Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Warga Mulai Mengungsi, Pasien Anak RSUD Dok II Dievakuasi ke Luar

Perlu Dibuat Jalur Evakuasi, Sirine Disiagakan

JAYAPURA – Kepanikan warga pasca gempa yang terjadi sekira pukul 22.00 WIT ada Selasa (3/1) direspon warga dengan kepanikan. Ratusan warga yang tinggal di Dok VIII, Dok IX dan APO Pantai Distrik Jayapura Utara memilih untuk mengungsi.

Warga berbondong bondong keluar dari rumah sambil membawa barang seadanya dan mencari ketinggian. Ini lantaran adanya informasi bahwa bakal terjadi tsunami. Apalagi ditambah dengan postingan diberbagai grup WhatsApp soal kondisi air laut yang surut.

Tak hanya itu, puluhan pasien anak di RS Dok II juga terpaksa dikeluarkan dari gedung sesaat terjadinya gempa tadi malam. Pasien ini berasal dari ruang anak  mulai dari ruang ICU, VIP,  kelas 1 dan 2, ruang bangsal, ruang bayi, ruang diare dan ruang isolasi. “Tadi terpaksa dikeluarkan karena getarannya cukup kencang dan keluarga pasien juga meminta dikeluarkan untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan,” kata mantri Eman saat ditemui tadi malam.

Baca Juga :  Tiga Korban Semua Akibat Lemparan Batu

Pantauan Cenderawasih Pos seluruh ruangan anak memang dikosongkan karena keluarga pasien mengaku getaran cukup kencang. “Kalau di bawah tidak terlalu tapi di atas ini yang goyang sekali,” ungkap Ibu Valentina, satu ibu pasien.

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Papua, Wiliam R Manderi menyampaikan bahwa BPBD Provinsi segera menyiapkan tenda bagi pasien yang dirawat dengan situasi darurat. Tak hanya di Dok II tetapi juga di RS Abepura.  “Segera kami dirikan tenda,” katanya.

Namun ia meminta warga tak panik dan tetap memantau informasi dari instansi yang berwenang. Pasalnya ia melihat banyak informasi hoax yang meresahkan. “Kalau bukan dari sumber resmi jangan percaya,” tegas Manderi. Ia juga meminta Pemkot segera mengambil langkah siaga untuk mengantisipasi situasi darurat.

Baca Juga :  Aktivitas Kantor Bupati Jayapura Lumpuh Total

Manderi mengingatkan agar evacuation road atau jalur evakuasi segera disiapkan dan disampaikan ke masyarakat. Termasuk sirine  yang perlu menjangkau lebih jauh. “Kita punya hanya 1 di kantor perhubungan lama dan jangkauannya hanya 3 Km yang tidak bisa menjangkau sampai ke Entrop atau di Abepura.

“Masyarakat juga harus diberitahu jika ada sirine itu mereka (masyarakat) harus lari atau berkumpul kemana dan apa yang harus dilakukan. Ini harus dijelaskan,” tegasnya. Selain itu ia meminta BPBD Kota harus memiliki Rencana Penanggulangan Bencana atau RPB. “Jadi banyak hal terkait kebencanaan yang harus dijelaskan ke publik dan kepada masyarakat saya menghimbau untuk jangan terlalu panik. Gempa malam ini tidak berpotensi tsunami,” tutupnya. (ade/wen)

Perlu Dibuat Jalur Evakuasi, Sirine Disiagakan

JAYAPURA – Kepanikan warga pasca gempa yang terjadi sekira pukul 22.00 WIT ada Selasa (3/1) direspon warga dengan kepanikan. Ratusan warga yang tinggal di Dok VIII, Dok IX dan APO Pantai Distrik Jayapura Utara memilih untuk mengungsi.

Warga berbondong bondong keluar dari rumah sambil membawa barang seadanya dan mencari ketinggian. Ini lantaran adanya informasi bahwa bakal terjadi tsunami. Apalagi ditambah dengan postingan diberbagai grup WhatsApp soal kondisi air laut yang surut.

Tak hanya itu, puluhan pasien anak di RS Dok II juga terpaksa dikeluarkan dari gedung sesaat terjadinya gempa tadi malam. Pasien ini berasal dari ruang anak  mulai dari ruang ICU, VIP,  kelas 1 dan 2, ruang bangsal, ruang bayi, ruang diare dan ruang isolasi. “Tadi terpaksa dikeluarkan karena getarannya cukup kencang dan keluarga pasien juga meminta dikeluarkan untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan,” kata mantri Eman saat ditemui tadi malam.

Baca Juga :  Peduli Pengungsi Intan Jaya, Demokrat Papua Beri Bantuan Sembako

Pantauan Cenderawasih Pos seluruh ruangan anak memang dikosongkan karena keluarga pasien mengaku getaran cukup kencang. “Kalau di bawah tidak terlalu tapi di atas ini yang goyang sekali,” ungkap Ibu Valentina, satu ibu pasien.

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Papua, Wiliam R Manderi menyampaikan bahwa BPBD Provinsi segera menyiapkan tenda bagi pasien yang dirawat dengan situasi darurat. Tak hanya di Dok II tetapi juga di RS Abepura.  “Segera kami dirikan tenda,” katanya.

Namun ia meminta warga tak panik dan tetap memantau informasi dari instansi yang berwenang. Pasalnya ia melihat banyak informasi hoax yang meresahkan. “Kalau bukan dari sumber resmi jangan percaya,” tegas Manderi. Ia juga meminta Pemkot segera mengambil langkah siaga untuk mengantisipasi situasi darurat.

Baca Juga :  Penyebaran Covid-19 Bisa Lewat Klaster Perkantoran

Manderi mengingatkan agar evacuation road atau jalur evakuasi segera disiapkan dan disampaikan ke masyarakat. Termasuk sirine  yang perlu menjangkau lebih jauh. “Kita punya hanya 1 di kantor perhubungan lama dan jangkauannya hanya 3 Km yang tidak bisa menjangkau sampai ke Entrop atau di Abepura.

“Masyarakat juga harus diberitahu jika ada sirine itu mereka (masyarakat) harus lari atau berkumpul kemana dan apa yang harus dilakukan. Ini harus dijelaskan,” tegasnya. Selain itu ia meminta BPBD Kota harus memiliki Rencana Penanggulangan Bencana atau RPB. “Jadi banyak hal terkait kebencanaan yang harus dijelaskan ke publik dan kepada masyarakat saya menghimbau untuk jangan terlalu panik. Gempa malam ini tidak berpotensi tsunami,” tutupnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya