Kapolres: Wajar Ribut-Ribut Sedikit Karena Habis Miliaran Rupiah
MERAUKE- Kepolisian resor Merauke menggelar simulasi pencoblosan dan penanganan keributan pasca penghitungan suara di TPS di lapangan apel Mapolres Merauke, kemarin. Simulasi ini dibuat seperti pada saat pencoblosan 9 Desember mendatang. Dimana ada petugas KPPS dari KPU Merauke, Bawaslu, Linmas.

Para pemilih juga menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa tangan dibungkus dengan kantong plastik putih yang disiapkan di TPS. Sebelum masuk ke TPS, terlebih dahulu cuci tangan, kemudian ukur suhu lalu menulis nama kemudian antri di kursi yang disediakan.
Kemudian para pemilih menunggu panggilan untuk mendapatkan surat suara, lalu masuk ke bilik suara untuk memilih salah satu pasangan calon kemudian memasukkan ke dalam kotak suara. Setelah memilih kemudian tangan diberi tinta oleh petugas KPPS.
Sementara bagi pemilih yang saat diukur suhu tubuhnya di atas 37 derajat celcius, maka diberikan bilik khusus di luar TPS yang disiapkan. Dari simulasi ini, pada saat pencoblosan semuanya berjalan dengan aman dan lancar. Namun saat masuk ke dalam penghitungan suara, mulai terjadi keributan antar pendukung.
Apalagi mengetahui orang yang didukung kalah di TPS tersebut, sehingga terjadi kekacauan dimana kursi dan bilik suara jadi sasaran massa. Polisi yang melakukan pengamanan sudah berusaha menenangkan, namun massa semakin banyak dan bringas dengan mulai melakukan pelemparan. Akhirnya dari Markas Komdando menurunkan PHH untuk membubarkan massa tersebut.
Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangani, M.Hum menjelaskan bahwa tujuan dari simulasi ini untuk melihat dimana kekurangan yang perlu dievaluasi saat kejadian itu benar terjadi nanti. “Dengan simulasi ini kita akan melihat kekurangan dan tingkat kesalahan. Jadi bukan untuk berakting. Apakah kita pantas menggunakan pentungan atau cukup dengan tameng. Tindakan apa selanjutnya yang harus kita lakukan jika terjadi seperti itu. Ini kan kita bersaudara. Wajarlah kalau ribut-ribut sedikit, karena mereka sudah habis berapa miliar. Mereka punya sengketa politik silakan. Ribut-ribut boleh tapi kalau boleh jangan lempar batu,” tandas Kapolres.
Sementara itu Komisioner KPU Kabupaten Merauke Syahmuhar Zein menyampaikan terima kasih kepada Kapolres dan jajaran yang telah menggelar simulasi ini. Karena menurutnya, simulasi ini pertama memberikan edukasi pendidikan politik kepada masyarakat.
“Kedua seperti yang pak Kapolres sampaikan tadi, sehingga kami yakin dan percaya kepolisian dan TNI akan memback up pelaksanaan Pilkada ini. Sehingga kami harap, masyarakat datang ke TPS menggunakan hak pilihnya pada 9 Desember. Jangan takut,’’ tandasnya. (ulo/tri)