
MERAUKE-Uskup Agung Ambon yang juga sebagai Uskup Administrator Keuskupan Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC, menggelar misa Tahun Baru bersama Umat Keuskupan Agung Merauke di Gereja Katedral Merauke sekaligus open house di kediaman Uskup Agung Merauke, Jalan Raya Mandala Merauke, Rabu (1/1).
Hadir dalam open house tersebut adalah Wakapolda Papua Brigjen Polisi Drs Yakobus Marjuki, Danrem 174 ATW Brigjen TNI R. Agus Abdurrauf, SIP, Danlantamal XI Merauke Brigjen TNI (Mar) Lukman, ST, M.Si (Han), Danlanud Merauke Kolonel Pnb Deni Hasoloan Simanjuntak, Dandim 1707/Merauke Letkol Inf Eka Ganta Chandra, Sekda Kabupaten Merauke Drs Daniel Pauta dan sejumlah pejabat lainnya serta umat Katolik.
Selain open house, Uskup juga menggelar konferensi pers dengan wartawan. Sejumlah hal pokok disampaikan dalam jumpa pers tersebut. Diantaranya soal Natal bagi masyarakat Papua Selatan, dimana Uskup Mandagi menilai Natal sangat penting bagi masyarakat Papua Selatan.
Karena pesta kelahiran Yesus Kristus sebagai anak kecil di kandang Betlehem meneguhkan sikap masyarakat Papua Selatan. Kelembutan yang ditunjukkan oleh kelahiran Yesus menjadi sikap masyarakat Papua Selatan dalam menghadapi kekerasan sering terjadi di Papua.
“Berkaitan dengan pesan Natal ini, saya imbau pertama marilah kita selalu menyelesaikan masalah dalam hidup bukan dengan kekerasan, bukan angkat parang dan senjata, bukan mengadakan penghancuran. Khusus kepada aparat keamanan, Polisi dan tentara, hadapilah orang Papua dengan cinta, penghargaan kepada orang Papua dengan dialog bukan dengan kekerasan,’’ katanya.
Uskup memuji pendekatan yang dilakukan Kepolisian dan TNI seperti yang disampaikan Wakapolda dalam open house tersebut yakni pendekatan kesejahteraan. Terkait dengan pemilihan kepala daerah atau bupati untuk Merauke dan Boven Digoel, Uskup mengajak masyarakat di kedua daerah tersebut khususnya umat Katolik untuk memilih pemimpin yang bisa menjadi teladan.
“Kriteria pemimpin yang baik adalah menjadi contoh dan teladan. Karena kepemimpinan adalah teladan. Bagi saya, pilihlah pemimpin yang memberikan teladan. Kalau tidak memberikan teladan, jangan pilih, karena dia Cuma mau merusak kita. Tapi, tentu saja pilih pemimpin yang pakai otak. Jangan yang hanya pakai emosi. Karena dengan otak itu dia pakai untuk berpikir demi kemajuan daerah,’’ jelasnya.
Selain itu, lanjut Uskupo Mandagi adalah tentu saja calon pemimpin yang memiliki ahlak dan karakter serta peradaban. ‘’jangan pilih pemimpin yang peminum dan pemabuk, main perempuan dan sebagainya. Ppilihlah pemimpin yang baik. Kita bisa pilih contoh dari Presiden Jokowi. Lihat dia, bagi saya dia orangnya sederhana, sehingga orang mau kritik apa dengan beliau. Karena kepemiminan adalah keteladanan,’’ tandasnya. (ulo/tri)