JAYAPURA – Dari pembukaan Forum Group Discution yang dilakukan guna Peningkatan Kinerja PBPH Tahun 2025 terungkap jika selama ini masih ada target-target yang lost. Dikatakan secara kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih rendah. Hingga terakhir angka PNBP untuk sektor kehutanan masih berkisar Rp 18 miliar. Sementara yang ditargetkan oleh pemerintah pusat adalah Rp 60 miliar.
“Padahal dibanding dengan potensi memang tidak seimbang. Target terlalu tinggi dan beberapa kali rapat kami sudah sampaikan masalahnya,”beber Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah XVII Jayapura, Safruddin Jen. Bicara produksi dikatakan saat ini banyak pelaku usaha hanya memproduksi yang namanya Merbau atau kayu besi dan itu bukan mix.
“Hasil evaluasi kami seperti itu, kendaraan ada namun peralatan hanya ala kadarnya,” jelas Jen.
Dikatakan jika pengelolaan atau pemanfaatan dikolaborasi dengan jenis mix tentu akan memberi hasil maksimal. Namun karena kebanyakan hanya bermain di Merbau maka yang dijual cuma itu,” katanya.
Jen menambahkan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan informasi awal terkait kondisi di lapangan. Ada yang menyinggung pasar namun menurutnya yang lebih tepat adalah menyangkut coast.
“Namun menurut analisa kami lebih tepat coast dimana lokasi penebangan cukup jauh sehingga alat masih harus dibawa ke dalam dan tidak kuat karena ini masalah teknologi atau alat,” tambahnya.
JAYAPURA – Dari pembukaan Forum Group Discution yang dilakukan guna Peningkatan Kinerja PBPH Tahun 2025 terungkap jika selama ini masih ada target-target yang lost. Dikatakan secara kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih rendah. Hingga terakhir angka PNBP untuk sektor kehutanan masih berkisar Rp 18 miliar. Sementara yang ditargetkan oleh pemerintah pusat adalah Rp 60 miliar.
“Padahal dibanding dengan potensi memang tidak seimbang. Target terlalu tinggi dan beberapa kali rapat kami sudah sampaikan masalahnya,”beber Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah XVII Jayapura, Safruddin Jen. Bicara produksi dikatakan saat ini banyak pelaku usaha hanya memproduksi yang namanya Merbau atau kayu besi dan itu bukan mix.
“Hasil evaluasi kami seperti itu, kendaraan ada namun peralatan hanya ala kadarnya,” jelas Jen.
Dikatakan jika pengelolaan atau pemanfaatan dikolaborasi dengan jenis mix tentu akan memberi hasil maksimal. Namun karena kebanyakan hanya bermain di Merbau maka yang dijual cuma itu,” katanya.
Jen menambahkan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan informasi awal terkait kondisi di lapangan. Ada yang menyinggung pasar namun menurutnya yang lebih tepat adalah menyangkut coast.
“Namun menurut analisa kami lebih tepat coast dimana lokasi penebangan cukup jauh sehingga alat masih harus dibawa ke dalam dan tidak kuat karena ini masalah teknologi atau alat,” tambahnya.