Wednesday, April 24, 2024
27.7 C
Jayapura

Calon Kepala Daerah Jangan Jadi Biang Gaduh

JAYAPURA-Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Yalimo pada 26 Januari mendatang ikut menjadi perhatian Polri dalam hal ini Polda Papua. Polda Papua berencana akan mengirimkan kembali lima kompi pasukan untuk memperkuat lima kompi yang sudah ada lebih dulu, untuk mengamankan Pemilu Yalimo.

Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D Fakhiri menegaskan bahwa Polri saat ini telah menggelar kekuatan personel lima kompi di Yalimo (500 personel) yang nantinya akan memperkuat pasukan yang sudah ada sebelumnya di Yalimo. Namun di sini ia meminta  pasukan ini tidak hanya mengamankan tahapan PSU semata, tetapi  juga membangun komunikasi aktif dengan masyarakat setempat guna terlaksananya PSU yang aman dan bermartabat.

Baca Juga :  Tidak Lama Lagi Provinsi Papua Pegunungan Tengah Akan Disahkan

“Lima kompi sudah ada di atas (Yalimo) tapi saya minta mereka jangan semata-mata menjaga kamtibmas tetapi juga membangun komunikasi aktif yang positif dengan masyarakat agar PSU berjalan lancar,” ungkap Kapolda Mathius Fakhiri, Selasa (4/1) di Mapolda Papua.

Sebanyak lima kompi ini nantinya mulai digeser pada H-3  guna memastikan semua rangkaian PSU terlaksana dengan baik. Kapolda meminta ada kerja sama yang baik antara pasangan calon dan juga semua lapisan masyarakat dan sipapun yang terpilih seluruh lapisan masyarakat harus menerima ini sebagai hasil akhir.

“Jadi anggota yang ditempatkan nanti harus bisa membangun komunikasi aktif dengan masyarakat agar PSU bisa dilaksanakan dan siapapun yang menang biarlah ia menjadi pemimpin yang amanah. Tidak perlu ribut-ribut, sebab Tuhan sudah tahu siapa yang akan menjadi bupati di Yalimo,” tegasnya.

Baca Juga :  KSBN Papua Siap Mengkapitalisasi Seni Budaya di Papua

Sekali lagi Mathius Fakhiri menegaskan bahwa pasangan calon harus bisa menjaga dan mengontrol massa pendukungnya untuk pelaksanaan pemilu dan bukan justru menjadi biang masalah karena tidak mampu mengontrol massanya. “Ingat Pemilu itu menentukan pemimpin dan bukan menentukan para pembunuh.  Yang  main politik gunakan akal sehat agar menjadi pemimpin di  daerahnya,” pungkasnya. (ade/nat)

JAYAPURA-Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Yalimo pada 26 Januari mendatang ikut menjadi perhatian Polri dalam hal ini Polda Papua. Polda Papua berencana akan mengirimkan kembali lima kompi pasukan untuk memperkuat lima kompi yang sudah ada lebih dulu, untuk mengamankan Pemilu Yalimo.

Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D Fakhiri menegaskan bahwa Polri saat ini telah menggelar kekuatan personel lima kompi di Yalimo (500 personel) yang nantinya akan memperkuat pasukan yang sudah ada sebelumnya di Yalimo. Namun di sini ia meminta  pasukan ini tidak hanya mengamankan tahapan PSU semata, tetapi  juga membangun komunikasi aktif dengan masyarakat setempat guna terlaksananya PSU yang aman dan bermartabat.

Baca Juga :  Tidak Lama Lagi Provinsi Papua Pegunungan Tengah Akan Disahkan

“Lima kompi sudah ada di atas (Yalimo) tapi saya minta mereka jangan semata-mata menjaga kamtibmas tetapi juga membangun komunikasi aktif yang positif dengan masyarakat agar PSU berjalan lancar,” ungkap Kapolda Mathius Fakhiri, Selasa (4/1) di Mapolda Papua.

Sebanyak lima kompi ini nantinya mulai digeser pada H-3  guna memastikan semua rangkaian PSU terlaksana dengan baik. Kapolda meminta ada kerja sama yang baik antara pasangan calon dan juga semua lapisan masyarakat dan sipapun yang terpilih seluruh lapisan masyarakat harus menerima ini sebagai hasil akhir.

“Jadi anggota yang ditempatkan nanti harus bisa membangun komunikasi aktif dengan masyarakat agar PSU bisa dilaksanakan dan siapapun yang menang biarlah ia menjadi pemimpin yang amanah. Tidak perlu ribut-ribut, sebab Tuhan sudah tahu siapa yang akan menjadi bupati di Yalimo,” tegasnya.

Baca Juga :  Pengumuman Hasil CPNS Belum Jelas

Sekali lagi Mathius Fakhiri menegaskan bahwa pasangan calon harus bisa menjaga dan mengontrol massa pendukungnya untuk pelaksanaan pemilu dan bukan justru menjadi biang masalah karena tidak mampu mengontrol massanya. “Ingat Pemilu itu menentukan pemimpin dan bukan menentukan para pembunuh.  Yang  main politik gunakan akal sehat agar menjadi pemimpin di  daerahnya,” pungkasnya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya