SENTANI-UNESCO telah menetapkan tas Noken Papua masuk dalam salah satu warisan dunia yang harus dilindungi. Tanggal 4 Desember hari noken ditetapkan menjadi warisan dunia dan sudah masuk tahun ke-10.
Salah satu penggiat lingkungan sekaligus Ketua LSM Hiroshi Papua, Marshall Suebu mengatakan, salah satu rekomendasi penting dari Unesco , Badan PBB yang menangani budaya, supaya noken tetap menjadi warisan budaya dunia. Salah satu dari beberapa poin penting yang disampaikan Unesco adalah bagaimana generasi tua menurunkan kecerdasan merajut noken dan memberikan memahami noken atau tas-tas Papua ke generasi muda.
“Sampai dengan hari ini mungkin sedikit saja yang melakukan kegiatan-kegiatan atau upaya-upaya ini. Karena itu kami dari komunitas noken Papua (Konopa) bersama-sama dengan teman-teman LSM dan juga sanggar budaya Reimai di Papua Jayapura mempersiapkan salah satu kegiatan yang kita sebut dengan 100 remaja merajut noken,” ungkap Marsall Suebu kepada media ini di Sentani, Rabu (15/5).
Pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pegunungan Bintang itu mengungkapkan, keterlibatan 100 remaja ini untuk dilatih merajut noken ini juga perlu diberi pemahaman terkait nilai-nilai lokal yang terkandung di dalam noken itu.
“Kami harap di bulan Juli sampai Oktober ada kegiatan berskala nasional yang didukung oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,”ungkapnya. (roy/ary)