Tuesday, October 28, 2025
26.1 C
Jayapura

Dipicu Pesan Hoaks, 41 Pelajar Diamankan

“Anak-anak Harus Tandatangani Surat Pernyatan, JIka Terulang Akan Ditindak Tegas.”Kapolres Jayapura

SENTANI – Dipicu oleh pesan hoaks yang beredar di grup WhatsApp, para pelajar dari SMA Negeri 1 Sentani dan SMK Negeri 1 Sentani terlibat dalam aksi tawuran antarpelajar.
Peristiwa tersebut sudah berlangsung sejak Selasa (21/10) lalu. Meski sebelumnya sempat dibubarkan, ketegangan kembali terjadi hingga berujung pada aksi saling serang antar kedua sekolah.

Akibatnya, sebanyak 41 pelajar diamankan oleh aparat kepolisian di Halaman Polsek Sentani Kota, terdiri atas 34 pelajar SMK N 1 Sentani dan 7 pelajar SMA N 1 Sentani.
Saat dilakukan penggeledahan, polisi menemukan sejumlah senjata tajam yang telah disiapkan para pelajar, di antaranya sebilah parang sepanjang 1 meter, ketapel lengkap dengan batu dan kelereng, serta sebilah pisau kecil. Seluruh barang bukti tersebut langsung diamankan.

Baca Juga :  Pemerintah Harus Berdayakan Pengusaha OAP

Sebagai bentuk pembinaan, para pelajar diberi hukuman fisik seperti jalan jongkok, push-up, hormat bendera, serta latihan baris-berbaris. Mereka juga mendapat pengarahan langsung dari Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay, S.I.K., serta Wakil Bupati Jayapura.

Kapolres Umar Nasatekay mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi anak-anak mereka dan menandatangani surat pernyataan bermeterai sebagai jaminan agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. ”Orang tua yang memiliki anak-anak harus menandatangani surat pernyataan. Jika hal ini terulang lagi, kami akan tindak tegas,” tegasnya kepada wartawan, Jumat (24/10).

Kapolres juga mengingatkan para pelajar agar tidak mudah terprovokasi oleh pesan-pesan hoaks di media sosial karena tindakan tersebut dapat merugikan banyak pihak, termasuk diri mereka sendiri.

Baca Juga :  Caleg Diminta Jaga Ketertiban Selama Masa Kampanye

Sementara itu, Kapolsek Sentani Kota AKP Sunardi menuturkan, bahwa tawuran ini telah berlangsung selama tiga hari dan dipicu oleh informasi palsu yang beredar di media sosial. “Informasi hoaks antar sekolah memicu kemarahan pelajar yang akhirnya berujung pada aksi saling serang,” ujarnya.

“Anak-anak Harus Tandatangani Surat Pernyatan, JIka Terulang Akan Ditindak Tegas.”Kapolres Jayapura

SENTANI – Dipicu oleh pesan hoaks yang beredar di grup WhatsApp, para pelajar dari SMA Negeri 1 Sentani dan SMK Negeri 1 Sentani terlibat dalam aksi tawuran antarpelajar.
Peristiwa tersebut sudah berlangsung sejak Selasa (21/10) lalu. Meski sebelumnya sempat dibubarkan, ketegangan kembali terjadi hingga berujung pada aksi saling serang antar kedua sekolah.

Akibatnya, sebanyak 41 pelajar diamankan oleh aparat kepolisian di Halaman Polsek Sentani Kota, terdiri atas 34 pelajar SMK N 1 Sentani dan 7 pelajar SMA N 1 Sentani.
Saat dilakukan penggeledahan, polisi menemukan sejumlah senjata tajam yang telah disiapkan para pelajar, di antaranya sebilah parang sepanjang 1 meter, ketapel lengkap dengan batu dan kelereng, serta sebilah pisau kecil. Seluruh barang bukti tersebut langsung diamankan.

Baca Juga :  Caleg Diminta Jaga Ketertiban Selama Masa Kampanye

Sebagai bentuk pembinaan, para pelajar diberi hukuman fisik seperti jalan jongkok, push-up, hormat bendera, serta latihan baris-berbaris. Mereka juga mendapat pengarahan langsung dari Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay, S.I.K., serta Wakil Bupati Jayapura.

Kapolres Umar Nasatekay mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi anak-anak mereka dan menandatangani surat pernyataan bermeterai sebagai jaminan agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. ”Orang tua yang memiliki anak-anak harus menandatangani surat pernyataan. Jika hal ini terulang lagi, kami akan tindak tegas,” tegasnya kepada wartawan, Jumat (24/10).

Kapolres juga mengingatkan para pelajar agar tidak mudah terprovokasi oleh pesan-pesan hoaks di media sosial karena tindakan tersebut dapat merugikan banyak pihak, termasuk diri mereka sendiri.

Baca Juga :  Pemkab Pastikan Tidak Lagi Usulan Data ke Pusat

Sementara itu, Kapolsek Sentani Kota AKP Sunardi menuturkan, bahwa tawuran ini telah berlangsung selama tiga hari dan dipicu oleh informasi palsu yang beredar di media sosial. “Informasi hoaks antar sekolah memicu kemarahan pelajar yang akhirnya berujung pada aksi saling serang,” ujarnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/