Monday, April 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Hujan Deras, Jalan Kemiri Kembali Banjir

IBADAH TERAPUNG: Sejumlah warga jemaat menggunakan perahu saat mengikuti ibadah Minggu di gereja GKI Maranatha Yaboi, Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu (31/3)  yang masih terendam banjir akibat naiknya permukaan air di Danau Sentani. (FOTO : Noel/Cepos )

Jemaat GKI Maranatha Yaboi Masih Beribadah di Perahu

SENTANI-Hujan yang mengguyur sekitar kawasan Pegunungan Cycloop, Sabtu (30/3) malam mengakibatkan air kembali meluap dari belakang pemukiman sosial dan menyebabkan  Jalan Sosial dan Jalan Kemiri, Sentani, Kabupaten Jayapura kembali tergenang air. 

“Ya memang benar jalan sempat tergenang air yang berasal dari belakang kawasan pemukiman sosial,” ungkap Kapolres Jayapura, Mackbon saat  dihubungi Cenderawasih Pos Minggu (31/3).

Dia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini namun air yang berasal dari sekitar pemukiman di belakang Kawasan Sosial mengalir ke Jalan Kemiri dan di depan markas Yonif Raider 751/VJS. “Korbannya tidak ada, dan kita harapkan seperti itu,” ungkapnya.

Lanjut dia, sebelumnya pemerintah sudah melakukan normalisasi aliran sungai yang ada di belakang kawasan pemukiman Sosial. Besar kemungkinan air yang mengalir ke depan Jalan Kemiri melalui pemukiman kawasan Sosial itu berasal dari saluran air tersebut.
“Bisa saja mungkin penyangga air jebol,” tambahnya.

Baca Juga :  Pemkot Tetapkan Status Tanggap Darurat Satu Minggu

Sementara itu, belum surutnya permukaan air Danau Sentani mengakibat beberapa kampung di pinggiran Danau Sentani masih terendam banjir. Salah satu di antaranya Kampung Yaboi.

Genangan air yang melanda Kampung Yaboi tersebut mengakibat rumah penduduk termasuk gereja GKI Maranatha Yaboi masih terendam air. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah warga jemaat  GKI Maranatha Yaboi masih menggunakan perahu untuk mengikuti ibadah di dalam gereja seperti yang terlihat saat ibadah, Minggu (31/3). 

Dari pantauan Cenderawasih Pos, beberapa jemaat terlihat duduk di atas perahu yang mereka gunakan selama ibadah. Ada belasan perahu yang disusun rapi di hadapan mimbar dan perahui tersebut digunakan jemaat selama ibadah berlangsung. 

Sementara beberapa jemaat lainnya terlihat mengikuti ibadah dari atas balkon. 

“Sejak dari minggu tangal 17,  24 dan 31 Maret, kami tetap beribadah di dalam gereja sekalipun air masih tinggi. Sebagian jemaat mengungsi di Kampung Kehiran dan mereka tetap datang beribadah menggunakan perahu,” ungkap Ketua Jemaat GKI Maranatha, Yaboi, Pdt. Aike Tering kepada Cenderawasih Pos usai ibadah, Minggu (31/3). 

Baca Juga :  Sagu Ondoafi Terbaik di Dunia Namun Kalah Eksis

Naiknya permukaan air Danau Sentani menurut Pdt. Aike mengakibatkan kerusakan pada dinding gereja. Selain itu peralatan ibadah yang tidak sempat diamankan, akhirnya mengalami kerusakan karena terendam air. 

Dikatakan, pada Minggu Kesengsaraan Yesus yang ke-5, jemaat tetap memuji kebesaran Tuhan meskipun kondisi gereja yang masih terendam banjir. 

Secara terpisah, Sekretaris Jemaat, Sakarias Yom menyebutkan tidak ada korban jiwa akibat banjir di Danau Sentani. Meskipun demikian banyak harta warga yang terendam banjir termasuk peralatan ibadah di gereja. 

“Kami tidak akan pindah karena ini tempat kami dari moyang kami dari generasi ke generasi. Kami berharap pemerintah memberikan bantuan berupa kayu yang kami butuhkan untuk panggung tempat menyempat barang sampai menunggu air surut,” tandasnya. (ro/oel/nat) 

IBADAH TERAPUNG: Sejumlah warga jemaat menggunakan perahu saat mengikuti ibadah Minggu di gereja GKI Maranatha Yaboi, Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu (31/3)  yang masih terendam banjir akibat naiknya permukaan air di Danau Sentani. (FOTO : Noel/Cepos )

Jemaat GKI Maranatha Yaboi Masih Beribadah di Perahu

SENTANI-Hujan yang mengguyur sekitar kawasan Pegunungan Cycloop, Sabtu (30/3) malam mengakibatkan air kembali meluap dari belakang pemukiman sosial dan menyebabkan  Jalan Sosial dan Jalan Kemiri, Sentani, Kabupaten Jayapura kembali tergenang air. 

“Ya memang benar jalan sempat tergenang air yang berasal dari belakang kawasan pemukiman sosial,” ungkap Kapolres Jayapura, Mackbon saat  dihubungi Cenderawasih Pos Minggu (31/3).

Dia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini namun air yang berasal dari sekitar pemukiman di belakang Kawasan Sosial mengalir ke Jalan Kemiri dan di depan markas Yonif Raider 751/VJS. “Korbannya tidak ada, dan kita harapkan seperti itu,” ungkapnya.

Lanjut dia, sebelumnya pemerintah sudah melakukan normalisasi aliran sungai yang ada di belakang kawasan pemukiman Sosial. Besar kemungkinan air yang mengalir ke depan Jalan Kemiri melalui pemukiman kawasan Sosial itu berasal dari saluran air tersebut.
“Bisa saja mungkin penyangga air jebol,” tambahnya.

Baca Juga :  LBH Papua Desak Bentuk Tim Investigasi

Sementara itu, belum surutnya permukaan air Danau Sentani mengakibat beberapa kampung di pinggiran Danau Sentani masih terendam banjir. Salah satu di antaranya Kampung Yaboi.

Genangan air yang melanda Kampung Yaboi tersebut mengakibat rumah penduduk termasuk gereja GKI Maranatha Yaboi masih terendam air. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah warga jemaat  GKI Maranatha Yaboi masih menggunakan perahu untuk mengikuti ibadah di dalam gereja seperti yang terlihat saat ibadah, Minggu (31/3). 

Dari pantauan Cenderawasih Pos, beberapa jemaat terlihat duduk di atas perahu yang mereka gunakan selama ibadah. Ada belasan perahu yang disusun rapi di hadapan mimbar dan perahui tersebut digunakan jemaat selama ibadah berlangsung. 

Sementara beberapa jemaat lainnya terlihat mengikuti ibadah dari atas balkon. 

“Sejak dari minggu tangal 17,  24 dan 31 Maret, kami tetap beribadah di dalam gereja sekalipun air masih tinggi. Sebagian jemaat mengungsi di Kampung Kehiran dan mereka tetap datang beribadah menggunakan perahu,” ungkap Ketua Jemaat GKI Maranatha, Yaboi, Pdt. Aike Tering kepada Cenderawasih Pos usai ibadah, Minggu (31/3). 

Baca Juga :  DPRP-MRP Akan Temui Presiden

Naiknya permukaan air Danau Sentani menurut Pdt. Aike mengakibatkan kerusakan pada dinding gereja. Selain itu peralatan ibadah yang tidak sempat diamankan, akhirnya mengalami kerusakan karena terendam air. 

Dikatakan, pada Minggu Kesengsaraan Yesus yang ke-5, jemaat tetap memuji kebesaran Tuhan meskipun kondisi gereja yang masih terendam banjir. 

Secara terpisah, Sekretaris Jemaat, Sakarias Yom menyebutkan tidak ada korban jiwa akibat banjir di Danau Sentani. Meskipun demikian banyak harta warga yang terendam banjir termasuk peralatan ibadah di gereja. 

“Kami tidak akan pindah karena ini tempat kami dari moyang kami dari generasi ke generasi. Kami berharap pemerintah memberikan bantuan berupa kayu yang kami butuhkan untuk panggung tempat menyempat barang sampai menunggu air surut,” tandasnya. (ro/oel/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya