
MERAUKE- Hari Santri Nasional tahun 2019 diperingati di halaman Masjid Al-Aqsa Merauke, Selasa (22/10) dengan mengusung tema, Santri Indonesia untuk perdamaian dunia. Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si yang menggunakan sarung saat bertindak sebagai Inspektur Upacara mengatakan, isu perdamaian diangkat berdasarkan fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian.
‘’Isu perdamaian ini diangkat berdasarkan fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian,’’ kata bupati Frederikus Gebze membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia.
Pesantren, lanjutnya merupakan tempat menyamai ajaran islam sebagai Rahmatan-lil-alamin , Islam ramah dan moderat dalam beragama. Sikap moderat dalam beragama, lanjutnya, sangat penting dalam masyarakat yang plural dan multi kultural. “Dengan cara seperti inilah keagamaan dapat disikapi dengan bijak dan toleransi dan keadilan dapat terwujud,’’ katanya.
Dikatakan, semangat ajaran inilah yang dapat menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia. “Ada beberapa alasan mengapa pesantren dikatakan layak disebut laboratorium perdamaian. Pertama, adanya kesadaran harmoni beragama dan berbangsa. Perlawanan kultural di masa penjajahan, perebutan kemerdekaan, pembentukan dasar negara, tercetusnya resolusi jihad 1945 sampai hari ini komitmen santri sebagai pencinta tanah air tidak kunjung pudar. Karena mereka masih berpegang pada kaidah cintai tanah air sebagai bagian dari iman,’’ terangnya.
Sementara itu, Ketua Nahdatul Ulama Kabupaten Merauke A. Riduwan, S.Sos, M.Pd menjelaskan bahwa peringatan Santri yang digelar ini merupakan yang kedua kalinya setelah dilaksanakan tahun 2018 lalu. “Kami yang diberikan tanggung jawab dari Kementerian Agama Pusat maupun PBNU Jakarta melaksanakan peringatan hari Santri 2019 ini. Kemarin, kami sudah melaksanakan istiqosah akbar di Masjid Raya Al-Aqsa Merauke dengan peserta lebih dari 900 orang dilanjutkan dengan pembacaaan salawat Narawiah yang dibaca 1 miliar seluruh Indonesia danm untuk Merauke sampai tadi malam itu sudah mencapai 235.000 salawat Narawiah yang bertujuan untuk keselamatan bangsa Indonesia terutama di Papua yang baru-baru dilanda kerusuhan dan berbagai konflik yang berbeda-beda. Mudah-mudahan seluruh konflik tersebut segera berakhir terutama di Papua,’’ katanya.
Ia juga berharap dengan hari santri tersebut dapat mengetuk hati semua orang bahwa sesungguhnya di tangan santrilah bangsa Indonesia dan di tangan santri karena Indonesia yang besar. ‘’Maka dibutuhkan orang-orang Indonesia yang punya iman dan takwa. bukan hanya orang-orang pintar. Orang pintar kalau tidak benar, akan merusak negeri ini. Yang dibutuhkan adalah orang yang beriman dan bertaqwa maka insya Allah akan benar. Nahdatul Ulama siap membina generasi muda Nahdatul Ulama dalam rangka menjaga NKRI ini,’’ pungkasnya. (ulo/tri)