Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Dua Distrik di Kab. Puncak Dilanda Kelaparan

Tak Ada Jaminan Keamanan, Tak Ada Maskapai yang Layani Distrik Agandugume dan Lambewi

JAYAPURA– Pemerintah Kabupaten Puncak menetapkan status tanggap darurat di dua distrik yaitu Distrik Agandugume dan Lambewi, melalui surat Keputusan Bupati Nomor.300.2/28/tahun 2023, Tanggal 7 Juni  2023, terhitung sejak 7 Juni- 7 Agustus mendatang.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak, jumlah penduduk di Distrik Agandugume sebanyak 3.000 lebih jiwa, serta di Distrik Lambewi sebesar 4.000 lebih jiwa. Adapun bencana kekeringan ini sebenarnya merupakan bencana tahunan.

Dimana sejak bulan Mei sampai dengan Agustus, cuaca sangat dingin dan tidak ada hujan, hingga  menyebabkan tanaman menjadi rusak dan busuk.  Akibatnya saat penduduk setempat mengonsumsi tanaman tersebut, mengakibatkan perut sakit hingga diare.

Terkait kondisi ini, sebagian masyarakat di dua distrik tersebut menggelar demo dan menemui Bupati Puncak di kediamannua di Ilaga, Kamis (20/7). Mereka menemui Bupati Willem Wandik  untuk meminta pemerintah melakukan langkah-langkah penanganan bencana kelaparan di dua distrik tersebut.

Bupati Willem Wandik yang menemui langsung warganya menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Puncak, sebenarnya tidak tinggal diam. Bahkan menurutnya untuk penanganan bencana tahunan ini, bulan Juni lalu, Pemkab Puncak, sudah melakukan langkah-langkah penanganan kelaparan di daerah tersebut. Dengan menyiapkan sembilan bahan pokok.

Baca Juga :  Minimnya Anggaran Bukan Alasan Tak Melayani Masyarakat

Namun sayangnya, pengiriman bahan pokok khususnya bahan makanan ke kedua distrik tersebut terkendala pesawat. Sebab sampai saat ini belum ada maskapai yang mengizinkan pesawatnya melayani Distrik Agandugume dan Lambewi, karena masalah keamanan.

“Hari ini kami sudah siap mengantar bahan makanan ke sana. Namun kita terkendala pesawat. Maskapai takut ke sana akibat ulah penyanderaan pilot dan penembakan pesawat. Padahal di Distrik Agandugume, kita sudah bangun lapangan terbang yang bagus. Beras banyak, hanya mau angkut ke sana bagaimana,” jelas Bupati Willem Wandik kepada masyarakat sebagaimana tertulis dari rilis yang diterima Cenderawasih Pos dari Diskominfo Kabupaten Puncak, Kamis (20/7).

Dikatakan, belajar dari pengalaman tahun-tahun yang lalu, ketika kondisi aman, pemerintah tetap hadir dengan bantuan bahan makanan. Namun saat ini, kondisi tidak aman yang menyebabkan pesawat sulit masuk ke daerah tersebut.

Meski begitu, pemerintah tidak tinggal diam, sebab pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak, telah melakukan mobilisasi bahan makanan ke distrik terdekat yang bisa didarati pesawat yaitu ke Distrik Sinak, sejak tanggal 10 Juli lalu, sebanyak 2,3 ton beras. Termasuk mie, garam, gula,minyak goreng dan lain-lain.

“Nantinya pemuda-pemuda dari dua distrik bisa ke Distrik sinak, lalu mengangkut lewat jalur darat. Meeski kita akui bahwa jaraknya jauh, namun mau bagaimana. Sambil kita tetap melakukan komunikasi dengan maskapai penerbangan, agar bisa mengangkut bahan makanan ke daerah tersebut,” ujarnya.

Baca Juga :  Kejaksaan Tetapkan Satu Tersangka Kasus Paniai Berdarah

Oleh sebab itu Willem Wandik menyesalkan ulah oknum-oknum tertentu yang menggunakan kekerasan senjata, sehingga dampaknya merugikan masyarakat. Dimana pembangunan tidak bisa berjalan dan bantuan juga tidak bisa disalurkan kepada masyarakat.

“Kita mau salahkan siapa? Pemerintah sudah siap ke sana, antar makanan, namun mau angkut dengan apa? Meski kita tahu masyarakat sudah menjamin keamanan, namun tidak ada pesawat yang berani ke sana. Ini akibat ulah kita sendiri, sehingga kita perlu berkacamata dari kondisi saat ini. Kr depan jangan gunakan cara-cara kekerasan, pakai cara-cara santun,” pintanya.

Terkait dengan status tanggap daurat, dirinya sebagai kepala daerah, membuka diri, kepada pemerintah pusat, Provinsi Papua Tengah maupun masyarakat,  lembaga mana saja, yang ingin membantu.

“Silakan saja, karena memang saat ini masyarakat di dua distrik tersebut, sangat membutuhkan uluran tangan. Demi kemanusiaan, demi masyarakat saya di dua Distrik yang terkena bencana kelaparan,saya berharap agar keamanan pesawat angkutan bahan makanan, harus dijaga. Kepada pihak-pihak yang memegang senjata, jangan ada kontak senjata! Kasihan masyarakat saya di sana butuhkan perhatian kita,” pungkasnya.(nat/wen)

Tak Ada Jaminan Keamanan, Tak Ada Maskapai yang Layani Distrik Agandugume dan Lambewi

JAYAPURA– Pemerintah Kabupaten Puncak menetapkan status tanggap darurat di dua distrik yaitu Distrik Agandugume dan Lambewi, melalui surat Keputusan Bupati Nomor.300.2/28/tahun 2023, Tanggal 7 Juni  2023, terhitung sejak 7 Juni- 7 Agustus mendatang.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak, jumlah penduduk di Distrik Agandugume sebanyak 3.000 lebih jiwa, serta di Distrik Lambewi sebesar 4.000 lebih jiwa. Adapun bencana kekeringan ini sebenarnya merupakan bencana tahunan.

Dimana sejak bulan Mei sampai dengan Agustus, cuaca sangat dingin dan tidak ada hujan, hingga  menyebabkan tanaman menjadi rusak dan busuk.  Akibatnya saat penduduk setempat mengonsumsi tanaman tersebut, mengakibatkan perut sakit hingga diare.

Terkait kondisi ini, sebagian masyarakat di dua distrik tersebut menggelar demo dan menemui Bupati Puncak di kediamannua di Ilaga, Kamis (20/7). Mereka menemui Bupati Willem Wandik  untuk meminta pemerintah melakukan langkah-langkah penanganan bencana kelaparan di dua distrik tersebut.

Bupati Willem Wandik yang menemui langsung warganya menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Puncak, sebenarnya tidak tinggal diam. Bahkan menurutnya untuk penanganan bencana tahunan ini, bulan Juni lalu, Pemkab Puncak, sudah melakukan langkah-langkah penanganan kelaparan di daerah tersebut. Dengan menyiapkan sembilan bahan pokok.

Baca Juga :  Hari Krida Pertanian Nasional, Pemda Keerom Mantap Menuju Pangan Nasional

Namun sayangnya, pengiriman bahan pokok khususnya bahan makanan ke kedua distrik tersebut terkendala pesawat. Sebab sampai saat ini belum ada maskapai yang mengizinkan pesawatnya melayani Distrik Agandugume dan Lambewi, karena masalah keamanan.

“Hari ini kami sudah siap mengantar bahan makanan ke sana. Namun kita terkendala pesawat. Maskapai takut ke sana akibat ulah penyanderaan pilot dan penembakan pesawat. Padahal di Distrik Agandugume, kita sudah bangun lapangan terbang yang bagus. Beras banyak, hanya mau angkut ke sana bagaimana,” jelas Bupati Willem Wandik kepada masyarakat sebagaimana tertulis dari rilis yang diterima Cenderawasih Pos dari Diskominfo Kabupaten Puncak, Kamis (20/7).

Dikatakan, belajar dari pengalaman tahun-tahun yang lalu, ketika kondisi aman, pemerintah tetap hadir dengan bantuan bahan makanan. Namun saat ini, kondisi tidak aman yang menyebabkan pesawat sulit masuk ke daerah tersebut.

Meski begitu, pemerintah tidak tinggal diam, sebab pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak, telah melakukan mobilisasi bahan makanan ke distrik terdekat yang bisa didarati pesawat yaitu ke Distrik Sinak, sejak tanggal 10 Juli lalu, sebanyak 2,3 ton beras. Termasuk mie, garam, gula,minyak goreng dan lain-lain.

“Nantinya pemuda-pemuda dari dua distrik bisa ke Distrik sinak, lalu mengangkut lewat jalur darat. Meeski kita akui bahwa jaraknya jauh, namun mau bagaimana. Sambil kita tetap melakukan komunikasi dengan maskapai penerbangan, agar bisa mengangkut bahan makanan ke daerah tersebut,” ujarnya.

Baca Juga :  Lapangan Pekerjaan Tak Seimbang, Banyak Sarjana Nggangur

Oleh sebab itu Willem Wandik menyesalkan ulah oknum-oknum tertentu yang menggunakan kekerasan senjata, sehingga dampaknya merugikan masyarakat. Dimana pembangunan tidak bisa berjalan dan bantuan juga tidak bisa disalurkan kepada masyarakat.

“Kita mau salahkan siapa? Pemerintah sudah siap ke sana, antar makanan, namun mau angkut dengan apa? Meski kita tahu masyarakat sudah menjamin keamanan, namun tidak ada pesawat yang berani ke sana. Ini akibat ulah kita sendiri, sehingga kita perlu berkacamata dari kondisi saat ini. Kr depan jangan gunakan cara-cara kekerasan, pakai cara-cara santun,” pintanya.

Terkait dengan status tanggap daurat, dirinya sebagai kepala daerah, membuka diri, kepada pemerintah pusat, Provinsi Papua Tengah maupun masyarakat,  lembaga mana saja, yang ingin membantu.

“Silakan saja, karena memang saat ini masyarakat di dua distrik tersebut, sangat membutuhkan uluran tangan. Demi kemanusiaan, demi masyarakat saya di dua Distrik yang terkena bencana kelaparan,saya berharap agar keamanan pesawat angkutan bahan makanan, harus dijaga. Kepada pihak-pihak yang memegang senjata, jangan ada kontak senjata! Kasihan masyarakat saya di sana butuhkan perhatian kita,” pungkasnya.(nat/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya