Thursday, April 25, 2024
27.7 C
Jayapura

Antar Rokok dan Pinang, Pelajar SMA Tewas Ditembak KKB

EVAKUASI JENAZAH: Sejumlah keluarga korban menangis saat tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Ali Mom, Jumat (16/4). Ali yang merupakan pelajar kelas X SMAN 1 Ilagal tewas ditembak KKB pimpinan Lekagak Talenggen di Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (15/4). (Satgas Nemangkawi for Cepos)

EVAKUASI JENAZAH:  Sejumlah keluarga korban menangis saat tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Ali Mom, Jumat (16/4). Ali yang merupakan pelajar kelas X SMAN 1 Ilagal tewas ditembak KKB pimpinan Lekagak Talenggen di Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (15/4).  (Satgas Nemangkawi for Cepos)

JAYAPURA-Seorang pelajar bernama Ali Mom (16) yang duduk di bangku kelas X di SMA Negeri 1 Ilaga tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Lekagak Talenggen di Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (15/4).

Pelajar 16 tahun itu tewas dengan luka tembak di bagian kepala dari pelipis kanan tembus ke pelipis kiri. Serta luka tembak pada punggung kanan bagian belakang tembus hingga ke bahu kanan atas dan mengenai rahang kanan.

Sebelum tewas ditembak, Ali Mom ditelepon orang tak dikenal yang meminta korban untuk membelikan rokok dan pinang. Selain itu, korban juga diminta mengantarkan barang yang dipesan ke Kampung Uloni Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.

Korban memenuhi permintaan tersebut dan mengantar barang-barang yang dipesan ke lokasi yang telah disebutkan menggunakan sepeda motor. 

Namun saat tiba di pinggir jalan Kampung Uloni, korban langsung ditembak menggunakan senjata api sebanyak dua kali tembakan.

Tembakan tersebut mengenai kepala korban. Tidak hanya itu, korban juga dibacok di bagian kepala hingga korban tewas di tempat kejadian perkara (TKP). Tak puas menghabisi nyawa korban, pelaku juga membakar motor yang digunakan korban. 

Kapolres Puncak, Kompol I Nyoman Punia menyampaikan, jenazah pelajar 16 tahun itu baru bisa dievakuasi pihak keluarga, Jumat (16/4) sekira pukul 06:00 WIT.

“Jenazah sudah dievakuasi anggota TNI-Polri ke Puskesmas Ilaga agar mendapatkan pemeriksaan secara medis,” ucap Kapolres Nyoman Punia saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Jumat (16/4).

Setelah dilakukan autopsi, Kapolres mengatakan, jenazah dikembalikan ke rumah duka. Sementara proses pemakaman sendiri akan dilakukan hari ini.

“Kelompok ini sudah sangat meresahkan masyarakat dan menganggu Kamtibmas di Puncak. Anggota tetap melakukan pengejaran terhadap kelompok ini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegas Nyoman Punia. 

Secara terpisah, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan pelaku diduga merupakan KKB pimpinan Lekagak Telenggen yang sebelumnya melakukan pembunuhan terhadap tukang ojek dan membakar helikopter di Bandara Aminggaru, Ilaga.

 “Kami belum bisa menyimpulkan kasus penembakan itu. Apalagi korban merupakan orang asli Kabupaten Puncak. Belum diketahui motif dari aksi penembakan tersebut. Saat ini personel gabungan masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap kelompok ini,” ucap Kapolda.

Dengan insiden penembakan yang kerap terjadi di Puncak, tercatat empat warga sipil telah meninggal dunia sejak seminggu terakhir ini. Kapolda Mathius Fakhiri mengaku sudah memerintahkan anggota TNI-Polri yang ada di Beoga untuk melakukan pengejaran dan menyekat pelarian mereka (KKB, red) dari Beoga.

Baca Juga :  Tahun Ajaran Baru, Pemkot Jayapura Dorong BTM

“Kelompok ini tetap kita waspadai dengan meminta anggota tidak terpancing dengan mereka. Kita akan memutus mata rantai kejahatan yang dilakukan kelompok ini,” tegasnya. 

 Menurut Kapolda, aparat merupakan penyumbang terbesar pemberian peluru kepada KKB. Satu anggota jika dia kena tembak bisa menyumbang ratusan butir peluru.

“Rata rata anggota biasanya membawa 3 magazen, berarti ratusan butir peluru dia bawa  ditambah cadangannya. Kalau kita makin mengurangi kecerobohan kita maka stok amunisi mereka berkurang. Paling mereka beli peluru dengan jumlah lima hingga 10 butir saja,” tuturnya. 

Secara terpisah, Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi,  Kombes Pol Iqbal Alqudussy menyampaikan saat ini dirinya berada di Distrik Beoga bersama pasukan Satgas Ops Nemangkawi TNI-Polri yang berhasil menguasai Beoga dengan situasi kondusif.

“Satgas Nemangkawi TNI-Polri yang berada di distrik Ilaga sedang melakukan pengejaran,” kata Iqbal.

Dari hasil penyidikan didapati bahwa tersangka Lerry Mayu intens menghubungi korban untuk membeli dan mengantarkan pinang dan rokok kepadanya. 

Pada pukul 23.30 WIT, Lerrymayu   Telenggen menghubungi Lekagak Telenggen via SMS dan menginfokan bahwa dirinya dan pasukan telah menghajar Ali Mom di kampung Tagalowa. 

Pada pukul 10.51 WIT,  Lerrymayu dari hasil track telepon. Lerry menginfokan bahwa Kamis (15/4) telah melakukan penembakan terhadap seseorang sekira pukul 17:00 WIT. Namun Lerrymayu mengaku tidak mengetahui korban adalah aparat atau masyarakat sipil. 

Sementara itu, sebuah pertanyaan tegas disampaikan juru bicara TPN-PB, Sebby Sembom terkait serangkaian aksi yang dilakukan “pasukan” di hutan terhadap warga sipil maupun fasilitas umum lainnya. Harus diakui belakangan arah pergerakan kelompok TPN – PB sedikit bergeser yang tidak lagi saling baku hajar dengan TNI tetapi memilih menyerang warga sipil yang ditandai. 

Ditandai maksudnya adalah TPN – PB mencurigai ada orang – orang sipil yang terlibat membantu TNI-Polri menjadi informan atau mata – mata. Ketimbang operasi yang dijalankan gagal atau mengalami kesulitan maka pihak – pihak yang ditandai ini dihabisi. 

Tak hanya warga sipil non Orang Asli Papua (OAP)  tetapi yang berstaus OAP jika memang dilabeli sebagai mata – mata maka akan dihabisi. 

“Orang asli Papua juga yang menjadi mata  – mata akan ditembak, itu hukum perang. Sebelum markas dihancurkan oleh musuh, mata – mata musuh harus lebih dahulu ditembak,” tulis Sebby menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, Jumat (16/4). 

Ia juga menyatakan telah memonitor informasi terkait  adanya anak sekolah yang tewas tertembak peluru. Namun terkait ini ia belum berani berkomentar dan masih menunggu statemen dari pimpinan Kodap. 

Baca Juga :  Masih Proses Pembuatan Juknis, PPDB SD dan SMP Belum Dibuka

 “Kami sudah terima informasi itu tapi laporan lengkapnya belum ada. Menurut mereka anak itu spionase TNI, jadi kami tunggu laporan lengkap,”  jelasnya. 

Sementara terkait seorang guru  Sekolah Dasar yang ditembak mati di Beoga, Sebby menuding yang bersangkutan adalah mata-mata TNI-Polri yang telah lama di identifikasi oleh PIS TPNPB. Karenanya TPNPB tidak ragu-ragu melakukan eksekusi. 

“Dalam hal ini kami perlu sampaikan kepada semua orang Indonesia yang bertugas di daerah perang di wilayah Pegunungan Papua bahwa PIS telah dan sedang mengidendifikasi bahwa semua orang imigran yang bertugas di wilayah Pegunungan Tengah Papua hamper kebanyakan anggota Intelejen atau mata-mata TNI-Polri yang menyamar sebagai tukang bangunan,  tukang chainsaw, guru, mantri, petugas distrik dan lain-lain. Oleh karena itu kami mengimbau bahwa jangan menjadi mata-mata TNI-Polri jika bertugas di daerah perang,” wantinya. 

Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas merespon aksi KKB yang menembak seorang warga di wilayah Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (15/4).

Anggota Fraksi Partai Gerindra itu mendesak aparat TNI/Polri segera melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap para pelaku. Aksi yang terjadi akhir-akhir ini  harus segera diberantas. Kebiasaan buruk ini menurut Mandenas tidak boleh dibiarkan merajalela di Papua. Hal tersebut membuat pandangan terhadap orang Papua menjadi buruk. 

“Ulah satu dua orang membuat citra orang Papua menjadi buruk. Kejar dan tangkap para pelaku, beri sanksi yang seberat-beratnya. Bila perlu diekspos kepada publik biar mereka tahu pelakunya. ” desaknya.

Menurutnya,  aksi yang dilakukan KKB ini membuat pembangunan di Papua menjadi terhambat. Bahkan tidak jalan sama sekali.

Diakuinya, kondisi keamanan yang kurang stabil sangat tidak menguntungkan Papua. Konflik yang terjadi ini harus dihentikan guna membangun Papua dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia dan juga mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pemerintah daerah. “Saat ini bukan lagi ada konflik. Karena percuma membuang energi dan waktu,” tuturnya.

Evaluasi penting menurutnya seharusnya menjadi perhatian TNI-Polri. Operasi intelejen diakuinya perlu ditingkatkan lagi melalui operasi penggalangan sehingga bisa melakukan deteksi dini terhadap ganguan,ancaman bahkan teror yang dilakukan KKB. Operasi gabungan melalui pasukan Satgas diakuinya tidak efektif. Ini harus menjadi catatan penting TNI-Polri.

Strategi penanganan keamanan di Papua harus segera diubah dengan cara penempatan pasukan organik di setiap daerah pemekaran baru rawan konflik.Disamping itu juga peran Gubernur Papua dan para bupati/wali kota secara intens melakukan komunikasi dengan kepala distrik, kepala kampung agar mengurusi warganya dengan baik. Termasuk melakukan pendekatan kepada kelompok-kelompok yang berseberangan agar masalah ini bisa selesai dan pembangunan terlaksana,” tutupnya.(fia/ade/nat)

EVAKUASI JENAZAH: Sejumlah keluarga korban menangis saat tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Ali Mom, Jumat (16/4). Ali yang merupakan pelajar kelas X SMAN 1 Ilagal tewas ditembak KKB pimpinan Lekagak Talenggen di Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (15/4). (Satgas Nemangkawi for Cepos)

EVAKUASI JENAZAH:  Sejumlah keluarga korban menangis saat tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Ali Mom, Jumat (16/4). Ali yang merupakan pelajar kelas X SMAN 1 Ilagal tewas ditembak KKB pimpinan Lekagak Talenggen di Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (15/4).  (Satgas Nemangkawi for Cepos)

JAYAPURA-Seorang pelajar bernama Ali Mom (16) yang duduk di bangku kelas X di SMA Negeri 1 Ilaga tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Lekagak Talenggen di Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (15/4).

Pelajar 16 tahun itu tewas dengan luka tembak di bagian kepala dari pelipis kanan tembus ke pelipis kiri. Serta luka tembak pada punggung kanan bagian belakang tembus hingga ke bahu kanan atas dan mengenai rahang kanan.

Sebelum tewas ditembak, Ali Mom ditelepon orang tak dikenal yang meminta korban untuk membelikan rokok dan pinang. Selain itu, korban juga diminta mengantarkan barang yang dipesan ke Kampung Uloni Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.

Korban memenuhi permintaan tersebut dan mengantar barang-barang yang dipesan ke lokasi yang telah disebutkan menggunakan sepeda motor. 

Namun saat tiba di pinggir jalan Kampung Uloni, korban langsung ditembak menggunakan senjata api sebanyak dua kali tembakan.

Tembakan tersebut mengenai kepala korban. Tidak hanya itu, korban juga dibacok di bagian kepala hingga korban tewas di tempat kejadian perkara (TKP). Tak puas menghabisi nyawa korban, pelaku juga membakar motor yang digunakan korban. 

Kapolres Puncak, Kompol I Nyoman Punia menyampaikan, jenazah pelajar 16 tahun itu baru bisa dievakuasi pihak keluarga, Jumat (16/4) sekira pukul 06:00 WIT.

“Jenazah sudah dievakuasi anggota TNI-Polri ke Puskesmas Ilaga agar mendapatkan pemeriksaan secara medis,” ucap Kapolres Nyoman Punia saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Jumat (16/4).

Setelah dilakukan autopsi, Kapolres mengatakan, jenazah dikembalikan ke rumah duka. Sementara proses pemakaman sendiri akan dilakukan hari ini.

“Kelompok ini sudah sangat meresahkan masyarakat dan menganggu Kamtibmas di Puncak. Anggota tetap melakukan pengejaran terhadap kelompok ini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegas Nyoman Punia. 

Secara terpisah, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan pelaku diduga merupakan KKB pimpinan Lekagak Telenggen yang sebelumnya melakukan pembunuhan terhadap tukang ojek dan membakar helikopter di Bandara Aminggaru, Ilaga.

 “Kami belum bisa menyimpulkan kasus penembakan itu. Apalagi korban merupakan orang asli Kabupaten Puncak. Belum diketahui motif dari aksi penembakan tersebut. Saat ini personel gabungan masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap kelompok ini,” ucap Kapolda.

Dengan insiden penembakan yang kerap terjadi di Puncak, tercatat empat warga sipil telah meninggal dunia sejak seminggu terakhir ini. Kapolda Mathius Fakhiri mengaku sudah memerintahkan anggota TNI-Polri yang ada di Beoga untuk melakukan pengejaran dan menyekat pelarian mereka (KKB, red) dari Beoga.

Baca Juga :  Sempat Menolak, Bupati Mimika Akhirnya Ditangkap KPK

“Kelompok ini tetap kita waspadai dengan meminta anggota tidak terpancing dengan mereka. Kita akan memutus mata rantai kejahatan yang dilakukan kelompok ini,” tegasnya. 

 Menurut Kapolda, aparat merupakan penyumbang terbesar pemberian peluru kepada KKB. Satu anggota jika dia kena tembak bisa menyumbang ratusan butir peluru.

“Rata rata anggota biasanya membawa 3 magazen, berarti ratusan butir peluru dia bawa  ditambah cadangannya. Kalau kita makin mengurangi kecerobohan kita maka stok amunisi mereka berkurang. Paling mereka beli peluru dengan jumlah lima hingga 10 butir saja,” tuturnya. 

Secara terpisah, Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi,  Kombes Pol Iqbal Alqudussy menyampaikan saat ini dirinya berada di Distrik Beoga bersama pasukan Satgas Ops Nemangkawi TNI-Polri yang berhasil menguasai Beoga dengan situasi kondusif.

“Satgas Nemangkawi TNI-Polri yang berada di distrik Ilaga sedang melakukan pengejaran,” kata Iqbal.

Dari hasil penyidikan didapati bahwa tersangka Lerry Mayu intens menghubungi korban untuk membeli dan mengantarkan pinang dan rokok kepadanya. 

Pada pukul 23.30 WIT, Lerrymayu   Telenggen menghubungi Lekagak Telenggen via SMS dan menginfokan bahwa dirinya dan pasukan telah menghajar Ali Mom di kampung Tagalowa. 

Pada pukul 10.51 WIT,  Lerrymayu dari hasil track telepon. Lerry menginfokan bahwa Kamis (15/4) telah melakukan penembakan terhadap seseorang sekira pukul 17:00 WIT. Namun Lerrymayu mengaku tidak mengetahui korban adalah aparat atau masyarakat sipil. 

Sementara itu, sebuah pertanyaan tegas disampaikan juru bicara TPN-PB, Sebby Sembom terkait serangkaian aksi yang dilakukan “pasukan” di hutan terhadap warga sipil maupun fasilitas umum lainnya. Harus diakui belakangan arah pergerakan kelompok TPN – PB sedikit bergeser yang tidak lagi saling baku hajar dengan TNI tetapi memilih menyerang warga sipil yang ditandai. 

Ditandai maksudnya adalah TPN – PB mencurigai ada orang – orang sipil yang terlibat membantu TNI-Polri menjadi informan atau mata – mata. Ketimbang operasi yang dijalankan gagal atau mengalami kesulitan maka pihak – pihak yang ditandai ini dihabisi. 

Tak hanya warga sipil non Orang Asli Papua (OAP)  tetapi yang berstaus OAP jika memang dilabeli sebagai mata – mata maka akan dihabisi. 

“Orang asli Papua juga yang menjadi mata  – mata akan ditembak, itu hukum perang. Sebelum markas dihancurkan oleh musuh, mata – mata musuh harus lebih dahulu ditembak,” tulis Sebby menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, Jumat (16/4). 

Ia juga menyatakan telah memonitor informasi terkait  adanya anak sekolah yang tewas tertembak peluru. Namun terkait ini ia belum berani berkomentar dan masih menunggu statemen dari pimpinan Kodap. 

Baca Juga :  Pembagian Bantuan Bapok Belum Maksimal

 “Kami sudah terima informasi itu tapi laporan lengkapnya belum ada. Menurut mereka anak itu spionase TNI, jadi kami tunggu laporan lengkap,”  jelasnya. 

Sementara terkait seorang guru  Sekolah Dasar yang ditembak mati di Beoga, Sebby menuding yang bersangkutan adalah mata-mata TNI-Polri yang telah lama di identifikasi oleh PIS TPNPB. Karenanya TPNPB tidak ragu-ragu melakukan eksekusi. 

“Dalam hal ini kami perlu sampaikan kepada semua orang Indonesia yang bertugas di daerah perang di wilayah Pegunungan Papua bahwa PIS telah dan sedang mengidendifikasi bahwa semua orang imigran yang bertugas di wilayah Pegunungan Tengah Papua hamper kebanyakan anggota Intelejen atau mata-mata TNI-Polri yang menyamar sebagai tukang bangunan,  tukang chainsaw, guru, mantri, petugas distrik dan lain-lain. Oleh karena itu kami mengimbau bahwa jangan menjadi mata-mata TNI-Polri jika bertugas di daerah perang,” wantinya. 

Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas merespon aksi KKB yang menembak seorang warga di wilayah Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (15/4).

Anggota Fraksi Partai Gerindra itu mendesak aparat TNI/Polri segera melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap para pelaku. Aksi yang terjadi akhir-akhir ini  harus segera diberantas. Kebiasaan buruk ini menurut Mandenas tidak boleh dibiarkan merajalela di Papua. Hal tersebut membuat pandangan terhadap orang Papua menjadi buruk. 

“Ulah satu dua orang membuat citra orang Papua menjadi buruk. Kejar dan tangkap para pelaku, beri sanksi yang seberat-beratnya. Bila perlu diekspos kepada publik biar mereka tahu pelakunya. ” desaknya.

Menurutnya,  aksi yang dilakukan KKB ini membuat pembangunan di Papua menjadi terhambat. Bahkan tidak jalan sama sekali.

Diakuinya, kondisi keamanan yang kurang stabil sangat tidak menguntungkan Papua. Konflik yang terjadi ini harus dihentikan guna membangun Papua dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia dan juga mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pemerintah daerah. “Saat ini bukan lagi ada konflik. Karena percuma membuang energi dan waktu,” tuturnya.

Evaluasi penting menurutnya seharusnya menjadi perhatian TNI-Polri. Operasi intelejen diakuinya perlu ditingkatkan lagi melalui operasi penggalangan sehingga bisa melakukan deteksi dini terhadap ganguan,ancaman bahkan teror yang dilakukan KKB. Operasi gabungan melalui pasukan Satgas diakuinya tidak efektif. Ini harus menjadi catatan penting TNI-Polri.

Strategi penanganan keamanan di Papua harus segera diubah dengan cara penempatan pasukan organik di setiap daerah pemekaran baru rawan konflik.Disamping itu juga peran Gubernur Papua dan para bupati/wali kota secara intens melakukan komunikasi dengan kepala distrik, kepala kampung agar mengurusi warganya dengan baik. Termasuk melakukan pendekatan kepada kelompok-kelompok yang berseberangan agar masalah ini bisa selesai dan pembangunan terlaksana,” tutupnya.(fia/ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya