Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Posisi Lempeng Masih mencari Kestabilan

BMKG Sebut Isu Akan terjadinya Tsunami Hoax

JAYAPURA-Hingga tadi malam gempa susulan masih saja terjadi, kendati goncangan gempa tak sebesar Senin (2/1) lalu, namun masyarakat merasa was-was akan gempa tersebut.

Koordinator Bidang Observasi BBMKG Wilayah V Jayapura, Danang Pamuji mengakui gempa susulan disebabkan karena posisi lempeng tersebut masih mencari kestabilan atau dudukan keseimbangan. 

“Kita deskripsikan misalnya seperti sebuah kayu yang diberi tekanan terus menerus dan apabila tekanannya semakin keras, maka kayunya akan patah, kurang lebih gambarannya demikian,” terang Danang.

Ia juga menyebutkan gempa utama dengan magnitudo 4,9 terjadi saat lempeng sedang melepaskan energinya. “Jadi lempeng yang kita punya ini pecah makanya mengeluarkan energi yang diukur bermagnitudo 4,9 tersebut,” jelas Danang

Saat ini, pecahan lempeng tersebut kata Danang, masih mencari posisi kestabilan sehingga masih mengeluarkan energi secara terus menerus, sehingga intens terjadi gempa susulan.

“Per Selasa 3 Januari 2023 pukul 13.00 WIT, kami telah mencatat total ada 155 kali kejadian gempa bumi yang terjadi termasuk gempa utama, 13 gempa susulan di antaranya terasa,” tuturnya.

Danang menjelaskan jika kasus pada gempa bumi dangkal sangat berefek terhadap wilayah terdekat dengan sumber gempa. “Kalau melihat peta sumber gempa bumi yang sudah dibuat BMKG, memang sebaran gempa bumi susulan menyebar di antara laut dan darat,” paparnya.

Baca Juga :  Mira Wenda: Stunting Harus Ditangani Dengan Serius

Untuk itu mengapa masyarakat merasa kuatnya getaran bervariasi, karena gempa bumi susulan yang terjadi tidak terpusat pada satu lokasi saja,” sambung Danang.

Danang mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang, tetapi harus mewaspadai dengan adanya gempa bumi susulan, terutama penduduk yang bermukim di daerah lereng.  Gempa bumi bermagnitudo 4,9 dan gempa susulannya disebabkan oleh aktivitas lempeng patahan Cycloop. “Untuk diketahui patahan Cycloop ini memanjang dari wilayah Kabupaten Jayapura hingga Kota Jayapura,” kata Danang, di Jayapura selasa, Selasa (3/1) kemarin.

Sementara terkait adanya informasi yang beredar di media sosial bahwasanya malam ini (baca: tadi malam) akan terjadi Gempat Bumi susulan, dan berpotensi terjadi gelombang tsunami, dengan tegas BBMKG Wilayah 5 jayapura membantah informasih tersebut.

Kepala BBMKG Wilayah Jayapura Yustus Rumaikek dalam rillisnya menyebutkan hingga saat ini belum ada peralatan yang dapat memperkirakan dimana, seberapa besar, dan kapan akan terjadi gempa bumi secara akurat.

Iapun mengungkapkan berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura, hasil pengamatan untuk wilayah perairan Utara Jayapura tanggal 1 sampai 2 Januari 2023, pasang surut muka air laut sebelum dan setelah kejadian gempa bumi hingga tanggal 2 Januari 2023 pukul 23:59 WIT terpantau normal dan tidak ada perubahan signifikan.

Demikian juga untuk suhu muka air laut, terpantau normal. Tidak ada perubahan yang signifikan sebelum dan setelah kejadian gempa bumi hingga tanggal 2 Januari 2023 pukul 23:59 WIT.

Baca Juga :  IKF Papua Satu Komando Menangkan BTM 

Diapun menghimbau kepada masyarakat untuk mengikuti perkembangan terkait gempa bumi Magnito 4,9 Kota Jayapura tanggal 2 Januari 2023 melalui kanal sosial media BMKG Papua.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek,S.Si. menambahkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal diduga diakibatkan oleh aktivitas sesar lokal yang melintasi wilayah Jayapura yang berasosiasi dengan jalur patahan di sepanjang pegunungan Cyclop.

  Grafik kejadian Gempabumi yang dirasakan sampai dengan hari selasa, 3 Januari 2023 pukul 13.00 WIT telah terjadi sebanyak 155 kali, namun 14 gempa diantaranya yang dirasakan oleh masyarakat .  Gempabumi susulan ini mempunyai kekuatan yang bervariasi. Dengan kekuatan gempabumi susulan terbesar adalah M 4.4 dan gempabumi susulan terkecil dengan kekuatan M 2.6.

‘’Dari hasil monitoring BMKG, frekuensi gempa sudah mulai menurun tetapi potensi gempa susulan masih akan terjadi. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap kejadian gempabumi serta untuk masyarakat yang tinggal di daerah lereng diminta untuk mewaspadai dampak ikutan dari gempabumi seperti tanah longsor.,’’katanya, Selasa (3/1) kemarin.
Diakui, masyarakat dihimbau untuk tidak terpancing dengan hoax yang beredar di media sosial.

BMKG Sebut Isu Akan terjadinya Tsunami Hoax

JAYAPURA-Hingga tadi malam gempa susulan masih saja terjadi, kendati goncangan gempa tak sebesar Senin (2/1) lalu, namun masyarakat merasa was-was akan gempa tersebut.

Koordinator Bidang Observasi BBMKG Wilayah V Jayapura, Danang Pamuji mengakui gempa susulan disebabkan karena posisi lempeng tersebut masih mencari kestabilan atau dudukan keseimbangan. 

“Kita deskripsikan misalnya seperti sebuah kayu yang diberi tekanan terus menerus dan apabila tekanannya semakin keras, maka kayunya akan patah, kurang lebih gambarannya demikian,” terang Danang.

Ia juga menyebutkan gempa utama dengan magnitudo 4,9 terjadi saat lempeng sedang melepaskan energinya. “Jadi lempeng yang kita punya ini pecah makanya mengeluarkan energi yang diukur bermagnitudo 4,9 tersebut,” jelas Danang

Saat ini, pecahan lempeng tersebut kata Danang, masih mencari posisi kestabilan sehingga masih mengeluarkan energi secara terus menerus, sehingga intens terjadi gempa susulan.

“Per Selasa 3 Januari 2023 pukul 13.00 WIT, kami telah mencatat total ada 155 kali kejadian gempa bumi yang terjadi termasuk gempa utama, 13 gempa susulan di antaranya terasa,” tuturnya.

Danang menjelaskan jika kasus pada gempa bumi dangkal sangat berefek terhadap wilayah terdekat dengan sumber gempa. “Kalau melihat peta sumber gempa bumi yang sudah dibuat BMKG, memang sebaran gempa bumi susulan menyebar di antara laut dan darat,” paparnya.

Baca Juga :  Timsel Segera Buka Pendaftaran Calon Anggota Bawaslu Papua

Untuk itu mengapa masyarakat merasa kuatnya getaran bervariasi, karena gempa bumi susulan yang terjadi tidak terpusat pada satu lokasi saja,” sambung Danang.

Danang mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang, tetapi harus mewaspadai dengan adanya gempa bumi susulan, terutama penduduk yang bermukim di daerah lereng.  Gempa bumi bermagnitudo 4,9 dan gempa susulannya disebabkan oleh aktivitas lempeng patahan Cycloop. “Untuk diketahui patahan Cycloop ini memanjang dari wilayah Kabupaten Jayapura hingga Kota Jayapura,” kata Danang, di Jayapura selasa, Selasa (3/1) kemarin.

Sementara terkait adanya informasi yang beredar di media sosial bahwasanya malam ini (baca: tadi malam) akan terjadi Gempat Bumi susulan, dan berpotensi terjadi gelombang tsunami, dengan tegas BBMKG Wilayah 5 jayapura membantah informasih tersebut.

Kepala BBMKG Wilayah Jayapura Yustus Rumaikek dalam rillisnya menyebutkan hingga saat ini belum ada peralatan yang dapat memperkirakan dimana, seberapa besar, dan kapan akan terjadi gempa bumi secara akurat.

Iapun mengungkapkan berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura, hasil pengamatan untuk wilayah perairan Utara Jayapura tanggal 1 sampai 2 Januari 2023, pasang surut muka air laut sebelum dan setelah kejadian gempa bumi hingga tanggal 2 Januari 2023 pukul 23:59 WIT terpantau normal dan tidak ada perubahan signifikan.

Demikian juga untuk suhu muka air laut, terpantau normal. Tidak ada perubahan yang signifikan sebelum dan setelah kejadian gempa bumi hingga tanggal 2 Januari 2023 pukul 23:59 WIT.

Baca Juga :  13 Nelayan Indonesia Jalani Masa Tahanan di PNG

Diapun menghimbau kepada masyarakat untuk mengikuti perkembangan terkait gempa bumi Magnito 4,9 Kota Jayapura tanggal 2 Januari 2023 melalui kanal sosial media BMKG Papua.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek,S.Si. menambahkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal diduga diakibatkan oleh aktivitas sesar lokal yang melintasi wilayah Jayapura yang berasosiasi dengan jalur patahan di sepanjang pegunungan Cyclop.

  Grafik kejadian Gempabumi yang dirasakan sampai dengan hari selasa, 3 Januari 2023 pukul 13.00 WIT telah terjadi sebanyak 155 kali, namun 14 gempa diantaranya yang dirasakan oleh masyarakat .  Gempabumi susulan ini mempunyai kekuatan yang bervariasi. Dengan kekuatan gempabumi susulan terbesar adalah M 4.4 dan gempabumi susulan terkecil dengan kekuatan M 2.6.

‘’Dari hasil monitoring BMKG, frekuensi gempa sudah mulai menurun tetapi potensi gempa susulan masih akan terjadi. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap kejadian gempabumi serta untuk masyarakat yang tinggal di daerah lereng diminta untuk mewaspadai dampak ikutan dari gempabumi seperti tanah longsor.,’’katanya, Selasa (3/1) kemarin.
Diakui, masyarakat dihimbau untuk tidak terpancing dengan hoax yang beredar di media sosial.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya