Friday, April 25, 2025
24.7 C
Jayapura

Beragam Baju Adat Berbagai Suku Digunakan Saat Berkantor Sehari Penuh

Gubernur Papua Instruksikan ASN Pemprov Gunakan Pakaian Adat untuk Peringati Hari Kartini

Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April lumrah dirayakan oleh hampir sebagian para perempuan Indonesia dengan berkebaya termasuk di lingkungkan Pemprov Papua. Ada pesan nasionalisme dan bangga pada kebudayaan Indonesia yang tersirat sembari merayakan sosok Kartini. Lantas bagaimana Hari Kartini di Provinsi Papua ?

Laporan: Elfira-Jayapura

Tradisi memakai kebaya sepertinya sudah sangat melekat pada perayaan Hari Kartini sejak era presiden pertama RI Soekarno. Dialah yang secara resmi menetapkan 21 April, yang adalah tanggal lahir Raden Ajeng Kartini (1879-1904), sebagai Hari Kartini, berdasarkan Keppres No. 108 Tahun 1964.

  Untuk memperingati Hari Kartini, Pemerintah Provinsi Papua keluarkan instruksi terkait penggunaan pakaian adat beserta aksesori masing-masing daerah, pada Selasa (22/4), di lingkungan tempat kerja masing-masing.

  Instruksi Gubernur Nomor : 01/Instruksi Gub/2025 tanggal 11 April 2025 ini diberlakukan kepada semua Forkopimda, pimpinan pemerintahan/non pemerintahan serta BUMN/BUMD yang ada di Papua.

   Menyikapi instruksi tersebut, pegawai di 40 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov kompak menggunakan pakaian adat mereka masing-masing sehari penuh saat bekerja.

Ada yang menggunakan pakaian adat Papua Barat, Papua, Batak, Makassar, Maluku, Jawa, bahkan ada yang berkebaya.

   Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Papua, Debora Solossa datang ke kantor dengan menggunakan baju adat yang berasal dari tanah kelahirannya di Maybrat, Papua Barat. Ibu dua anak ini menggunakan pakaian adat Maybrat lengkap dengan aksesori seperti ikat kepala,  selempang, dan noken.

Baca Juga :  Buat Batik Ciprat dan Tulis, Tembus Pasar Mancanegara

   Kata Debora, semua pegawai di Biro Pengadaan wajib menggunakan pakaian adat mereka masing-masing sebagaimana Instruksi Gubernur dalam rangka peringatan Hari Kartini.

“Peringatan Kartini menjadi penting. Sebab jika tidak, maka tidak ada perempuan-perempuan hebat atau generasi cerdas yang memadai hingga melahirkan generasi yang luar biasa bagi bangsa ini,” ungkap Debora, Selasa (22/4).

  Memaknai Hari Kartini, Debora mengaku bangga menjadi seorang perempuan yang memiliki kodrat yang luar biasa. Selain menjadi ibu yang melahirkan generasi, namun bisa berkarya dan sejajar dengan perempuan Indonesia lainnya.

   Bahkan, Debora Salosa, perempuan Papua yang pernah meraih penghargaan peringkat pertama tingkat nasional sebagai Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa (UKPBJ) beprestasi.

Penghargaan ini diberikan saat Rapat Koordinasi SDM dan Kelembagaan PBJ oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) di Jakarta, Kamis (10/10/2024).

  “Jadi tidak ada kata perempuan tidak bisa berkarya, selagi kita punya hati dan niat, maka kita bisa berdiri untuk melahirkan karya bagi negeri ini,” ungkapnya.

  Bertepatan dengan Hari Kartini, ibu dua anak ini berharap Indonesia lebih baik di tengah kebijakan yang mengalami pergeseran. “Saya berharap kita lebih kuat menghadapi perubahan global yang berdampak pada  perubahan di Indonesia. Menjadi ASN yang siap mental menghadapi perubahan-perubahan  secara global, yang berdampak pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah,” ujarnya.

  Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Papua, Jeri Agus Yudianto mengatakan, 40 OPD di lingkungan Pemprov menjalankan instruksi gubernur. Hampir semua ASN pada OPD terkait menggunakan baju adat sesuai asal daerah mereka masing-masing.

Baca Juga :  Tahun 2022,  BPJS Kesehatan Gelontorkan Klaim  Rp 113,47 Triliun

   Termasuk Dinas Kominfo juga. Jeri sendiri mengaku menggunakan batik bercorak Papua yang dilengkapi aksesori lainnya seperti noken. “Namanya instruksi gubernur maka unsur di bawahnya harus mematuhinya. Bagi mereka yang tidak menggunakan dimungkinkan karena terlambat mendapat informasi atau kendala lainnya. Namun rata-rata setiap OPD menggunakan baju adat,” ungkapnya.

   Menurut Jeri, penggunaan baju merupakan salah satu bentuk apresiasi mengenang tokoh perempuan, pahlawan perjuangan. “Kartini adalah pahlawan yang memperjuangkan hak-hak perempuan, menjadikan pendidikan sebagai salah satu hal yang utama untuk merubah peradaban. Olah sebab itu, sudah selayaknya kita memperingatinya dengan cara menggunakan busana adat,” ujarnya.

  Sementara Plt. Asisten III Setda Papua, Johana Rumbiak menyebut RA Kartini adalah tokoh penting yang memperjuangkan kesetaraan perempuan. Ia membuka jalan agar perempuan Indonesia bisa sejajar dengan laki-laki dalam berbagai bidang.

   “Kita sudah melihat hasil perjuangannya. Perempuan kini bisa jadi pemimpin, politisi, hingga akademisi,” katanya.

   Ia pun mengajak semua elemen masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, untuk aktif berkontribusi membangun Papua. Menurutnya, potensi dan keahlian setiap orang harus dimanfaatkan demi kemajuan bersama. “Jadilah teladan bagi generasi muda. Kita semua punya peran membentuk masa depan Papua,” ungkapnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Gubernur Papua Instruksikan ASN Pemprov Gunakan Pakaian Adat untuk Peringati Hari Kartini

Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April lumrah dirayakan oleh hampir sebagian para perempuan Indonesia dengan berkebaya termasuk di lingkungkan Pemprov Papua. Ada pesan nasionalisme dan bangga pada kebudayaan Indonesia yang tersirat sembari merayakan sosok Kartini. Lantas bagaimana Hari Kartini di Provinsi Papua ?

Laporan: Elfira-Jayapura

Tradisi memakai kebaya sepertinya sudah sangat melekat pada perayaan Hari Kartini sejak era presiden pertama RI Soekarno. Dialah yang secara resmi menetapkan 21 April, yang adalah tanggal lahir Raden Ajeng Kartini (1879-1904), sebagai Hari Kartini, berdasarkan Keppres No. 108 Tahun 1964.

  Untuk memperingati Hari Kartini, Pemerintah Provinsi Papua keluarkan instruksi terkait penggunaan pakaian adat beserta aksesori masing-masing daerah, pada Selasa (22/4), di lingkungan tempat kerja masing-masing.

  Instruksi Gubernur Nomor : 01/Instruksi Gub/2025 tanggal 11 April 2025 ini diberlakukan kepada semua Forkopimda, pimpinan pemerintahan/non pemerintahan serta BUMN/BUMD yang ada di Papua.

   Menyikapi instruksi tersebut, pegawai di 40 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov kompak menggunakan pakaian adat mereka masing-masing sehari penuh saat bekerja.

Ada yang menggunakan pakaian adat Papua Barat, Papua, Batak, Makassar, Maluku, Jawa, bahkan ada yang berkebaya.

   Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Papua, Debora Solossa datang ke kantor dengan menggunakan baju adat yang berasal dari tanah kelahirannya di Maybrat, Papua Barat. Ibu dua anak ini menggunakan pakaian adat Maybrat lengkap dengan aksesori seperti ikat kepala,  selempang, dan noken.

Baca Juga :  Kalau Polisi Tak Patuh Perintah MK, Saya Akan Adukan Lagi

   Kata Debora, semua pegawai di Biro Pengadaan wajib menggunakan pakaian adat mereka masing-masing sebagaimana Instruksi Gubernur dalam rangka peringatan Hari Kartini.

“Peringatan Kartini menjadi penting. Sebab jika tidak, maka tidak ada perempuan-perempuan hebat atau generasi cerdas yang memadai hingga melahirkan generasi yang luar biasa bagi bangsa ini,” ungkap Debora, Selasa (22/4).

  Memaknai Hari Kartini, Debora mengaku bangga menjadi seorang perempuan yang memiliki kodrat yang luar biasa. Selain menjadi ibu yang melahirkan generasi, namun bisa berkarya dan sejajar dengan perempuan Indonesia lainnya.

   Bahkan, Debora Salosa, perempuan Papua yang pernah meraih penghargaan peringkat pertama tingkat nasional sebagai Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa (UKPBJ) beprestasi.

Penghargaan ini diberikan saat Rapat Koordinasi SDM dan Kelembagaan PBJ oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) di Jakarta, Kamis (10/10/2024).

  “Jadi tidak ada kata perempuan tidak bisa berkarya, selagi kita punya hati dan niat, maka kita bisa berdiri untuk melahirkan karya bagi negeri ini,” ungkapnya.

  Bertepatan dengan Hari Kartini, ibu dua anak ini berharap Indonesia lebih baik di tengah kebijakan yang mengalami pergeseran. “Saya berharap kita lebih kuat menghadapi perubahan global yang berdampak pada  perubahan di Indonesia. Menjadi ASN yang siap mental menghadapi perubahan-perubahan  secara global, yang berdampak pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah,” ujarnya.

  Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Papua, Jeri Agus Yudianto mengatakan, 40 OPD di lingkungan Pemprov menjalankan instruksi gubernur. Hampir semua ASN pada OPD terkait menggunakan baju adat sesuai asal daerah mereka masing-masing.

Baca Juga :  “Kalau Tidak Kasih Bantuan, Kasih Kerja Supaya Bisa Hidup Sejahtera”

   Termasuk Dinas Kominfo juga. Jeri sendiri mengaku menggunakan batik bercorak Papua yang dilengkapi aksesori lainnya seperti noken. “Namanya instruksi gubernur maka unsur di bawahnya harus mematuhinya. Bagi mereka yang tidak menggunakan dimungkinkan karena terlambat mendapat informasi atau kendala lainnya. Namun rata-rata setiap OPD menggunakan baju adat,” ungkapnya.

   Menurut Jeri, penggunaan baju merupakan salah satu bentuk apresiasi mengenang tokoh perempuan, pahlawan perjuangan. “Kartini adalah pahlawan yang memperjuangkan hak-hak perempuan, menjadikan pendidikan sebagai salah satu hal yang utama untuk merubah peradaban. Olah sebab itu, sudah selayaknya kita memperingatinya dengan cara menggunakan busana adat,” ujarnya.

  Sementara Plt. Asisten III Setda Papua, Johana Rumbiak menyebut RA Kartini adalah tokoh penting yang memperjuangkan kesetaraan perempuan. Ia membuka jalan agar perempuan Indonesia bisa sejajar dengan laki-laki dalam berbagai bidang.

   “Kita sudah melihat hasil perjuangannya. Perempuan kini bisa jadi pemimpin, politisi, hingga akademisi,” katanya.

   Ia pun mengajak semua elemen masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, untuk aktif berkontribusi membangun Papua. Menurutnya, potensi dan keahlian setiap orang harus dimanfaatkan demi kemajuan bersama. “Jadilah teladan bagi generasi muda. Kita semua punya peran membentuk masa depan Papua,” ungkapnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/