JAKARTA– Ketidakpastian ekonomi global telah berdampak pada kondisi perekonomian di tanah air. Hal ini tercermin dari kinerja ekspor barang dan jasa yang mengalami kontraksi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III/2023 tercatat 4,94 persen. Angka tersebut melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang berada di level 5,17 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perlambatan ekonomi global ini dipicu oleh tren perlambatan ekonomi terutama dialami Eropa dan Tiongkok.
“Sementara itu, meskipun kinerja ekonomi cenderung menguat, namun kondisi fiskal AS mengalami tekanan signifikan yang memicu gejolak pasar keuangan dengan naiknya yield UST ke rekor tertinggi dalam 1,5 dekade terakhir,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi, Selasa (7/11).
Menkeu juga menjelaskan, dinamika perlambatan dan meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global berdampak cukup signifikan pada hampir seluruh negara emerging market atau negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di pasar keuangan, nilai tukar lokal mengalami tekanan akibat aliran modal keluar baik di pasar saham maupun obligasi. Menkeu memprediksi, tren perlambatan global diperkirakan berlanjut dan berpotensi menggeret pertumbuhan Kuartal IV kembali berada dibawah 5 persen sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 berisiko dibawah 5 persen.
“Selain itu, dampak El Nino yang telah mendorong kenaikan inflasi volatile food akibat naiknya harga beras juga perlu diwaspadai,” ujarnya.
JAKARTA– Ketidakpastian ekonomi global telah berdampak pada kondisi perekonomian di tanah air. Hal ini tercermin dari kinerja ekspor barang dan jasa yang mengalami kontraksi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III/2023 tercatat 4,94 persen. Angka tersebut melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang berada di level 5,17 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perlambatan ekonomi global ini dipicu oleh tren perlambatan ekonomi terutama dialami Eropa dan Tiongkok.
“Sementara itu, meskipun kinerja ekonomi cenderung menguat, namun kondisi fiskal AS mengalami tekanan signifikan yang memicu gejolak pasar keuangan dengan naiknya yield UST ke rekor tertinggi dalam 1,5 dekade terakhir,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi, Selasa (7/11).
Menkeu juga menjelaskan, dinamika perlambatan dan meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global berdampak cukup signifikan pada hampir seluruh negara emerging market atau negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di pasar keuangan, nilai tukar lokal mengalami tekanan akibat aliran modal keluar baik di pasar saham maupun obligasi. Menkeu memprediksi, tren perlambatan global diperkirakan berlanjut dan berpotensi menggeret pertumbuhan Kuartal IV kembali berada dibawah 5 persen sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 berisiko dibawah 5 persen.
“Selain itu, dampak El Nino yang telah mendorong kenaikan inflasi volatile food akibat naiknya harga beras juga perlu diwaspadai,” ujarnya.