
MERAUKE-Sebanyak 11 kampung di Distrik Waan pada Rabu 12 Februari 2020 dilaporkan mengalami banjir rob. Banjir rob yang dialami oleh kampung-kampung di Distrik Waan tersebut sudah menjadi musibah tahunan. Adanya banjir rob yang dialami warga di Distrik Waan tersebut seperti yang dilaporkan Kepala Distrik Waan Esibius Efraim Kaize didampingi anggota Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat.
Kadistrik Esibius Efraim Kaise mengungkapkan air pasang rob ini disertai dengan angin kencang dari laut barat daya. Meski tidak ada korban jiwa, namun tanaman masyarakat berupa umbi-umbian yang menjadi bahan makanan masyarakat setempat di 11 kampung tersebut terendam air laut, sehingga dipastikan akan layu dan rusak yang menurut Kadistrik dibutuhkan waktu sekitar 1 bulan baru tanaman masyarakat normal kembali.
Karena itu, lanjut dia, selama pemulihan tanaman tersebut masyarakat dipastikan mengalami kekurangan pangan. “Sebagai langkah antisipatif kekurangan pangan di masyarakat, kami mohon kepada Bupati Merauke untuk dapat membantu bahan pangan berupa beras di 11 distrik untuk bisa bertahan hidup sampai tanaman warga normal kembali,’’ katanya.
Bupati Merauke Frederikus Gebze, menjelaskan bahwa selama 1 tahun pemerintahan di Distrik Waan, hanya 4 bulan pemerintahan bisa berjalan normal dikarenakan berhadapan langsung dengan Australia dan laut yang terbentang, sehingga setiap tahun sudah pasti akan kena banjir rob yang ketinggiannya berbeda setiap tahunnya.
Terkait dengan itu, menurut Bupati Frederikus Gebze, sejak bulan Januari 2020 pihaknya sudah menyediakan beras dan kebutuhan lainnya. Namun saat itu tidak langsung dikirim ke sana karena masih tunggu kebutuhan apa lainnya yang dibutuhkan, supaya apa yang dialami warga di Waan tersebut bisa ditangani.
“Jadi untuk bahan pangan untuk warga kita yang ada di sana kita sudah siapkan, karena kejadian tersebut sudah rutin terjadi setiap tahunnya,’’ jelasnya.
Bupati Frederikus Gebze membantah jika pemerintah daerah dianggap terlambat mengantisipasi. ‘’Kalau dibilang terlambat, kenapa sejak bulan Januari sudah kita siapkan,’’ katanya.
Soal relokasi warga ke tempat yang lebih aman, menurut bupati untuk relokasi tersebut dikembalikan kepada masyarakat. “Untuk relokasi itu harus datang dari masyarakat dulu. Karena mereka yang mengenal daerah tersebut. Karena banyak juga yang sudah kita relokasi, contohnya dari Batu Merah ke Kalilam,” tambahnya. (ulo/tri)