JAYAPURA – Baru 10 hari Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens dibebaskan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mendadak mengeluarkan ancaman. Tak tanggung-tanggung, ancaman ini diyakini bakal membuat pemerintah dan TNI Polri pusing jika benar terjadi. TPNPB menyatakan akan kembali melakukan penyanderaan buntut dari bebasnya pilot Philip.
Mereka menganggap proses pembebasan ini penuh dengan konspirasi dan justru melemahkan kelompok perjuangan Papua Merdeka. Egianus Kogoya selaku pimpinan kelompok penyandera disebut-sebut sebagai biang kerok dari situasi saat ini. Egianus dianggap menerima suap dan iming – iming hingga akhirnya melepas Philip.
Meski telah menyatakan melakukan pembebasan karena pertimbangan kemanusiaan namun TPNPB menganggap apa yang dilakukan Egianus diluar kesepakatan dan mengambil keputusan sepihak.
Selain menyatakan bakal kembali melakukan penyanderaan, TPNPB juga mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO). Menariknya, sosok yang masuk DPO justru warga negara asing, Juha Christoper Christensen.
“Kami umumkan bahwa TPNPB mengeluarkan DPO untuk Juha Christoper Christensen dan itu berlaku seperti empat orang lain yakni Edison Gwijangge dan timnya,” kata Jubir TPNPB, Sebby Sembom, Minggu (29/9).
Juha adalah sosok negosiator warga negara asing yang disebut beberapa kali berhasil masuk ke markas Egianus di Nduga dan membangun komunikasi. Juha sebelumnya dikait-kaitkan dengan konflik di Aceh yang juga berakhir damai.
Disini Sebby sempat mengirim beberapa foto Juha bersama tim Egianus Kogoya termasuk berfoto dengan Mantan Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan.
“Juha memasuki wilayah pertahanan TPNPB tidak melalui prosedur melanggar protokol Managemen Komnas,” jelasnya.
“Jadi kami pastikan penyanderaan serupa akan kembali terjadi di Papua karena kami masih berjuang dan kami sangat yakin ini akan terjadi dan Juha sebelumnya sudah kami umumkan tapi ia (Juha) masuk lagi sehingga kami memiliki kewajiban untuk menembak dia mati. Jangan berfikir karena WNA dan merasa hight class. Kami akan mencari dan menembak,” tegas Sebby. Tak hanya itu, kecaman lain juga disampaikan kepada Egianus Kogoya.
“Terima suap atau tidak saat ini pilot sudah berada di tangan pemerintah dan aparat TNI Polri. Melepas sandera kepada pihak yang juga melakukan penembakan dan pembunuhan di Mbua, Kenenyam, Nduga dan beberapa daerah lainnya hingga banyak yang mengungsi ke daerah – daerah bahkan ada yang bertahan di hutan. Apakah dengan melepas pilot Egianus harus membalas itu,” sindir Sebby.
Lalu dengan berdalih karena kemanusiaan akhirnya melepas Philip. Hingga akhirnya TNI Polri juga mengklaim bahwa mereka yang membebaskan pilot atau mengharumkan nama Indonesia. “You (Egianus) serahkan pilot ke Indonesia sementara Selandia Baru bersedia mengirimkan pesawat untuk menjemput pilot dan jelas sudah ada kesepakatan dengan negosiator dan menerima sejumlah uang,” sindirnya lagi.
Perundingan dilakukan berkali kali dan menghabiskan banyak energi dan biaya bahkan Egianus menyampaikan hanya akan menukarkan pilot dengan Papua merdeka tapi kenyataannya justru menyerahkan sandera begitu saja. “Anak ingusan, mental belum siap baru bicara jago-jago, kampungan,” cecarnya. (ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos