
MERAUKE-Kepala Sekolah SMP-SMP Satap Wasur Sergius Womsiwor, SPd, MPd yang juga Plt Kepala sekolah Satap Terintegrasi di Yanirumah, Kabupaten Boven Digoel, memberikan apresiasi kepada Perkumpulan Silpa Papua Lestari.
Sebab, meski bergerak dalam bidang penguatan hutan adat masyarakat suku Korowai yang ada di perbatasan Kabupaten Boven Digoel, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Mappi dan Asmat, namun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini juga sangat konsen terhadap pendidikan bagi anak-anak Korowai. Itu terbukti dengan merekrut sejumlah guru yang dibiayai oleh Perkumpulan Silva Papua Lestari sendiri untuk mendidik anak-anak yang ada di Korowai.
“Seharusnya pemerintah daerah berterima kasih kepada Perkumpulan Silva Papua Lestari karena sejak tahun 2010 sampai sekarang ini masih konsisten di dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak kita yang ada di sana, walaupun dalam pola yang tidak terlalu terukur seperti yang diharapkan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional. Namun minimal anak-anak tersebut bisa calistung. Ini yang perlu kita apresiasi,” kata Sergius Wonsiwor kepada media ini, Sabtu (24/8).
Hanya saja diakui Sergius bahwa saat ini kondisi pendidikan di Korowai tidak berjalan dan sekarang ini masuk tahun kedua. Penyebabnya, kata dia, karena 5 guru kontrak yang dikirim sebelumnya ke Korowai tersebut saat ini sedang mengikuti prajabatan.
‘’Dari 5 guru itu, tiga guru SD lulusan KPG Khas Papua Merauke, satu lulusan Uncen dan satu lainnya lulusan dari Makassar,’’ katanya. Untuk mengisi kekosongan guru tersebut, lanjut Sergius Womsiwor, saat ini Perkumpulan Siva Papua Lestari telah merekrut dua tenaga guru yang siap untuk dikirim ke Korowai.
“Saya juga akan ikut mengantar bersama dengan pihak Perkumpulan Silva Papua Lestari. Dari penjelasan yang saya peroleh dari Perkumpulan Silva Papua, dua guru ini akan ditugaskan di Wainah dan satunya di Yanirumah,’’ kata dia.
Sergius Womsiwor berharap kedua guru kontrak yang direkrut Perkumpulan Silva Papua Lestari ini dapat bertahan untuk menyelamatkan anak-anak Suku Korowai yang ada di sana minimal mereka bisa Calistung. ‘’Saya percaya, masyarakat yang ada di sana akan menerima adik ini untuk bisa melaksanakan tugas di sana. Karena masyarakat di sana betul-betul membutuhkan pemerintah dalam hal ini pendidikan. Karena yang efektif melaksanakan tugas di sana adalah bidang kesehatan, tapi untuk bidang pendidikan ini benar-benar lumpuh,’’ jelasnya.
Sergius juga berharap, kelima guru yang diangkat menjadi CPNS tersebut nantinya tetap ditempatkan kembali ke Korowai untuk mengabdi di daerah tersebut. ‘’Kami juga berharap kepada Perkumpulan Silva Papua Lestari, untuk tetap pada komitmennya untuk memfasilitasi guru-guru ini ketika akan kembali ke Korowai,’’ jelasnya.
Sergius menambahkan, saat mengantarkan dua guru ke Korowai tersebut nanti dirinya akan sekaligus menyerahkan sejumlah dokumen terkait dengan sejumlah fasilitasi pendidikan telah dibangun oleh Pemerintah Pusat lewat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Yanirumah, Kabupaten Boven Digoel. ‘’Karena di sana dibangun PAUD, SD, SMP dan SMA. Juga ada asrama,’’ tambahnya. (ulo/tri)