Wednesday, October 23, 2024
24.7 C
Jayapura

BTM: Saya Tidak Pernah Anti Kritik!

JAYAPURA-Perjalanan Benhur Tomi Mano dalam maju sebagai  Calon Gubernur Papua Benhur Tomi Mano bersama  Wakil Gubernur Yermias Bisa memang tak pernah berjalan mulus. Keduanya selalu diterpa dengan berbagai cibiran, berupa keritikan bahkan hinaan hingga cacian dari lawan politiknya.

  Lawan politik saat ini selalu mencari cari kesalahan keduanya guna untuk menurunkan elektabilitas. Mulai dari masalah Persipura yang turun ke kasta liga dua, YB yang baru baru ini dituding menggunakan ijasah palsu, lalu baru-baru ini, BTM di dicecar oleh salah satu Akademisi Uncen.

   Meski kritikan dan hinaan ini terus bergulir, namun BTM mengaku tidak akan gentar. Bagi dia, kritik dan saran menjadi salah satu faktor penting dalam memwarnai perjalanan politiknya di tanah Papua.

  “Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang terus menjadi bagian dalam pesta demokrasi saat ini lewat kritik dan saran kepada saya,” ujarnya di Kantor Cepos, Senin (21/10).

Baca Juga :  Dishut LH  Kembangkan Sektor Usaha Hasil Hutan Bukan Kayu

  Diapun menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak anti kritik. Karena baginya, kritik adalah sesuatu yang baik dan membesarkannya selama menjadi Wali Kota Jayapura dua periode hingga maju Calon Gubernur Papua.

  “Saya tidak pernah anti kritik. Justru saya besar karena kritik, sehingga saya bisa memberikan kontribusi untuk Kota Jayapura dan Papua,” ujarnya.

  Karena itu, kritik yang dilontarkan olah lawan politiknya selama ini, sebagai bagian dari upaya untuk menguatkan langkahnya menuju Pilkada 2024.

  “Saya dihina dan dihujat, tidak apa. Ada yang bilang saya tidak berbuat apa-apa untuk Kota Jayapura, tidak apa-apa, hanya Tuhan yang tahu,” tuturnya.

   Lebih lanjut meski dikritik maupun saran selalu dilontarkan untuk dirinya selama ini, baik melalui media sosial maupun media mainstream, namun BTM justru menijadikan media sebagai rumah besarnya.

Baca Juga :  Ini Agenda Mensos di Jayapura

  “RRI sama Cepos ini rumah saya, meski saya selalu dikritik lewat Cepos maupun RRI selama ini, tapi saya tidak pernah menjauh dari kedua media ini,” tuturnya.

  Diapun mengaku keberhasilannya saat ini, tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya peran media. Sehingga diapun selalu merangkul setiap jurnalis yang ada di Kota Jayapura.

  “Saya besar karena media, oleh sebab itu saya tidak pernah menjauh apalagi bermusuhan dengan teman teman wartawan,” ujarnya. (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Perjalanan Benhur Tomi Mano dalam maju sebagai  Calon Gubernur Papua Benhur Tomi Mano bersama  Wakil Gubernur Yermias Bisa memang tak pernah berjalan mulus. Keduanya selalu diterpa dengan berbagai cibiran, berupa keritikan bahkan hinaan hingga cacian dari lawan politiknya.

  Lawan politik saat ini selalu mencari cari kesalahan keduanya guna untuk menurunkan elektabilitas. Mulai dari masalah Persipura yang turun ke kasta liga dua, YB yang baru baru ini dituding menggunakan ijasah palsu, lalu baru-baru ini, BTM di dicecar oleh salah satu Akademisi Uncen.

   Meski kritikan dan hinaan ini terus bergulir, namun BTM mengaku tidak akan gentar. Bagi dia, kritik dan saran menjadi salah satu faktor penting dalam memwarnai perjalanan politiknya di tanah Papua.

  “Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang terus menjadi bagian dalam pesta demokrasi saat ini lewat kritik dan saran kepada saya,” ujarnya di Kantor Cepos, Senin (21/10).

Baca Juga :  Minta Dibebaskan dari Segala Dakwaan

  Diapun menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak anti kritik. Karena baginya, kritik adalah sesuatu yang baik dan membesarkannya selama menjadi Wali Kota Jayapura dua periode hingga maju Calon Gubernur Papua.

  “Saya tidak pernah anti kritik. Justru saya besar karena kritik, sehingga saya bisa memberikan kontribusi untuk Kota Jayapura dan Papua,” ujarnya.

  Karena itu, kritik yang dilontarkan olah lawan politiknya selama ini, sebagai bagian dari upaya untuk menguatkan langkahnya menuju Pilkada 2024.

  “Saya dihina dan dihujat, tidak apa. Ada yang bilang saya tidak berbuat apa-apa untuk Kota Jayapura, tidak apa-apa, hanya Tuhan yang tahu,” tuturnya.

   Lebih lanjut meski dikritik maupun saran selalu dilontarkan untuk dirinya selama ini, baik melalui media sosial maupun media mainstream, namun BTM justru menijadikan media sebagai rumah besarnya.

Baca Juga :  Pemprov Papua sediakan ruangan pojok baca digital di Kantor Gubernur

  “RRI sama Cepos ini rumah saya, meski saya selalu dikritik lewat Cepos maupun RRI selama ini, tapi saya tidak pernah menjauh dari kedua media ini,” tuturnya.

  Diapun mengaku keberhasilannya saat ini, tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya peran media. Sehingga diapun selalu merangkul setiap jurnalis yang ada di Kota Jayapura.

  “Saya besar karena media, oleh sebab itu saya tidak pernah menjauh apalagi bermusuhan dengan teman teman wartawan,” ujarnya. (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya