JAYAPURA-Dalam peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2025, Provinsi Papua mencatatkan jumlah HIV-AIDS hingga Juni 2025 sebanyak 23.563, dengan jumlah yang meninggal dunia mencapai 1.921 orang.
Dengan jumlah tersebut, persebaran tertinggi ada di Kota Jayapura yakni 9.816 kasus, disusul Kabupaten Jayapura sebanyak 6.101, Kabupaten Biak Numfor 3.445, Kepulauan Yapen 2.767, Kabupaten Keerom 551 kasus, Sarmi 243, Waropen 298 dan Supiori 253 dan paling kecil Mamberamo Raya 89.
Gubernur Papua, Matius D Fakhiri mengatakan, satu nyawa orang Papua sangat berarti bagi kita di Provinsi Papua. “Satu nyawa orang Papua sangat berarti bagi kita di Provinsi Papua, kita semua yang ada di Provinsi Papua wajib hukumnya untuk melakukan langkah-langkah yang berakhlak,” tegas gubernur pada Peringatan Hari AIDS Sedunia, di Gedung Sasana Krida, Kantor Gubernur Papua, Senin (1/12).
Ia pun mengingatkan untuk menghindari hal-hal yang mudah terkena dampaknya seperti menggunakan narkoba dan minuman keras yang berarah pada hubungan seks bebas. “Kalau tidak bisa tahan, maka gunakan kondom, supaya jangan tersebar ke mana-mana,” sambungnya.
Pihaknya akan melakukan intervensi membantu KPA yang ada di kabupaten/kota untuk melakukan hal-hal pencegahan, dan melalui volunteer akan mengedukasi masyarakat untuk datang berobat dan melakukan kontrol.
Gubernur mengatakan, beban epidemi HIV di Papua masih cukup tinggi, sehingga kondisi ini menuntut langkah-langkah percepatan yang tidak hanya fokus pada penanganan medis, tetapi juga perubahan perilaku, penguatan edukasi serta pendekatan sosial budaya yang sesuai dengan karakter masyarakat Papua.
“Karena itu, Pemerintah Provinsi Papua menetapkan penanggulangan HIV-AIDS sebagai program prioritas gubernur dan wakil gubernur, yang dimulai sejak 100 hari kerja pertama pemerintahan,” ujarnya.