Wednesday, December 4, 2024
25.7 C
Jayapura

Minta Jatah Preman, 14 Pekerja Bangunan Diancam OTK

JAYAPURA – Peroses pembangunan gedung Puskesmas Sinak, di Distrik Sinak Barat Kabupaten Puncak, Papua Tengah terhambat lantaran sekelompok orang tidak dikenal (OTK) bersenjata lengkap menawan sebanyak 14 pekerja gedung Puskesmas itu, pada Sabtu (30/11).

Dalam vidio berdurasi 02.13 detik yang tersebar di Media Sosial (Medsos) memperlihatkan sekelompok orang memegang senjata api laras panjang dan menodongkan ke para tukang bangunan yang sementara bekerja.

Dalam pernyataannya, salah seorang yang diduga ketua kelompok tersebut mengatakan upah para pekerja masyarakat setempat belum juga di bayar padahal progres pembangunan sudah mencapai 90 persen.

“Proses pekerjaan bangunan gedung puskesmas ini melibatkan tenaga masyarakat setempat dengan menggunakan alat sengsor untuk menebang kayu, kumpul batu. Tetapi upah pekerja belum juga di bayar padahal saat ini progres pembangunan sudah mencapai 90 persen,” jelas orang tersebut.

Baca Juga :  Tangkap Mata-mata Kelompok OPM  di Mapia

Dia menambahkan anggaran pembangunan puskesmas Sinak Barat bersumber anggaran dari DAK (Dana Alokasi Khusus), Karena itu ia mempertanyakan pemerintah terkait keterlambatan pembayaran semua tagihan pembangunan fisik dari pembangunan itu.

“Anggaran pembangunan Puskesmas Sinak barat ini dikemanakan pemerintah harus keluarkan uang. Karena anggaran sudah di makan pihak ketiga,” ujarnya.

Diduga kuat, sekelompok orang ini datang untuk meminta jatah bayaran (uang keamanan) dari dana pembangunan puskesmas. Menangapi itu Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan mengatakan sekelompok OTK yang ada dalam video tersebut cukup meresahkan.

Dia mengatakan kejadian ini bukan kali pertama tetapi sering terjadi, gerombolan OTK ini terus mengintimidasi para pekerja dengan meminta sejumlah uang. Lanjutnya seperti video yang beredar tampak 14 orang pekerja bangunan Puskesmas diancam oleh sekelompok OTK tersebut dengan bersenjata dan kemudian melakukan pernyataan sikap dengan meminta sejumlah uang.

Baca Juga :  MRP PPT Janji Jadi Fasilitator Perjuangkan Hak Eks Karyawan PTFI

JAYAPURA – Peroses pembangunan gedung Puskesmas Sinak, di Distrik Sinak Barat Kabupaten Puncak, Papua Tengah terhambat lantaran sekelompok orang tidak dikenal (OTK) bersenjata lengkap menawan sebanyak 14 pekerja gedung Puskesmas itu, pada Sabtu (30/11).

Dalam vidio berdurasi 02.13 detik yang tersebar di Media Sosial (Medsos) memperlihatkan sekelompok orang memegang senjata api laras panjang dan menodongkan ke para tukang bangunan yang sementara bekerja.

Dalam pernyataannya, salah seorang yang diduga ketua kelompok tersebut mengatakan upah para pekerja masyarakat setempat belum juga di bayar padahal progres pembangunan sudah mencapai 90 persen.

“Proses pekerjaan bangunan gedung puskesmas ini melibatkan tenaga masyarakat setempat dengan menggunakan alat sengsor untuk menebang kayu, kumpul batu. Tetapi upah pekerja belum juga di bayar padahal saat ini progres pembangunan sudah mencapai 90 persen,” jelas orang tersebut.

Baca Juga :  10 Hari Buron, Pembunuh Penjual Miras Dibekuk

Dia menambahkan anggaran pembangunan puskesmas Sinak Barat bersumber anggaran dari DAK (Dana Alokasi Khusus), Karena itu ia mempertanyakan pemerintah terkait keterlambatan pembayaran semua tagihan pembangunan fisik dari pembangunan itu.

“Anggaran pembangunan Puskesmas Sinak barat ini dikemanakan pemerintah harus keluarkan uang. Karena anggaran sudah di makan pihak ketiga,” ujarnya.

Diduga kuat, sekelompok orang ini datang untuk meminta jatah bayaran (uang keamanan) dari dana pembangunan puskesmas. Menangapi itu Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan mengatakan sekelompok OTK yang ada dalam video tersebut cukup meresahkan.

Dia mengatakan kejadian ini bukan kali pertama tetapi sering terjadi, gerombolan OTK ini terus mengintimidasi para pekerja dengan meminta sejumlah uang. Lanjutnya seperti video yang beredar tampak 14 orang pekerja bangunan Puskesmas diancam oleh sekelompok OTK tersebut dengan bersenjata dan kemudian melakukan pernyataan sikap dengan meminta sejumlah uang.

Baca Juga :  Komunikasi Tokoh Adat Semakin Kuat Bebaskan Pilot Susi Air

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/