Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Uskup Agung Merauke Dukung PPS

MERAUKE- Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandangi, MSC, menyatakan dukungannya terhadap pembentukan Provinsi Papua Selatan (PPS). Dukungan tersebut disampaikan saat jaring aspirasi anggota Komisi II DPR RI Komaruddin Watubun dalam rangka PPS di Auditorium Kantor Bupati Merauke, Selasa (10/5). 

Meski mendukung, namun ungkap Uskup Petrus Canisius  Mandagi bahwa prinsip dari pemekaran adalah kemanusiaan. Menurutnya, kalau pemekaran hanya menghancurkan orang Papua, Uskup Mandagi dengan tegas menolak pemekaran tersebut.

Namun jika pemekaran menyebabkan orang Papua bertumbuh dan berkembang, Uskup Mandagi menyatakan sangat mendukung pemekaran provinsi tersebut.‘’Saya rasa dengan pemekaran, orang Selatan Papua akan bertumbuh dan berkembang. Jadi saya setuju. Saya kembali garis bawahi point kemanusiaannya, supaya di masa mendatang, janganlah kita hanya sibuk dengan kekuasaan dan jabatan. Tapi yang hancur manusianya,’’ tandasnya. 

Sementara  itu, Tokoh Selatan Papua  Drs Johanes Gluba Gebze  mengatakan, perjuangan pemekaran tersebut telah disuarakan 20 tahun lalu.   ‘’Kami ada di Indonesia ini tidak pernah pergi ke Jakarta untuk minta bergabung.

Baca Juga :  Warga Minta Tingkatkan Patroli Malam dan Amankan Orang Mabuk

Tapi, ketika pemerintah sebagai utusan Allah datang ke tanah ini meminta untuk membangun kehidupan moral sebagai masyarakat bangsa yang berbeda-beda. Kami terima itu. Dan tokoh-tokoh Katolik diutus dan dipersiapkan  di tanah bang tiga Yos Sudarso dan Beny Moerdani.

Mereka turun ke tempat ini dan pekerjaan itu dapat disalurkan ke tempat ini dengan suasana iman. Lalu kami pertama kali, 16 Juli 1969 lewat Pepera  menyatakan bergabung dengan Negara Republik Indonesia. Itu sejarah,’’ kata JGG.

Saat itu, lanjut  JGG   bahwa tidak ada orang pintar tapi yang ada orang-orang yang telanjang melaksanakan sebuah misi dunia sehingga orang PBB mengetahui asal orang-orang telanjang di Selatan untuk bergabung dengan Republik.

Baca Juga :  Delapan Tahun SDN Tambat Kekurangan Guru

‘’Orang Indonesia sedang berutang kepada orang-orang telanjang di republik. Mau bayar dengan apa? Bayar dengan Papua Selatan saja. Tidak usah ajarkan kami dengan kata-kata indah. Kami yang selalu berfilosofi dari negeri kemudian orang lain berfilosofi  belakangan,’’ terangnya.

Menurut JGG, masa 20  tahun penantian PPS bukan waktu yang singkat. Bahkan JGG menilai  bahwa pihaknya punya jatah kesabaran yang luar biasa. ‘’Karena kasabaran itulah, kami tiba di tempat ini,’’ jelasnya. Soal nama provinsi, menurut JGG , namanya tetap Provinsi Papua Selatan. Tidak boleh diubah. ‘’Kalau ada pengusul siang bolong, silakan. Tapi, Papua Selatan merupakan  kesepakatan di gedung Mean Sai (Aula Kantor Bupati Merauke sebelum kantor bupati sekarang dibangun,red).   Waktu saya tawarkan provinsi Arafura waktu itu, semua sepakat Papua Selatan,’’ tandasnya. (ulo/tho)

MERAUKE- Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandangi, MSC, menyatakan dukungannya terhadap pembentukan Provinsi Papua Selatan (PPS). Dukungan tersebut disampaikan saat jaring aspirasi anggota Komisi II DPR RI Komaruddin Watubun dalam rangka PPS di Auditorium Kantor Bupati Merauke, Selasa (10/5). 

Meski mendukung, namun ungkap Uskup Petrus Canisius  Mandagi bahwa prinsip dari pemekaran adalah kemanusiaan. Menurutnya, kalau pemekaran hanya menghancurkan orang Papua, Uskup Mandagi dengan tegas menolak pemekaran tersebut.

Namun jika pemekaran menyebabkan orang Papua bertumbuh dan berkembang, Uskup Mandagi menyatakan sangat mendukung pemekaran provinsi tersebut.‘’Saya rasa dengan pemekaran, orang Selatan Papua akan bertumbuh dan berkembang. Jadi saya setuju. Saya kembali garis bawahi point kemanusiaannya, supaya di masa mendatang, janganlah kita hanya sibuk dengan kekuasaan dan jabatan. Tapi yang hancur manusianya,’’ tandasnya. 

Sementara  itu, Tokoh Selatan Papua  Drs Johanes Gluba Gebze  mengatakan, perjuangan pemekaran tersebut telah disuarakan 20 tahun lalu.   ‘’Kami ada di Indonesia ini tidak pernah pergi ke Jakarta untuk minta bergabung.

Baca Juga :  Konsolidasi Internal dan Eksternal Jadi Prioritas Kapolres Baru Merauke

Tapi, ketika pemerintah sebagai utusan Allah datang ke tanah ini meminta untuk membangun kehidupan moral sebagai masyarakat bangsa yang berbeda-beda. Kami terima itu. Dan tokoh-tokoh Katolik diutus dan dipersiapkan  di tanah bang tiga Yos Sudarso dan Beny Moerdani.

Mereka turun ke tempat ini dan pekerjaan itu dapat disalurkan ke tempat ini dengan suasana iman. Lalu kami pertama kali, 16 Juli 1969 lewat Pepera  menyatakan bergabung dengan Negara Republik Indonesia. Itu sejarah,’’ kata JGG.

Saat itu, lanjut  JGG   bahwa tidak ada orang pintar tapi yang ada orang-orang yang telanjang melaksanakan sebuah misi dunia sehingga orang PBB mengetahui asal orang-orang telanjang di Selatan untuk bergabung dengan Republik.

Baca Juga :  Penghapusan Denda Pajak Kendaraan Bermotor Diperpanjang

‘’Orang Indonesia sedang berutang kepada orang-orang telanjang di republik. Mau bayar dengan apa? Bayar dengan Papua Selatan saja. Tidak usah ajarkan kami dengan kata-kata indah. Kami yang selalu berfilosofi dari negeri kemudian orang lain berfilosofi  belakangan,’’ terangnya.

Menurut JGG, masa 20  tahun penantian PPS bukan waktu yang singkat. Bahkan JGG menilai  bahwa pihaknya punya jatah kesabaran yang luar biasa. ‘’Karena kasabaran itulah, kami tiba di tempat ini,’’ jelasnya. Soal nama provinsi, menurut JGG , namanya tetap Provinsi Papua Selatan. Tidak boleh diubah. ‘’Kalau ada pengusul siang bolong, silakan. Tapi, Papua Selatan merupakan  kesepakatan di gedung Mean Sai (Aula Kantor Bupati Merauke sebelum kantor bupati sekarang dibangun,red).   Waktu saya tawarkan provinsi Arafura waktu itu, semua sepakat Papua Selatan,’’ tandasnya. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya