Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Tidak Ada Tempat Latihan Teroris di Keerom dan Merauke

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, Pdt. Amsal Yowei

JAYAPURA-Merebaknya informasi yang menyebutkan Kabupaten Keerom dan Merauke, disinyalir menjadi lokasi latihan kelompok teroris Jamaah Ansorud Daulah (JAD) dari Lampung, dipastikan merupakan berita hoax.

Sebab berdasarkan kasil investigasi yang dilakukan pihak kepolisian, intelejen, serta hasil koordinasi dengan berbagai pihak baik itu Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB), MUI dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua maupun kabupaten kota, tidak ditemukan adanya lokasi yang dijadikan sebagai tempat latihan teroris baik di Kabupaten Keerom maupun di Merauke. 

“Dengan adanya investigasi dan deteksi dini yang telah kita lakukan bersama-sama, dengan komunikasi koordinasi yang baik, Keerom dan Merauke tidak menjadi lokasi latihan teroris kelompiok JAD,” ungkap Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, Pdt. Amsal Yowei saat menyampaikan keterangan pers didampingi, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Keerom, Karel F.Mambay, Ketua Harian MUI Papua Umar Bauw,  Pembina Syariah Kanwil Agama Papua, Ani Matdoan dan Ketua FKUB Kabupaten Keerom KH.Nursalim Ar Rozy di aula Kanwil Kemenag Provinsi Papua, Sabtu (1/6). 

Dengan adanya kepastian bahwa kabar yang sempat merebak tersebut adalah hoax, Amsal berharap kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Kabupaten Keerom dan Merauke masih terjaga dengan baik. “Jangan lagi ada keresahan dan kepanikan bahwa di Papua ini ada kelompok JAD,” pintanya. 

Baca Juga :  Perairan Laut Jayapura Kembali Makan Korban

Diakuinya, melalui deteksi dini ini, akan ada integrasi data dan jika terjadi sesuatu pihaknya, sudah ada data yang lengkap. Oleh seba itu, untuk menepis hal seperti ini, secara khusus Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, bekerja sama dengan aparat keamanan dan FKUB  melakukan kegiatan deteksi dini yang dilakukan di masing-masing bidang. 

 Di tempat yang sama, Ketua Harian  Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Provinsi Papua H. Umar Bauw menambahkan, sebagai tanah yang damai, masyarakat di Papua diharapkan tidak mudah digoyang dengan isu-isu seperti ini. Apalagi, masyarakat yang tinggal di Papua sangat heterogen. 

“Untuk itu, diharapkan jangan ada lagi masyarakat atau media yang menyebarluaskan masalah isu ini, karena pemerintah dan aparat serta lintas agama sudah menyatakan bahwa kelompok ini tidak ada di Papua,” tegasnya. 

Ketua FKUB Kabupaten Keerom KH. Nursalim Ar Rozy mengatakan sejak munculnya pemberitaan nasional yang menyebutkan di Kabupaten Keerom dan Merauke disinyalir ada jaringan kelompok teroris JAD, pihaknya langsung melakukan koordinasi dan komunikasi dengan intel, Polres Keerom dan jajarannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya jaringan teroris di kabupaten Keerom seperti yang sempat diberitakan.

Baca Juga :  Hari ini Gubernur Enembe Resmikan Ring Road

“Tapi setelah kami lakukan investigasi di lapangan khususnya di daerah Keerom, kami tidak jumpai kelompok teroris JAD dan informasi tersebut hoax,” sebutnya.

Kepala kantor Kemenag Keerom,  Karel F. Mambay mengakui,  kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Kabupaten Keerom masih terjaga dengan baik. Dimana, peran pembinaan umat beragama di Kabupaten Keerom juga dilakukan dengan baik, melalui Binmas  Keagaman yang ada di Kemenag Kabupaten Keerom.

“Kami harap, dengan adanya penjelasan yang telah kami sampaikan secara resmi ini, tidak ada lagi keresahan, kekhawatiran yang ditimbulkan dari masyarakat. Tetap jaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama dalam bingkai NKRI dan bahwa di Keerom, tidak ada ajaran radikalisme,”tegasnya.

Sementara itu, Pembina syariah Kanwil Kemenag Papua Ani Matdoan menyampaikan bahwa  bahwa isu yang mungkin disampaikan terkait adanya jaringan teroris JAD ini, untuk hal-hal yang lain. Tetapi untuk radikalisme belum ada di Papua. 

“Sampai saat ini, kami terus melaksanaan tugas pembinaan teknis terkait identifikasi Papua. Sampai saat ini belum ada yang teridentifikasi, masih wajar-wajar saja dalam batas koridor membangun kebersamaan umat,”katanya.(dil/nat)

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, Pdt. Amsal Yowei

JAYAPURA-Merebaknya informasi yang menyebutkan Kabupaten Keerom dan Merauke, disinyalir menjadi lokasi latihan kelompok teroris Jamaah Ansorud Daulah (JAD) dari Lampung, dipastikan merupakan berita hoax.

Sebab berdasarkan kasil investigasi yang dilakukan pihak kepolisian, intelejen, serta hasil koordinasi dengan berbagai pihak baik itu Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB), MUI dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua maupun kabupaten kota, tidak ditemukan adanya lokasi yang dijadikan sebagai tempat latihan teroris baik di Kabupaten Keerom maupun di Merauke. 

“Dengan adanya investigasi dan deteksi dini yang telah kita lakukan bersama-sama, dengan komunikasi koordinasi yang baik, Keerom dan Merauke tidak menjadi lokasi latihan teroris kelompiok JAD,” ungkap Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, Pdt. Amsal Yowei saat menyampaikan keterangan pers didampingi, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Keerom, Karel F.Mambay, Ketua Harian MUI Papua Umar Bauw,  Pembina Syariah Kanwil Agama Papua, Ani Matdoan dan Ketua FKUB Kabupaten Keerom KH.Nursalim Ar Rozy di aula Kanwil Kemenag Provinsi Papua, Sabtu (1/6). 

Dengan adanya kepastian bahwa kabar yang sempat merebak tersebut adalah hoax, Amsal berharap kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Kabupaten Keerom dan Merauke masih terjaga dengan baik. “Jangan lagi ada keresahan dan kepanikan bahwa di Papua ini ada kelompok JAD,” pintanya. 

Baca Juga :  Sidang LKPJ Resmi Ditutup,Bupati Tolikara Apresiasi Kinerja DPRD

Diakuinya, melalui deteksi dini ini, akan ada integrasi data dan jika terjadi sesuatu pihaknya, sudah ada data yang lengkap. Oleh seba itu, untuk menepis hal seperti ini, secara khusus Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, bekerja sama dengan aparat keamanan dan FKUB  melakukan kegiatan deteksi dini yang dilakukan di masing-masing bidang. 

 Di tempat yang sama, Ketua Harian  Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Provinsi Papua H. Umar Bauw menambahkan, sebagai tanah yang damai, masyarakat di Papua diharapkan tidak mudah digoyang dengan isu-isu seperti ini. Apalagi, masyarakat yang tinggal di Papua sangat heterogen. 

“Untuk itu, diharapkan jangan ada lagi masyarakat atau media yang menyebarluaskan masalah isu ini, karena pemerintah dan aparat serta lintas agama sudah menyatakan bahwa kelompok ini tidak ada di Papua,” tegasnya. 

Ketua FKUB Kabupaten Keerom KH. Nursalim Ar Rozy mengatakan sejak munculnya pemberitaan nasional yang menyebutkan di Kabupaten Keerom dan Merauke disinyalir ada jaringan kelompok teroris JAD, pihaknya langsung melakukan koordinasi dan komunikasi dengan intel, Polres Keerom dan jajarannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya jaringan teroris di kabupaten Keerom seperti yang sempat diberitakan.

Baca Juga :  Tersangka Dana Bansos, Mantan Bupati Yalimo Terancam 10 Tahun Penjara

“Tapi setelah kami lakukan investigasi di lapangan khususnya di daerah Keerom, kami tidak jumpai kelompok teroris JAD dan informasi tersebut hoax,” sebutnya.

Kepala kantor Kemenag Keerom,  Karel F. Mambay mengakui,  kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Kabupaten Keerom masih terjaga dengan baik. Dimana, peran pembinaan umat beragama di Kabupaten Keerom juga dilakukan dengan baik, melalui Binmas  Keagaman yang ada di Kemenag Kabupaten Keerom.

“Kami harap, dengan adanya penjelasan yang telah kami sampaikan secara resmi ini, tidak ada lagi keresahan, kekhawatiran yang ditimbulkan dari masyarakat. Tetap jaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama dalam bingkai NKRI dan bahwa di Keerom, tidak ada ajaran radikalisme,”tegasnya.

Sementara itu, Pembina syariah Kanwil Kemenag Papua Ani Matdoan menyampaikan bahwa  bahwa isu yang mungkin disampaikan terkait adanya jaringan teroris JAD ini, untuk hal-hal yang lain. Tetapi untuk radikalisme belum ada di Papua. 

“Sampai saat ini, kami terus melaksanaan tugas pembinaan teknis terkait identifikasi Papua. Sampai saat ini belum ada yang teridentifikasi, masih wajar-wajar saja dalam batas koridor membangun kebersamaan umat,”katanya.(dil/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya