini pilot belum juga dibebaskan dari penyanderaan, tak menutup kemungkinan akan menambah jumlah korban baik dari sipil, aparat maupun TPNPB,” tegasnya.
Diketahui, Pilot Susi Air bernama Capt Philip Mark Mehrtens disandera oleh Egianus Kogoya dan kawan kawannya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023. (fia/wen)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos