Syarat Terjadinya Tsunami, Magnitudo di Atas 6,5 dan Patahan di Laut
JAYAPURA-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura dalam pernayataannya menegaskan bahwa isu akan terjadi Tsunami adalah hoax namun warga tetap saja memilih mengungsi ke tempat yang aman.
Dari pantauan Cenderawasih Pos Rabu (4/1) dini hari kemarin di area Dok V- sampai Dok IX banyak warga memilih mengungsi ke tempat yang aman. di halte bus Mandala (depan gereja rehobot) warga memilih tidur di halte bus, kemudian di Dok IX banyak warga yang memilih mengungsi ke Kantor ATR/BPN Dok IX. Sedangkan di kawasan Bucen Ii Entrop banyak mobil yang diparkir di daerah tersebut.
Natalia, salah seorang warga dok IX mengaku memilih mengungsi daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Memang benar itu hanya hoax saja, tapi ini gempa terus-terusan terjadi, kami harus memilih tidur di saudara yang rumahnya lebih tinggi, itu saja,”katanya.
Sementara Asi salah seorang warga Dok IX juga memilih mengungsi dekat-dekat saja di kantor ATR/BPN. “Tidak apa-apa kita mengungsi sebentar ke atas (kanwil BPN Dok IX) , besok kembali ke rumah,” jelasnya.
Kepala BMKG Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek, S.Si.,kemarin mengatakan gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi Tsunami dan memang kalau dilihat tren, gempa susulan bisa saja terjadi dengan kekuatan bervariasi.
Untuk itu, dalam menyikapi hal ini masyarakat diimbau tetap waspada terhadap kejadian gempa bumi serta untuk masyarakat yang tinggal di daerah lereng diminta untuk waspada untuk mewaspadai dampak ikutan dari gempa bumi seperti tanah longsor.
Sementara itu, penyebab gempa bumi di Kota Jayapura diakibatkan sesar aktif yang melintasi Kota Jayapura sehingga fenomena gempa bumi yang terjadi bisa terus berlangsung hingga beberapa hari kedepan. Dan syarat gempa bumi berpotensi tsunami adalah gempa bumi terjadi di laut kemudian kekuatan gempa bumi harus besar di atas M.6,5 kemudian patahannya di laut
Hal senada diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura, Asep M. Khalid,menurutnya masyarakat jangan percaya dengan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Masyarakat jangan mudah mempercayai informasi hoax ancaman tsunami maupun pasang surut air yang disebar oknum tidak bertanggung jawab. Pasalnya, fenomena pasang surut air yang terjadi di laut dan pantai Jayapura segera kembali normal,’’ujaranya.
Pj Wali Kota Jayapura Frans Pekey langsung melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang terdampak gempa, mengunjungi warga yang mengungsi di Kantor Wali Kota Jayapura dan memberikan himbauan kepada masyarakat Kota Jayapura untuk tidak mudah termakan informasi Hoax.
Frans Pekey menjelaskan, memang sejak tanggal 1 Januari 2023 Kota Jayapura dilanda dengan bencana gempa bumi dengan kekuatan M 4,9 SR dari berita resmi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemudian terjadi lagi gempa susulan berikutnya hingga kemarin, namun tidak berpotensi tsunami.
“Tentu dengan Kejadian gempa ini membuat masyarakat Kota Jayapura dan sekitarnya sangat panik dan ketakutan kita semua rasakan, dan di tengah-tengah kejadian ini banyak juga informasi isu yang beredar di tengah masyarakat baik itu isu bahwa akan ada gempa yang lebih besar kemudian juga akan disusul dengan tsunami dan itu sangat meresahkan warga masyarakat kota Jayapura,”bebernya.
Menurut Frans Pekey, semua isu dan informasi yang beredar itu boleh di diterima tetapi jangan sampai membuat masyarakat panik dan percayalah kepada informasi atau berita resmi yang dikeluarkan oleh institusi resmi yaitu BMKG, mereka punya keahlian kapasitas untuk mengeluarkan berita resmi tentang kejadian ataupun juga bencana gempa bumi yang terjadi dan dampak-dampak yang akan bisa timbul kemudian hari.
Sementara Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo mengungkapkan, surutnya air laut di beberapa tempat di Kota Jayapura terpantau normal dan bukan pertanda tsunami. Hal ini dikatakan Heri untuk mengklarifikasi informasi yang beredar di masyarakat bahwa Kota Jayapura bakal dilanda gempa yang disusul oleh tsunami sehingga membuat kepanikan warga terutama yang tinggal di pesisir pantai.
“Kondisi pasang surut air laut di wilayah Kota Jayapura saat ini sedang menuju surut dengan puncak surut air laut pada tanggal 3 Januari 2023 pukul 23.00 WIT dengan ketinggian mencapai 0,2 meter. Setelah itu, kondisi ketinggian muka air laut akan naik menuju puncak pada tanggal 4 Januari 2023 pukul 07.00 WIT dengan ketinggian 1,2 meter dan kondisi surut ketinggian permukaan air laut di Kota Jayapura saat ini dipengaruhi kondisi gravitasi yang mengikuti pola pasang surut air laut, sehingga kejadian surut air laut saat ini bukan dikarenakan akibat aktivitas dari gempa bumi,’’bebernya.(dil/wen)