Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Penjambret Menggenas, Kota Jayapura Mulai Tak Aman Untuk Perempuan

Hingga Pertengahan Desember, 11 Kasus Jambret Terjadi di Heram

JAYAPURA-Kota Jayapura mulai tak aman untuk perempuan, beberapa hari terakhir, perempuan menjadi korban penjambretan di wilayah Buper, Distrik Heram. Terakhir, korbannya meninggal dunia pasca dijambret.

Data dari Kepolisian, sepanjang Desember tahun 2021. Terdapat 11 kasus penjambretan di wilayah hukum Polsek Heram yang korbannya rata-rata perempuan.

Direktur LBH Apik Jayapura Nur Aida Duwila mengatakan, perempuan bukan hanya menjadi korban kekerasan seksual, melainkan juga penindasan dalam bentuk lain seperti penjambretan.

“Sejak beberapa bulan belakangan ini, Kota Jayapura bisa dikatakan tidak aman dan nyaman untuk perempuan. Apa sebenarnya yang terjadi hingga seperti ini, perempuan selalu menjadi korban dan menjadi objek,” kata Nona kepada Cenderawasih Pos, Selasa (14/12).

Lanjut Nona, kekerasan dengan korban perempuan menandakan belum adanya kesadaran hukum dari masyarakat untuk melihat perempuan diposisi yang sama dengan laki-laki. Dengan adanya kejadian ini, Nona meminta ada peningkatan keamanan kepada masyarakat terutama perempuan.

Nona juga menegaskan, ketika korbannya adalah perempuan, masyarakat tidak boleh berstatmen “Makanya jadi perempuan jangan keluar malam”.

Baca Juga :  Papua Darurat Kekerasan Seksual

“Tidak boleh ada statmen makanya jadi perempuan jangan keluar malam, ini salah besar. Sebab, jambret juga terjadi di siang hari, Negara diwajibkan hadir untuk melakukan pengamanan melindungi perempuan,” tegasnya.

Menurut Nona, mulai hilangnya kesadaran hukum anak anak, terbabat habis oleh jaman. Sehingga tidak lagi berfikir bahwa mereka lahir dari seorang perempuan. Tidak ada penghargaan terhadap perempuan, sehingga perempuan kerap dianggap objek dan menjadi korban apapun.

Terkait dengan kasus penjambretan yang kerap berulang dan korbannya adalah perempuan, Nona meminta Polisi untuk meningkatkan patroli.

“Mengapa Patroli tidak seintens saat PON dan Peparnas, jika saat PON semua pasukan didatangkan hingga pasukan berani mati, mengapa selesai PON dan Peparnas seakan kita masyarakat disuruh berpikir sendiri dan menjamin keselamatan diri sendiri,” bebe

Secara terpisah, Kapolsek Heram Iptu Frangki Rumbiak mengatakan, sepanjang Desember 2021, ada 11 kasus jambret yang terjadi di wilayah hukumnya dengan korban rata-rata adalah perempuan.

Baca Juga :  Berjalan Tanpa Kendala, Gunakan HP Android Untuk Ujian Online

Dikatakan, dalam kasus jambret, sebagian para korban tidak mau dimintai keterangan atau melapor dengan alasan takut.

“Jika terjadi jambret atau apapun, jangan takut melapor ke Polisi. Sehingga kami bisa menindak lanjuti laporan tersebut,” ucap Kapolsek kepada Cenderawasih Pos.

Terkait dengan kasus jambret yang terjadi di wilayah hukumnya, Kapolsek mengaku sudah melakukan pengejaran terhadap para pelaku dan melakukan lidik setiap harinya. Anggota juga meningkatkan patroli.

“Kelompok ini punya sindikat dan mendiami wilayah Heram, kami sedang mendalaminya. Mereka kerap manfaatkan wilayah tertentu untuk melakukan aksi kejahatan,” kata Kapolsek.

Dikatakan Kapolsek, 11 kasus tersebut rata-rata terjadi di wilayah Buper dengan TKP yang berbeda yakni TKP di Buper arah ke Sentani, kolam IPDN, jalan turun Bunda Maria, perumahan Pemda. Ketika ada jeda waktu yang sepi, pelaku manfaatkan itu.

“Dari 11 kasus ini, satu korbannya meninggal dunia. Selain itu, ada beberapa pelakunya sudah kami amankan,” pungkasnya. (fia/nat)

Hingga Pertengahan Desember, 11 Kasus Jambret Terjadi di Heram

JAYAPURA-Kota Jayapura mulai tak aman untuk perempuan, beberapa hari terakhir, perempuan menjadi korban penjambretan di wilayah Buper, Distrik Heram. Terakhir, korbannya meninggal dunia pasca dijambret.

Data dari Kepolisian, sepanjang Desember tahun 2021. Terdapat 11 kasus penjambretan di wilayah hukum Polsek Heram yang korbannya rata-rata perempuan.

Direktur LBH Apik Jayapura Nur Aida Duwila mengatakan, perempuan bukan hanya menjadi korban kekerasan seksual, melainkan juga penindasan dalam bentuk lain seperti penjambretan.

“Sejak beberapa bulan belakangan ini, Kota Jayapura bisa dikatakan tidak aman dan nyaman untuk perempuan. Apa sebenarnya yang terjadi hingga seperti ini, perempuan selalu menjadi korban dan menjadi objek,” kata Nona kepada Cenderawasih Pos, Selasa (14/12).

Lanjut Nona, kekerasan dengan korban perempuan menandakan belum adanya kesadaran hukum dari masyarakat untuk melihat perempuan diposisi yang sama dengan laki-laki. Dengan adanya kejadian ini, Nona meminta ada peningkatan keamanan kepada masyarakat terutama perempuan.

Nona juga menegaskan, ketika korbannya adalah perempuan, masyarakat tidak boleh berstatmen “Makanya jadi perempuan jangan keluar malam”.

Baca Juga :  Pasar Entrop Bukan Tempat Kos dan Penyimpanan Miras Ilegal

“Tidak boleh ada statmen makanya jadi perempuan jangan keluar malam, ini salah besar. Sebab, jambret juga terjadi di siang hari, Negara diwajibkan hadir untuk melakukan pengamanan melindungi perempuan,” tegasnya.

Menurut Nona, mulai hilangnya kesadaran hukum anak anak, terbabat habis oleh jaman. Sehingga tidak lagi berfikir bahwa mereka lahir dari seorang perempuan. Tidak ada penghargaan terhadap perempuan, sehingga perempuan kerap dianggap objek dan menjadi korban apapun.

Terkait dengan kasus penjambretan yang kerap berulang dan korbannya adalah perempuan, Nona meminta Polisi untuk meningkatkan patroli.

“Mengapa Patroli tidak seintens saat PON dan Peparnas, jika saat PON semua pasukan didatangkan hingga pasukan berani mati, mengapa selesai PON dan Peparnas seakan kita masyarakat disuruh berpikir sendiri dan menjamin keselamatan diri sendiri,” bebe

Secara terpisah, Kapolsek Heram Iptu Frangki Rumbiak mengatakan, sepanjang Desember 2021, ada 11 kasus jambret yang terjadi di wilayah hukumnya dengan korban rata-rata adalah perempuan.

Baca Juga :  Perlu Adanya Tim Pencari Fakta

Dikatakan, dalam kasus jambret, sebagian para korban tidak mau dimintai keterangan atau melapor dengan alasan takut.

“Jika terjadi jambret atau apapun, jangan takut melapor ke Polisi. Sehingga kami bisa menindak lanjuti laporan tersebut,” ucap Kapolsek kepada Cenderawasih Pos.

Terkait dengan kasus jambret yang terjadi di wilayah hukumnya, Kapolsek mengaku sudah melakukan pengejaran terhadap para pelaku dan melakukan lidik setiap harinya. Anggota juga meningkatkan patroli.

“Kelompok ini punya sindikat dan mendiami wilayah Heram, kami sedang mendalaminya. Mereka kerap manfaatkan wilayah tertentu untuk melakukan aksi kejahatan,” kata Kapolsek.

Dikatakan Kapolsek, 11 kasus tersebut rata-rata terjadi di wilayah Buper dengan TKP yang berbeda yakni TKP di Buper arah ke Sentani, kolam IPDN, jalan turun Bunda Maria, perumahan Pemda. Ketika ada jeda waktu yang sepi, pelaku manfaatkan itu.

“Dari 11 kasus ini, satu korbannya meninggal dunia. Selain itu, ada beberapa pelakunya sudah kami amankan,” pungkasnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya