Friday, May 2, 2025
23.8 C
Jayapura

Nama Kopi Tua Dikaitkan Dengan Peristiwa di Anggruk dan Pendulangan

JAYAPURA-Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz, (Kasatgas ODC) Brigjen Pol Faizal Ramadhani menyatakan bahwa hingga kini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan terhadap seorang guru Rosalia Sogen di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo. Ia memastikan bahwa sejak kaburnya narapidana Kopi Tua Heluka dari Lapas Wamena, pihaknya telah memprediksi akan terjadi aksi kekerasan di wilayah tersebut.

Kopi Tua Heluka diketahui merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Yahukimo yang selama ini kerap melakukan tindakan kekerasan di wilayah pegunungan Papua. Berdasarkan rekam jejak tersebut, Satgas ODC menduga kuat bahwa kelompok Kopi Tua berada di balik sejumlah kekerasan terbaru, termasuk pembunuhan guru asal Nusa Tenggara Timur, Rosalina Rerek Sogen, yang terjadi pada Maret lalu.

Baca Juga :  KKB Kali Kopi Serang Kuala Kencana

“Begitu saya menerima informasi bahwa Kopi Tua kabur dari Lapas Wamena, saya langsung berpikir akan ada kejadian di Yahukimo. Sehari setelah ia kabur, saya langsung kirim pasukan kesana. Dan benar saja, saat tim tiba di Yahukimo, terjadi pembunuhan di Anggruk. Dugaan saya terbukti, hanya saja kita tidak bisa memprediksi lokasi pasti dia akan beraksi,” kata Brigjen Faizal di ruang kerjanya, Selasa (29/4).

Menurutnya, Distrik Anggruk selama ini dikenal sebagai wilayah yang cukup aman, sehingga insiden yang menewaskan seorang guru menjadi pukulan mengejutkan bagi banyak pihak. Untuk itu, Satgas ODC langsung mempertebal pasukan di Yahukimo sebanyak satu peleton guna mengantisipasi eskalasi kekerasan.

Baca Juga :  Seorang Sopir Dibacok OTK

Serangkaian kekerasan juga terjadi terhadap para pendulang emas disejumlah titik di Yahukimo. Meski pelaku belum teridentifikasi, Faizal menyebut pola kejadian sangat mengarah pada kelompok Kopi Tua Heluka.

“Setelah peristiwa Anggruk, tidak lama kemudian terjadi pembunuhan terhadap pendulang emas. Pola-pola seperti ini sudah kami antisipasi sejak awal, hanya lokasi aksinya yang sulit ditebak,” jelasnya.

JAYAPURA-Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz, (Kasatgas ODC) Brigjen Pol Faizal Ramadhani menyatakan bahwa hingga kini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan terhadap seorang guru Rosalia Sogen di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo. Ia memastikan bahwa sejak kaburnya narapidana Kopi Tua Heluka dari Lapas Wamena, pihaknya telah memprediksi akan terjadi aksi kekerasan di wilayah tersebut.

Kopi Tua Heluka diketahui merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Yahukimo yang selama ini kerap melakukan tindakan kekerasan di wilayah pegunungan Papua. Berdasarkan rekam jejak tersebut, Satgas ODC menduga kuat bahwa kelompok Kopi Tua berada di balik sejumlah kekerasan terbaru, termasuk pembunuhan guru asal Nusa Tenggara Timur, Rosalina Rerek Sogen, yang terjadi pada Maret lalu.

Baca Juga :  Semangat yang Sama untuk Bangun Papua

“Begitu saya menerima informasi bahwa Kopi Tua kabur dari Lapas Wamena, saya langsung berpikir akan ada kejadian di Yahukimo. Sehari setelah ia kabur, saya langsung kirim pasukan kesana. Dan benar saja, saat tim tiba di Yahukimo, terjadi pembunuhan di Anggruk. Dugaan saya terbukti, hanya saja kita tidak bisa memprediksi lokasi pasti dia akan beraksi,” kata Brigjen Faizal di ruang kerjanya, Selasa (29/4).

Menurutnya, Distrik Anggruk selama ini dikenal sebagai wilayah yang cukup aman, sehingga insiden yang menewaskan seorang guru menjadi pukulan mengejutkan bagi banyak pihak. Untuk itu, Satgas ODC langsung mempertebal pasukan di Yahukimo sebanyak satu peleton guna mengantisipasi eskalasi kekerasan.

Baca Juga :  Diduga Miliki Foto Aparat, Seorang Karyawan Jayakarta Disandera KKB

Serangkaian kekerasan juga terjadi terhadap para pendulang emas disejumlah titik di Yahukimo. Meski pelaku belum teridentifikasi, Faizal menyebut pola kejadian sangat mengarah pada kelompok Kopi Tua Heluka.

“Setelah peristiwa Anggruk, tidak lama kemudian terjadi pembunuhan terhadap pendulang emas. Pola-pola seperti ini sudah kami antisipasi sejak awal, hanya lokasi aksinya yang sulit ditebak,” jelasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/