Mendengar Cerita Keluarga Almarhum Irene Sokoy, Ibu Hamil yang Meninggal bersama Calon Bayinya
Kabar duka itu datang dari Kampung Hobong. Salah satu kampung di Kabupaten Jayapura. Kabar yang menghentak nurani bagi siapapun yang mendengar cerita ini. Cerita yang menjadi ironi wajah kesehatan di Papua yang bertepatan dengan Hari Otsus
Laporan: Yohana_Kabupaten Jayapura
Di Kampung Hobong, di tepi Danau Sentani yang tenang, duka masih menyelimuti rumah keluarga Sokoy Kabey. Di sana, sebuah tenda biru dan kursi-kursi kosong di beranda menjadi pengingat bisu tentang sosok perempuan yang selama ini menghidupi keluarganya dengan tawa, kerja keras, dan ketegaran.
Irene Sokoy, ibu dua anak yang tengah menanti kelahiran buah hati ketiganya. Namun sayangnya belum sempat memeluk sang bayi, ia dan bayinya harus meninggal dengan cara tragis. Irene Sokoy, seorang ibu yang dalam keadaan hamil besar akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya karena tak tertangani medis. Disaat jabang bayi berada di pintu rahim ia masih harus menunggu dan bertahan karena sebuah prosedur.
Prosedur pelayanan kesehatan di ibukota provinsi tak mampu menolong Irene. Ia kalah, dan menjadi korban prosedur pelayanan sejumlah rumah sakit. Empat rumah sakit yang ia datangi tak menolongnya. Irene berpulang bersama sang calon bayi di perutnya. Tangispun pecah mengalahkan raungan sirine ambulans yang terus melaju sambil bermanuver. Ambulans yang mencoba mengantarnya ke rumah sakit kelima malam itu.
Genggaman erat sang suami, Neil Castro Kabey semakin kuat ketika sang istri mulai menjerit di tengan nafas yang dipaksa memburu namun justru tersengal-sengal. Namun tangisan dan dan teriakan itu dan menolong. Tubuh Irene membeku. Bahkan alat pacu jantung juga tak mampu mengubrisnya.
Irene menjadi cerita dan potret buram wajah pelayanan kesehatan di Papua. Provinsi yang mendapat gelontoran dana Otsus. Dana yang berisi DNA soal kesehatan masyarakat Papua sesuai amanahnya.
Cenderawasih Pos mencoba mendatangi rumah duka di Hobong, Sentani. Disini terasa sekali suasana duka. Banyak warga duduk di pelataran rumah. Rumah-rumah bercat biru putih berdiri rapi mengelilingi Danau Sentani yang tenang seolah ikut menyimpan pilu yang menyelimuti kampung kecil itu. Di depan dermaga, beberapa batu nisan terlihat berjajar.
Di antara mereka, satu gundukan tanah masih tampak baru, dipenuhi rangkaian bunga kertas yang warnanya cerah namun terasa muram. Disanalah Irene Sokoy disemayamkan. Wanita kelahiran Januari 1994 ini terbaring untuk selamanya. Ayah mertua Irene, Abraham Kabey, berdiri tepat disisi kubur sambil menggenggam tangan kedua cucunya, Yohan Kalvin Kabey (11) dan Alfonsina Ivon Kabey (6).