“Untuk kedalaman Gempa, dari 60 KM menjadi 14 KM, ini yang membuat status kita naik,” tuturnya. Prediksi ketinggian air laut juga menurut Danang alami kenaikan.
“Prediksi awal kita 0,5 M, sekarang menjadi 0,56 M,” ungkapnya. Meski begitu hingga tadi malam perairan wilayah pesisir masih terlihat normal.
Kenaikannya memang tidak begitu signifikan, namun menurut Danang hal ini bisa saja terjadi lebih rendah, bisa juga lebih tinggi dari prediksi yang ada. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua, langsung menggelar rapat untuk mengantisipasi dampak gempa bumi yang mengguncang pesisir timur Kamchatka, Negara Rusia berkekuatan M8,7.
Rapat yang digelar secara virtual itu melibatkan BNPB RI, Basarnas, BMKG, TNI-Polri, BPBD kabupaten/kota, termasuk daerah yang terdampak di antaranya Halmahera, Gorontalo, Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua.
Plt Kepala BPBD Provinsi Papua, B. Wisnu Raditya menyampaikan, setelah mendapatkan informasi dari pihak BMKG, pihaknya langsung mengimbau warga yang bermukim di sekitar pesisir pantai agar 1 jam sebelum prakiraan gempa, maka harus mencari tempat yang lebih aman.
Sebagaimana diprediksi air laut naik di Kabupaten Biak Numfor pada pukul 16:21 WIT, Kabupaten Supiori pukul 16:21 WIT, Jayapura pukul 16:30 WIT dan Kabupaten Sarmi pada pukul 16:30 WIT.
“Jadi satu jam sebelum itu, dan satu jam setelahnya. Warga harus menjauhi pesisir pantai untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” imbaunya.
Wisnu mengaku telah membangun koordinasi dengan kabupaten/kota yang terdampak, diantaranya Kota Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Biak, untuk melakukan penanganan awal dan memberikan imbauan kepada warga.
Ia pun meminta BPBD kabupaten/kota untuk melakukan langkah-langkah antisipasi, sebab mereka adalah ujung tombak dari penanganan bencana. Selain itu, mereka yang memiliki wilayah.
“Teman-teman BPBD di kabupaten/kota sudah turun ke lapangan untuk memonitor situasi,” katanya.
Disinggung apakah nanti akan membangun posko, Wisnu mengaku akan melihat situasi ke depannya.
“Kita akan lihat situasi ke depan, pos-pos didirikan apabila ada pengungsian, namun jika tidak ada maka kita tidak dirikan posko,” ungkapnya.
Ia pun mengimbau masyarakat tetap waspada, jauhi pesisir pantai meski sangat kecil dampaknya karena tsunami yang datang tidak hanya sekali melainkan bisa sampai 2 hingga 3 kali. Sementara puluhan warga Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura memilih mengungsi di Kantor Wali Kota Jayapura.