Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

MRP Disarankan Menarik Maklumat Nomor 5

Marinus Yaung

JAYAPURA–Majelis Rakyat Papua (MRP) nampaknya masih enggan memperbaiki maklumat yang dikeluarkan merespon kejadian ujaran Rasis yang dilakukan oknum warga di Surabaya. Maklumat nomor 5/MRP/2019 ini berisi imbauan untuk kembali ke tanah Papua untuk melanjutkan studinya bila tak ada jaminan keamanan  dan kenyamanan dari pemerintah daerah. 

Namun meski saat ini baik Pemda maupun aparat keamanan telah menyatakan siap dan memastikan jaminan keamanan ternyata maklumat ini tak ditarik. Padahal ada juga yang menganggap bahwa maklumat yang sempat dipalsukan ini adalah satu biang kembalinya mahasiswa Papua ke Tanah  Papua pasca  kejadian ujaran rasis

Pengamat sosial politik Universitas Cenderawasih, Marinus Yaung justru berharap MRP menarik maklumatnya karena bisa menjadi pemicu atau alasan mahasiswa untuk kembali sebab bila mahasiswa kembali otomatis lembaga ini wajib ikut bertanggungjawab.

Baca Juga :  Oknum Tentara Dipecat dan Dipanjara Seumur Hidup

 “Maklumat MRP yang keluar kemarin adalah maklumat  emosional. Maklumat yang tidak berpikir panjang. Maklumat yang tidak berpikir risiko dalam kebijakan publik sehingga maklumat MRP yang ada saat ini itu maklumat provokator. Maklumat yang bukan menyejukkan situasi tetapi justru memperpanjang persoalan. Maklumat ini harus ditinjau kembali,” ungkap Yaung melalui ponselnya Jumat (13/9). 

 Ia menyarankan agar MRP jangan masuk di wilayah seperti ini. MRP sebaiknya hanya berbicara kultur  dan jangan ke politik sebab ini sudah politik. Bila MRP masuk dalam situasi ini maka MRP sudah masuk dalam agenda politik kelompok-kelompok yang ingin memisahkan Papua dari NKRI. “Ini catatan saya, silahkan dipikirkan,” tegasnya. 

Baca Juga :  Tiga Pelaku Bawa Senjata Laras Panjang

Sementara Ketua MRP, Timotius Murib kepada wartawan menyampaikan bahwa Maklumat keluar melalui proses dan mekanisme yang berlaku kemarin. Ini tak serta merta dan tak ada tekanan. “Ini sungguh-sungguh kesepakatan 50 anggota MRP menyikapi satu situasi yang mengancam kehidupan anak-anak di kota studi sehingga MRP mengeluarkan satu stamen untuk mereka tenang. Semua pihak  harus membaca maklumat ini utuh, jangan sepotong-sepotong sebab disitu konkrit agar mengerti maksud MRP,” tegas Timotius. (ade/nat)

Marinus Yaung

JAYAPURA–Majelis Rakyat Papua (MRP) nampaknya masih enggan memperbaiki maklumat yang dikeluarkan merespon kejadian ujaran Rasis yang dilakukan oknum warga di Surabaya. Maklumat nomor 5/MRP/2019 ini berisi imbauan untuk kembali ke tanah Papua untuk melanjutkan studinya bila tak ada jaminan keamanan  dan kenyamanan dari pemerintah daerah. 

Namun meski saat ini baik Pemda maupun aparat keamanan telah menyatakan siap dan memastikan jaminan keamanan ternyata maklumat ini tak ditarik. Padahal ada juga yang menganggap bahwa maklumat yang sempat dipalsukan ini adalah satu biang kembalinya mahasiswa Papua ke Tanah  Papua pasca  kejadian ujaran rasis

Pengamat sosial politik Universitas Cenderawasih, Marinus Yaung justru berharap MRP menarik maklumatnya karena bisa menjadi pemicu atau alasan mahasiswa untuk kembali sebab bila mahasiswa kembali otomatis lembaga ini wajib ikut bertanggungjawab.

Baca Juga :  Ternyata Pelaku Pembunuhan di Yahukimo Ingin Mendapat Pengakuan

 “Maklumat MRP yang keluar kemarin adalah maklumat  emosional. Maklumat yang tidak berpikir panjang. Maklumat yang tidak berpikir risiko dalam kebijakan publik sehingga maklumat MRP yang ada saat ini itu maklumat provokator. Maklumat yang bukan menyejukkan situasi tetapi justru memperpanjang persoalan. Maklumat ini harus ditinjau kembali,” ungkap Yaung melalui ponselnya Jumat (13/9). 

 Ia menyarankan agar MRP jangan masuk di wilayah seperti ini. MRP sebaiknya hanya berbicara kultur  dan jangan ke politik sebab ini sudah politik. Bila MRP masuk dalam situasi ini maka MRP sudah masuk dalam agenda politik kelompok-kelompok yang ingin memisahkan Papua dari NKRI. “Ini catatan saya, silahkan dipikirkan,” tegasnya. 

Baca Juga :  BTM: Bulan ini Kita ‘Kurung’ Mal dan Pasar

Sementara Ketua MRP, Timotius Murib kepada wartawan menyampaikan bahwa Maklumat keluar melalui proses dan mekanisme yang berlaku kemarin. Ini tak serta merta dan tak ada tekanan. “Ini sungguh-sungguh kesepakatan 50 anggota MRP menyikapi satu situasi yang mengancam kehidupan anak-anak di kota studi sehingga MRP mengeluarkan satu stamen untuk mereka tenang. Semua pihak  harus membaca maklumat ini utuh, jangan sepotong-sepotong sebab disitu konkrit agar mengerti maksud MRP,” tegas Timotius. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya