Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari menjelaskan bahwa trend kasus HIV-AIDS tahun ini meningkat drastis dibandingkan dua tahun sebelumnya. "Untuk tahun 2022, HIV 450 kasus dan AIDS 193 total 643, tahun 2023, HIV 711 dan AIDS 79 total 790 kasus sedangkan tahun ini, HIV 895 dan AIDS 383 dengan total 1.278 kasus," ujar Ni Nyoman Sri Antari saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos di ruangan kerjanya, Kamis (13/2).
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang di Sentani, Selasa, mengatakan tahun lalu pihaknya mendapati sebanyak 484 kasus warga positif HIV AIDS. “Penularan HIV AIDS bisa terjadi karena beberapa faktor di antaranya berhubungan seks dan berganti-ganti jarum suntik,” katanya.
Menurut Binton Nainggolan, angka kasus HIV Aids di Kota Jayapura saat ini masih sangat tinggi dimana data per Juni 2024, tercatat kurang lebih 8.145 kasus HIV Aids di Kota Jayapura.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jayapura, Papua terus melakukan pencegahan penyebaran HIV/AIDS di kalangan pelajar setempat. Sekretaris KPA Kota Jayapura Binton Nainggolan di Jayapura, Rabu, mengatakan penyebaran HIV/AIDS di kalangan pelajar, khususnya pada usia sekolah jenjang SMP-SMA sudah berlangsung sejak 12 tahun silam.
Dirinya bahkan tidak kaget ketika mendengar informasi tersebut. Menurut dia, berdasarkan hasil survei 12 tahun lalu dari PBB, Kota Jayapura sudah masuk populasi umum untuk penyebaran HIV-AIDS, dan bukan hanya di kalangan beresiko tinggi.
Penyebaran HIV AIDS sendiri lebih banyak terjadi melalui hubungan seks berisiko. Dan setelah Tanjung Elmo ditutup, aktifitas seks tidak resmi masih terjadi dan liar. Sedangkan untuk Kota Jayapura sendiri tak lepas dari praktek prostitusi yang kian marak di tempat hiburan malam (THM) yang ada di kota Jayapura. Terkait ini Binton tak memungkiri.
"Tetap kita pantau apa yang mereka lakukan selama satu tahun. Akhirnya pada tahun ini, kita melakukan sesuai dengan rencana dari KPA seizin dari PJ Walikota Jayapura, selaku ketua KPA kota Jayapura, melakukan pelatihan penyegaran kepada konselor yang sudah kita latih pada sebelumnya," kata Binton Nainggolan
Salah satu Pemateri Jheyz Poatu menyatakan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman generasi muda tentang risiko HIV/AIDS, metode pencegahan yang efektif, serta urgensi memberikan dukungan kepada individu yang terjangkit, sehingga pentingnya edukasi dini dalam upaya memerangi penyebaran HIV/AIDS.
Apa yang dikatakan oleh Pendeta Isak Deda ini sebenarnya bentuk keprihatinannya terkait dengan fenomena yang terjadi di belakangan ini, di mana telah menimpa anak-anak muda Papua terutama di Kota Jayapura. Dia mencontohkan dari data yang diterima pihaknya baru-baru ini dari 1000 remaja di Kota Jayapura lulusan SMA yang dites kesehatannya, ada sekitar 150-an siswi yang sudah tidak perawan dan menderita HIV-AIDS.
Masalah penularan HIV/AIDS di Kota Jayapura belakangan ini sudah menjadi perhatian serius dari pemerintah kota Jayapura. Karena itu dengan melihat data kasus yang terjadi belakangan ini Pemerintah Kota Jayapura segera menggelar rapat kerja daerah yang khusus membahas mengenai penanganan HIV/AIDS di kota Jayapura.