Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Siap Pasang Badan Untuk Bela Lukas

JAYAPURA – Sebuah pernyataan mengejutkan disampaikan Ketua Koalisi Rakat Papua, Diaz Gwijangge  yang menyebut bahwa dari kondisi kesehatan gubernur saat ini jika secara adat maka bisa disebut bahwa ada lawan yang sedang sakit.

Dalam adat mereka orang sakit, anak – anak dan perempuan dilarang untuk berperang. Namun jika dipaksakan maka Diaz menyebut bahwa ada banyak orang yang siap memasang badan untuk menjaga kediaman tempat dimana Lukas Enembe tinggal dan memastikan jika Lukas Enembe tak akan kemana – mana.

  “Pak Lukas Enembe belum bisa keluar rumah dan orang sakit, anak – anak dan perempuan tidak diizinkan untuk berperang, dalam arti melakukan pembelaan diri sebab jika dipaksakan maka  ada 40 orang yang  siap mati untuk mempertahankan adat tersebut. Kami akan mempertahankan harga diri kami untuk masalah ini,” jelas Diaz usai menyambangi kantor DPR Papua untuk menyerahkan pernyataan sikap dari pihak yang diklaim sebagai keluarga dan suku Lani serta Gereja  GIDI ini, Senin (3/10).

Baca Juga :  Nduga Berduka Kehilangan Sang Pemimpin

“Jadi sekali lagi ada banyak yang siap mati untuk menjaga adat ini,” tegasnya. Namun disini kata Diaz pihaknya tidak menebar perlawanan ataupun ancaman kepada aparat penegak hukum  apalagi menghalang – halangi  untuk melawan negara sebab pihaknya tahu Lukas Enembe telah 20 tahun lebih mengabdi pada merah putih sebagai ASN dan kepala daerah.

“Dalam pandangan adat kami seperti  itu jadi kami berharap ini bisa dijembatani oleh institusi penegak hukum karena ada ketidakfahaman antara orang adat dan hukum modern,” bebernya.

  Mantan anggota DPR RI ini pihak mengatakan keluarga juga tidak kaku dengan persoalan yang sedang dihadapi Lukas Enembe. Pihak keluarga mempersilakan untuk melanjutkan pemeriksaan apabila kondisi yang bersangkutan sudah berangsur – angsur membaik.

Baca Juga :  Peringati HPI ke 167, Gubernur LE Canangan Pembangunan Papua Christian Center

Akan tetapi apabila selama dalam kondisi sakit, penyidik KPK disarankan untuk tidak gegabah. “Kalau dipaksakan artinya siap dengan semua konsekwensi dan ini sama seperti membuka ruang terjadinya konflik,” tutupnya.

Masing – masing pihak diminta untuk bisa saling memahami sambil diiupayakan untuk menghadirkan dokter independen guna memastikan kesehatan gubernur secara jujur agar semuanya terang benderang. Surat  yang tertulis dalam dua  lembar kertas ini ditantangangani oleh pihak keluarga yakni Krities Enembe, Diaz Gwijangge, Helina Murib yang merupakan anggota DPD RI dan Dorman Wandikbo selaku Presiden GIDI. (ade/wen)

JAYAPURA – Sebuah pernyataan mengejutkan disampaikan Ketua Koalisi Rakat Papua, Diaz Gwijangge  yang menyebut bahwa dari kondisi kesehatan gubernur saat ini jika secara adat maka bisa disebut bahwa ada lawan yang sedang sakit.

Dalam adat mereka orang sakit, anak – anak dan perempuan dilarang untuk berperang. Namun jika dipaksakan maka Diaz menyebut bahwa ada banyak orang yang siap memasang badan untuk menjaga kediaman tempat dimana Lukas Enembe tinggal dan memastikan jika Lukas Enembe tak akan kemana – mana.

  “Pak Lukas Enembe belum bisa keluar rumah dan orang sakit, anak – anak dan perempuan tidak diizinkan untuk berperang, dalam arti melakukan pembelaan diri sebab jika dipaksakan maka  ada 40 orang yang  siap mati untuk mempertahankan adat tersebut. Kami akan mempertahankan harga diri kami untuk masalah ini,” jelas Diaz usai menyambangi kantor DPR Papua untuk menyerahkan pernyataan sikap dari pihak yang diklaim sebagai keluarga dan suku Lani serta Gereja  GIDI ini, Senin (3/10).

Baca Juga :  Bangun Pendidikan, Sekolah Unggulan Dibangun

“Jadi sekali lagi ada banyak yang siap mati untuk menjaga adat ini,” tegasnya. Namun disini kata Diaz pihaknya tidak menebar perlawanan ataupun ancaman kepada aparat penegak hukum  apalagi menghalang – halangi  untuk melawan negara sebab pihaknya tahu Lukas Enembe telah 20 tahun lebih mengabdi pada merah putih sebagai ASN dan kepala daerah.

“Dalam pandangan adat kami seperti  itu jadi kami berharap ini bisa dijembatani oleh institusi penegak hukum karena ada ketidakfahaman antara orang adat dan hukum modern,” bebernya.

  Mantan anggota DPR RI ini pihak mengatakan keluarga juga tidak kaku dengan persoalan yang sedang dihadapi Lukas Enembe. Pihak keluarga mempersilakan untuk melanjutkan pemeriksaan apabila kondisi yang bersangkutan sudah berangsur – angsur membaik.

Baca Juga :  Proses Belajar Tidak Melulu Harus Dilakukan di Sekolah

Akan tetapi apabila selama dalam kondisi sakit, penyidik KPK disarankan untuk tidak gegabah. “Kalau dipaksakan artinya siap dengan semua konsekwensi dan ini sama seperti membuka ruang terjadinya konflik,” tutupnya.

Masing – masing pihak diminta untuk bisa saling memahami sambil diiupayakan untuk menghadirkan dokter independen guna memastikan kesehatan gubernur secara jujur agar semuanya terang benderang. Surat  yang tertulis dalam dua  lembar kertas ini ditantangangani oleh pihak keluarga yakni Krities Enembe, Diaz Gwijangge, Helina Murib yang merupakan anggota DPD RI dan Dorman Wandikbo selaku Presiden GIDI. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya