RSUD Jayapura Berikan Informasi Jalur Evakuasi
JAYAPURA – Sejumlah pasien anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II hingga Rabu (4/1) petang masih berada di tenda-tenda darurat depan rumah sakit. Mereka enggan kembali masuk ke ruangan lantaran khawatir terjadi gempa bumi susulan.
Debora salah satu orang tua pasien mengaku masih merasa cemas untuk kembali ke ruangan setelah Selasa (3/1) malam ia membawa anaknya keluar dari ruang anak lantaran gempa yang dirasakan.
“Panik karena goyangan gempa agak lama, saya keluar dari ruangan langsung mendorong anak saya yang sedang tertidur di tempat tidur rumah sakit saat itu,” kata Debora kepada Cenderawasih Pos. Debora mengaku hingga kini masih trauma, pasalnya ia pernah menjadi korban gempa di Nabire beberapa tahun silam.
“Kalau tidur dalam ruangan tidak bisa, merasa tidak tenang, takutnya ada gempa susulan,” kata Debora yang hingga pukul 18:00 WIT Rabu (4/1) ia masih berada di tenda yang didirikan oleh BPBD dan Kementrian Sosial.
Kendati demikian kata Debora, tenaga medis selalu melakukan kontrol terhadap kondisi pasien yang berada di tenda yang berada di depan RSUD.
Sementara itu, Direktur RSUD Jayapura, Anton Mote menyebutkan, gempa bumi susulan yang terjadi pada Selasa (3/1/2023) malam menyebabkan para pasien dan keluarganya berlarian keluar.
“Kami sudah berikan edukasi untuk tetap tenang dan berada di ruangan tetapi karena kekhawatiran cenderung lebih kuat sehingga pasien berlarian keluar,” jelas dr Anton Mote kepada Cenderawasih Pos.
Atas kondisi ini, lanjut Anton, Pemerintah Provinsi Papua melalui instansi teknis mendirikan tiga buah tenda di RSUD Jayapura sejak Selasa (3/1) malam untuk mengantisipasi gempa bumi susulan. “Tiga tenda ini disiapkan bagi pasien yang dievakuasi saat terjadi gempa bumi susulan. Satu tenda dari BPBD dan dua tenda dari Kemensos,” kata dr Anton.
Lanjut dr Anton Mote, hingga Rabu (4/1) masih ada beberapa pasien yang berada di tenda, namun sebagian lainnya sudah masuk ke ruang perawatan. “Saat ini yang ada di luar itu pasien anak dan pasien kebidanan. Tapi kami akan kembalikan mereka ke ruang perawatan lagi,” terangnya.
Menurut dr Anton, pihaknya sudah mensosialisasikan jalur dan titik evakuasi ketika terjadi gempa bumi kepada pasien dan keluarganya serta seluruh petugas di RSUD Jayapura.
“Kami pergi ke tiap ruangan untuk memberikan informasi seperti apa langkah evakuasi jika terjadi gempa bumi susulan lagi, kemudian jalur evakuasi hingga ke titik evakuasi,” terangnya.
Selain itu, informasi dari BMKG juga terus diberikan kepada keluarga pasien yang masih berada di luar agar mereka paham dan kembali ke ruangan sehingga pelayanan lebih efektif.
“Peristiwa ini cukup mengganggu pelayanan di rumah sakit karena mulai dari para medis, dokter hingga pasien dan keluarganya khawatir akan gempa bumi susulan yang terjadi beberapa hari terakhir,” pungkasnya. (fia/wen)