Sunday, November 24, 2024
28.7 C
Jayapura

Yakin Setelah Kunjungan Presiden, Pilot Akan Segera Dibebaskan

JAYAPURA – Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Jayapura, Papua yang hanya selang waktu 3 bulan dari kedatangan sebelumnya dikatakan bukan tanpa misi. Ada beberapa hal yang akan dibahas dari kunjungan ini, salah satunya menurut prediksi salah satu akademisi Uncen, Marinus Yaung adalah berkaitan dengan Smelter di Gresik, Jawa Timur.

Presiden akan meresmikan Pabrik Smelter yang kemudian akan menghentikan ekspor tembaga. Nah Presiden Jokowi sendiri terus mendorong yang Namanya program hilirisasi yang artinya jika Smelter Gresik difungsikan dan ekspor tembaga dihentikan maka Papua patut mendapat bagian yang istimewa.

“Itu yang menjadi Analisa saya dari kedatangan beliau (Presiden) kali ini. Papua itu ada di hati Presiden Jokowi dan itu sangat istimewa, strategis juga prioritas. Presiden Jokowi menginginkan Papua haruslah yang paling pertama mendapatkan keuntungan dari program hilirisasi di bidang pertambangan mineral nanti,” beber Marinus Yaung yang terhubung, Selasa (4/7).

Baca Juga :  KKB Berulah, Bakar SMPN1 Gome

Dijelaskan bahwa Presiden Jokowi menghendaki ketika bulan Mei 2024, Smelter di Gresik selesai dibangun dan diresmikan maka Papua bisa menerima dampak dari kebijakan ini. Karenanya Yaung berharap dari makna tersirat dibalik kunjungan Presiden Jokowi ke Papua ini bisa direspon dengan cepat oleh lembaga perguruan tinggi di tanah Papua agar bisa menyiapkan SDM Papua ke depan untuk kebutuhan hilirisasi industri di Indonesia.

“Saya pikir orang Papua sepatutnya mendukung dan siap mengambil peran strategis dalam program hilirisasi industri ini. Pasalnya hilirisasi industri akan membuat orang Papua, bukanlah bangsa yang kalah atau bangsa pecundang, tetapi akan membuat orang Papua menjadi bangsa pemenang, bangsa yang kuat dan dihormati di tingkat nasional, regional maupun internasional,” paparnya.

Baca Juga :  Dua Paslon Janjikan Lapangan Kerjaan Baru

Selain itu agenda lain yang diprediksi akan ikutan dibahas adalah  melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan di Papua. Yang berkaitan langsung dengan isu HAM Papua maupun Pilot Susi Air. Ini kata Yaung merupakan suatu kelaziman kepala negara dan kepala pemerintahan di Papua melakukan pertemuan dan membahas isu terkini. “Pasti akan ada laporan dari Kabinda Papua, Kapolda Papua, dan Pangdam Cenderawasih terhadap perkembangan terakhir,” tambahnya.

“Dan setelah kunjungan Presiden Jokowi  ke PNG dan Jayapura, Papua saya pikir pilot Philip Mark Mehrtens juga  akan dibebaskan. Saya sangat yakin akan hal ini,” tutup Yaung. (ade/wen)

JAYAPURA – Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Jayapura, Papua yang hanya selang waktu 3 bulan dari kedatangan sebelumnya dikatakan bukan tanpa misi. Ada beberapa hal yang akan dibahas dari kunjungan ini, salah satunya menurut prediksi salah satu akademisi Uncen, Marinus Yaung adalah berkaitan dengan Smelter di Gresik, Jawa Timur.

Presiden akan meresmikan Pabrik Smelter yang kemudian akan menghentikan ekspor tembaga. Nah Presiden Jokowi sendiri terus mendorong yang Namanya program hilirisasi yang artinya jika Smelter Gresik difungsikan dan ekspor tembaga dihentikan maka Papua patut mendapat bagian yang istimewa.

“Itu yang menjadi Analisa saya dari kedatangan beliau (Presiden) kali ini. Papua itu ada di hati Presiden Jokowi dan itu sangat istimewa, strategis juga prioritas. Presiden Jokowi menginginkan Papua haruslah yang paling pertama mendapatkan keuntungan dari program hilirisasi di bidang pertambangan mineral nanti,” beber Marinus Yaung yang terhubung, Selasa (4/7).

Baca Juga :  Bertambah Lagi TNI yang Gugur

Dijelaskan bahwa Presiden Jokowi menghendaki ketika bulan Mei 2024, Smelter di Gresik selesai dibangun dan diresmikan maka Papua bisa menerima dampak dari kebijakan ini. Karenanya Yaung berharap dari makna tersirat dibalik kunjungan Presiden Jokowi ke Papua ini bisa direspon dengan cepat oleh lembaga perguruan tinggi di tanah Papua agar bisa menyiapkan SDM Papua ke depan untuk kebutuhan hilirisasi industri di Indonesia.

“Saya pikir orang Papua sepatutnya mendukung dan siap mengambil peran strategis dalam program hilirisasi industri ini. Pasalnya hilirisasi industri akan membuat orang Papua, bukanlah bangsa yang kalah atau bangsa pecundang, tetapi akan membuat orang Papua menjadi bangsa pemenang, bangsa yang kuat dan dihormati di tingkat nasional, regional maupun internasional,” paparnya.

Baca Juga :  Pemkab Sarmi, KPU dan Bawaslu Tandatangani NPHD Pilkada Serentak

Selain itu agenda lain yang diprediksi akan ikutan dibahas adalah  melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan di Papua. Yang berkaitan langsung dengan isu HAM Papua maupun Pilot Susi Air. Ini kata Yaung merupakan suatu kelaziman kepala negara dan kepala pemerintahan di Papua melakukan pertemuan dan membahas isu terkini. “Pasti akan ada laporan dari Kabinda Papua, Kapolda Papua, dan Pangdam Cenderawasih terhadap perkembangan terakhir,” tambahnya.

“Dan setelah kunjungan Presiden Jokowi  ke PNG dan Jayapura, Papua saya pikir pilot Philip Mark Mehrtens juga  akan dibebaskan. Saya sangat yakin akan hal ini,” tutup Yaung. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya